Saturday 28 November 2020

99 Mengajarkan Kejujuran dan Bermawas Diri Sejak Awal

Cerita Budi Pekerti 99

Mengajarkan Kejujuran dan Bermawas Diri Sejak Awal

 

Mengapa orang zaman dulu menganjurkan agar “Mengamalkan bakti dan jujur”? Oleh karena berbakti adalah landasan dari moralitas, di mana ada bakti di situ ada etika moral; dengan memiliki hati jujur, maka seseorang tidak akan serakah ketika dia bekerja untuk banyak orang. Kejujuran adalah akar dari kesuksesan, jadi akar dari seorang manusia yang baik dan keterampilannya dalam melakukan pekerjaan terletak pada bakti dan kejujurannya.

 

Terkadang anak memang tidak berniat ingin mencuri sesuatu, namun tindakan mencuri ini tidak dimengerti olehnya, dia hanya merasa barang yang diambil itu menyenangkan, maka itu sebagai ayahbunda haruslah peka.

 

Ada seorang mama membawa buah hatinya membeli buku di sebuah toko buku, ketika keluar dari toko tersebut, si mama baru menyadari bahwa anaknya mengambil kunci dari buku harian yang dijual. Mama ini langsung kembali dan berkata pada nona penjaga toko: “Di manakah saya harus meletakkan kunci kecil ini?” Nona ini berkata: “Tidak apa-apa, hanya barang kecil, biarkan saja dia main!”

 

Si mama juga tidak bermawas diri, memberikan kunci ini pada anaknya lalu pulang ke rumah. Kemudian setelah bersekolah di Taman Kanak-Kanak, anaknya seringkali membawa pulang barang-barang kecil yang ada di sekolah. Maka itu, yang terpenting dalam mendidik anak adalah harus dimulai dari bermawas diri sejak awal, jika anak tidak dididik sejak awal, kelak akan sulit untuk mendidiknya.

 

Seorang mama lainnya berkata, suatu kali dia membawa buah hatinya ke pasar untuk membeli sayur. Ketika menoleh ke belakang, tiba-tiba anaknya sudah memegang sebuah jambu biji, si mama sangat bermawas diri, bergegas dia berbalik dan mencari toko yang menjual jambu biji ini. Bos toko ini berkata: “Tidak apa-apa, buat dia, buat dia.”

 

Sikap peka orang dewasa masa kini terhadap makna dari pendidikan moral tidaklah cukup, memang kelihatan berbaik hati namun sesungguhnya sedang melakukan hal jahat. Mama ini segera memberikan sejumlah uang kepada anaknya, berkata bahwa kamu pasti harus membayar setiap mengambil barang apapun milik orang lain, bahkan membiarkan anaknya menyerahkan sendiri uang tersebut. Kesempatan mendidik anak ini harus digenggam erat.

 

Ayahbunda harus selalu mengamati air muka anak-anak, jika anak berbuat hal buruk maka akan tercermin di wajahnya. Tetapi di masa kini banyak anak yang berbohong tanpa berubah ekspresi wajahnya, mengapa demikian? Ini adalah hasil berlatih mereka sejak kecil. Maka itu, asalkan sejak awal anak-anak dapat dibimbing dengan benar, kita pasti akan menyadari jika mereka berbuat salah.

 

Ada seorang anak yang baru saja masuk Sekolah Dasar, suatu hari usai sekolah dia pulang dengan raut muka yang tidak seperti biasanya. Begitu melihat wajah si anak yang aneh, mamanya segera memeriksa tas sekolah anaknya, alhasil si mama menemukan ada 2-3 buah apel di dalam tas. Dia pun segera memanggil anaknya dan bertanya: “Darimana apel ini berasal?”

 

Si anak tahu sudah berbuat salah, maka itu dia sangat gugup! Dia bilang bahwa saat bermain bersama teman-teman sekelasnya, mereka mengambil buah ini dari lapak seorang penjual buah. Begitu mendengarnya, si mama segera membawa anaknya, sambil membungkuk memberi hormat, dia berkata pada penjual buah ini: “Maaf, anak saya telah mengambil apel anda, saya minta maaf pada anda, tidak mendidik anak saya dengan baik, berapa harganya, saya akan membayar anda sekarang.” Si anak berdiri di samping mamanya, yakinlah bahwa dengan sikap mamanya yang sedemikian akan membangkitkan hati tahu malu pada diri si anak, bahkan anak juga akan mengingat pelajaran ini di sepanjang hidupnya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

教廉慎于始

  

古代为什么要提倡‘举孝廉’?因为孝是德之本,有孝就有德行;而有廉洁之心,他替众人办事才不会贪婪。廉洁是办事能否成功的根本,所以做人做事的根本在孝、廉。有时,孩子拿东西并不是想偷,而是一个不了解的动作,他觉得好玩就拿起来,所以做父母的要很敏感。有一位妈妈带着孩子到书局去逛,逛完出来的时候,才发现孩子拿了日记本上的小钥匙。妈妈就回过头来,跟书局的小姐说:‘这个小钥匙不知道放哪里?’小姐就说:‘小东西,没有关系,给他玩吧!’母亲也没有警觉,拿给孩子就回来了。后来孩子上幼儿园后,常常都带些小东西回来。所以,教育的关键是慎于开始,一开始没有教他,往后就很难教导。

 

另外有一位妈妈说,有一次带孩子去菜市场买菜。突然回头一看,孩子手上拿了一颗芭乐,她很警觉就回过头来,赶快去找这间商店。商店的老板讲:‘没关系,给他,给他。’现在大人的教育观念敏感度不够,反而好心行了恶事。这位母亲立刻就拿了钱交给孩子,说你拿人家任何东西一定要给钱,还让孩子亲手把钱交给老板。这些机会点都要掌握住。

 

做父母的要常常观察孩子的脸色,因为他做了坏事会表现在脸上。可是现在很多孩子说谎都面不改色,为什么会这样?从小磨炼出来的。所以,只要你一开始能导正,一定都可以发现。有个孩子刚上了小学,有一天回来脸色怪怪的。妈妈看到孩子脸色怪怪的,就去翻孩子的书包,结果发现里面有两、三颗苹果。她就把孩子叫过来问:‘苹果从哪里来的?’孩子也知道错了,很紧张!他说我们同学好玩就顺手在人家摊贩上把一些水果拿走。妈妈一听立刻带着孩子到水果店,恭恭敬敬给人家鞠躬,对他说:‘对不起,我的孩子拿了你的水果,我跟你道歉,我没有把孩子教好,要多少钱,我现在马上付给你。’她的孩子在一旁站着,相信妈妈的这种态度会唤醒孩子的惭愧之心,而孩子也会一辈子都记住这个教训。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~