Friday, 14 February 2020

16 Yu Gun Merawat Saudara Dari Wabah


Cerita Budi Pekerti 16
Yu Gun Merawat Saudara Dari Wabah

Orang zaman dahulu sangat mementingkan dan menghargai hubungan persaudaraan. Pada masa Dinasti Jin, ada seorang anak yang bernama Yu Gun. Di wilayah tempat tinggal mereka telah terjadi wabah. Abang keduanya sudah meninggal akibat wabah dan Abang ketiganya sedang jatuh sakit. Semua orang yang di kampung sudah pergi mengungsi, Ayahbunda dan Paman-pamannya juga ingin pergi dan membawanya serta. Yu Gun berkata kepada senior: “Saya tidak mudah jatuh sakit, jadi jangan takut, saya ingin tetap di sini.”

Kita lihat para Suciwan zaman dulu, niat hati mereka memang dapat mewujudkan “Berkorban demi kebenaran”. Sesungguhnya sikap begini adalah terjalin dengan alam semesta dan kehidupan manusia. Ketika dia menghadapi kehidupan manusia dengan sikap yang benar, meskipun harus mengorbankan nyawa dan meninggal dunia, namun pada masa kehidupan mendatang, dia akan menuju ke tempat yang lebih baik.

Sebaliknya, apabila bertentangan dengan kebenaran, walaupun berumur panjang, namun pada masa kehidupan mendatang, apakah bisa menuju ke tempat yang lebih baik? Tidak mungkin!

Bahkan yang paling penting adalah meskipun dapat hidup beberapa dekade lamanya, dia bersalah pada hati nuraninya, sepanjang hayatnya takkan merasa bahagia.

Sedangkan insan suci yang berani berkorban demi kebenaran, barulah dapat mementaskan babak demi babak serial kehidupan manusia dengan penuh makna, dapat mengubah tombak menjadi batu giok dan mengubah bahaya menjadi sejahtera.

Yu Gun tinggal untuk merawat Abang ketiganya, di malam hari berziarah ke makam Abang keduanya yang sudah meninggal, memberi hormat dan menangis sendirian. Tidak lama kemudian, Abang ketiganya sembuh dari sakit. Mengapa bisa sembuh? Memiliki saudara yang sebegitu dalam kasih sayangnya, setiap mangkuk obat yang diberikan terdapat banyak niat baik, moralitas, budi kebajikan terkandung di dalamnya, setelah di minum benar-benar efektif. Sampai abangnya sembuh, dia juga tidak terinfeksi.

Saat Ayahbunda kembali ke kampung halaman dan melihat kedua putranya masih hidup, sangatlah bahagia. Peristiwa ini terjadi pada masa Dinasti Jin, Yu Gun telah mempertunjukkan hubungan persaudaraan yang membuat orang terharu.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                     ( Seputar “persaudaraan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~    
                 庾衮侍疫

古人对兄弟手足之情非常重视和珍惜。在晋朝之时,有个孩子叫庾衮。恰巧他们那个地区发生瘟疫,他的兄长已经因为瘟疫过世了,还有一位兄长正在生病。乡里所有的人都撤走了,他的父母跟他的伯伯、叔叔也要走,还要把他带走。庾衮跟长辈说:我不容易生病,所以不要害怕,我要留下来。我们看到古代这些圣哲人,他的存心确实是可以做到 杀身成仁,舍身取义。其实这样的态度,与宇宙人生真相暗合妙道。当他以道义的态度面对人生,纵使身命结束了,他来生绝对会有好地方可以去。假如违背道义,纵使苟延生命,来世能不能有好的去处?不能!而且更重要的,虽然能活几十年,也对不起自己的良心,一生都不会幸福。而往往有舍身取义态度的圣哲人,就能演出一场一场的人生好戏,能化干戈为玉帛,化凶险为吉祥。

庾衮留下来照顾哥哥,晚上还到他死去的兄长墓碑前祭拜,独自哭泣。没过多久,他哥哥的病就好了。为什么会好?做兄弟的有这样的深情厚谊,端的每一碗药都有善念加持,都有道义、恩义的加持,所以他哥哥喝下去特别有效果。后来兄长的病好了,他也没有被传染。父母回到家乡,看到两个孩子还活着,高兴得不得了。这是在晋朝,庾衮演出的感人肺腑的兄弟之情。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
      讲述  蔡礼旭老师