Friday, 1 April 2022

133 Sepanjang Hidup Memetik Manfaat Dari Didikan Guru

Cerita Budi Pekerti 133

Sepanjang Hidup Memetik Manfaat Dari Didikan Guru

 

Saya mempunyai seorang sahabat karib, yakni teman sekelas yang duduk di sekolah dasar 20 tahun yang silam. Saya menyadari istrinya selalu berkata: “Guru kami bilang, guru kami bilang...” seringkali menyebutkan guru sekolah dasarnya. Saya berpikir dalam hati, saya takkan merasa aneh jikalau yang membahas gurunya adalah seorang anak yang berusia 5-6 tahun. Ini adalah orang yang berusia 20-an tahun, masih sering membicarakan tentang ‘Apa yang dikatakan guruku’, maka itu saya merasa sangat heran. Dari sini dapat diketahui bahwa pengaruh guru terhadap dirinya tidak kalah besarnya dengan pengaruh Ayahbunda, sehingga tumbuh hati hormat terhadap gurunya.

 

Saya pun iseng berkata padanya: “Apakah saya boleh bertemu dengan gurumu?” Gurunya telah mengajar lebih dari 30 tahun, seorang guru perempuan. Dia berkata: “Baik, saya akan pergi tanyakan dulu kepada guru kami.” Malam itu juga saya merasa diriku terlalu mendadak, masih belum mengenal gurunya, tapi sudah minta pertemuan, diri sendiri jadi merasa tak enak hati.

 

Saya pun menelepon istri sahabatku ini: “Saya pikir tidak usah saja ya! Lain kali ada kesempatan baru dibicarakan lagi.” Dia bilang: “Saya sudah bilang ke guru kami, guru kami berkata bahwa orang seperti kamu harus segera memasuki dunia pendidikan, jadi beliau telah memutuskan ingin bertemu denganmu.” Demikianlah jodoh ini terjalin.

 

Pada Hari Minggu itu, teman sekelasku mengendarai mobil datang menjemputku, kemudian menjemput guru istrinya. Jodoh manusia sungguh menakjubkan, ternyata rumah gurunya hanya berjarak 500 meter dari rumah kami, seperti kata pepatah ‘jika jodoh belum tiba, meskipun ketemu juga tidak saling kenal’. Setelah masuk ke dalam mobil, gurunya menoleh ke belakang, kalimat pertamanya sudah memberiku kejutan yang benar-benar bermakna, dia bilang: “Selama lebih dari 30 tahun saya mengajar, murid-murid saya telah mengajariku banyak hal.”

 

Bagi kita yang masih belum pernah mengajar, kata-kata seperti ini hampir tidak pernah terdengar sebelumnya, umumnya guru akan melemparkan semua kesalahan pada anak-anak. Namun yang dia rasakan ini sungguh bermakna, oleh karena berbagai kondisi yang dialami bersama murid-muridnya, telah meningkatkan kebijaksanaan dan pengalaman mengajarnya. Ketika seorang guru memperlakukan murid-muridnya dengan sikap sedemikian rupa, tentu saja kesan murid-murid terhadapnya juga sangat mendalam dan akan sangat berterima kasih kepadanya.

 

Dia lanjut berkata: “Saat murid melakukan kesalahan, saat itulah waktu yang tepat bagi kita untuk mendidiknya, jadi tidak boleh sembarang mengumbar emosi.” Dari pengalaman guru ini saya belajar bahwa, apabila murid-murid ‘sekolah tinggi guru’ masih belum lulus kuliah dan sebelum menerapkan praktek mengajar, bisa mendapatkan didikan dari guru yang sungguh berpengalaman ini, maka perjalanan berliku-liku dalam karir mengajarnya di masa mendatang akan berkurang, dan jika dia memiliki sikap benar, maka arah tujuannya juga akan benar.

 

Maka itu, saya sangat memahami bahwa dunia pendidikan harus sangat mengutamakan pendidikan kesusilaan, asalkan dapat mengutamakan pendidikan kesusilaan, barulah pengalaman yang berharga ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi turun temurun. Jika tanpa adanya pendidikan kesusilaan, begitu guru-guru muda ini lulus kuliah, melihat guru-guru tua ini mereka akan berkata: “Buku yang saya baca sekarang, tak satupun dari kalian yang pernah membacanya.”

 

Begitu keangkuhan hati muncul, apakah para senior masih dapat mendidiknya? Tidak mungkin bisa. Oleh karena mereka tidak akan menerima didikan dari kita.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

良师令人终生受益

 

我有个很老的朋友,是二十年前的小学同学。我发现他的太太总是说:「我们老师说、我们老师说…。」常常提到她的小学老师。我心想,假如是一个五、六岁的孩子,我不会感到意外。已经是二十多岁的人,还常常把「我的老师说什么」挂在嘴上,我就很惊讶。由此可知,老师给予她的影响,不亚于她的父母,所以对她的老师生起崇敬之心。

 

我就脱口而出:「我是否可以跟你的老师见见面?」她的老师已经教书三十多年,是一位女老师。她就说:「好,我去问问我们老师。」当天晚上我觉得自己太唐突了,还不认识她的老师,就提出要求,自己觉得很不好意思。我就打了一通电话给他的太太说:「我看算了!下次有机会再说。」她说:「我已经跟我们老师说了,我们老师说像你这样的人,要赶快进入教育界,所以她已经决定要跟你见面。」因缘就如此促成了。

 

那个星期,我的同学就开着车子来接我,然后去接他太太的老师。人生的缘分相当奇妙,原来她的老师跟我们家只差五百公尺,所谓缘未到,纵使见面也不相识。上了车以后,她的老师回过头来,第一句话就给我很深的震撼,她说:「我教书三十多年来,我的学生教了我很多东西。」对我们还没有任教的人来讲,这样的言语几乎是闻所未闻,一般老师的形象都是指着孩子,你这里错了、你那里错了。但是她这种深刻的感觉,就是因为孩子的种种情况,提升了她的智慧,提升了她教学的经验。当一个老师以这样的态度面对孩子,当然她的学生对她的印象就非常深刻,也非常感恩。

 

她接着又说:「学生犯错的时候,就是我们教导他的时机出现了,所以不可以乱发脾气。」我从这样的经历中体会到,假如师范院校的学生,在还没有踏出校园,还没有任教以前,就能得到这些非常有经验老师的教诲,在他以后教学的生涯中,就可以少走很多弯路,而且心态一正,方向就正。所以,我深刻体会到,教育界一定要非常重视伦理,只有重视伦理,才能把这些宝贵的经验一代一代往下传。假如没有伦理,我们这些年轻老师一毕业,看着这些年老的老师还说:「我现在读的书,你们都没读过。」傲慢心一起,长者会不会教?不可能,因为我们不会接受。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~