Wednesday 19 February 2020

22 Putri Chen Sui Yang Bijak


Cerita Budi Pekerti 22
Putri Chen Sui Yang Bijak

Pada masa Dinasti Ming, ada seorang terpelajar bernama Chen Sui. Chen Sui memiliki seorang putri, tidak diketahui namanya, di buku sejarah tercatat bahwa dia adalah putrinya Chen Sui. Ayahbundanya sudah lama meninggal dunia, meninggalkan dirinya dan dua adik laki-laki yang berusia lima dan enam tahun. Dia sudah cukup umur untuk menikah, namun semua kerabatnya tahu akan kondisi keluarga dan selalu mengawasi kekayaan mereka. Sang kakak yang mengetahui hal ini, tidak ingin meninggalkan adik-adiknya dan akan mengasuh mereka sampai tumbuh dewasa. Maka dia bertekad untuk tidak menikah sekarang.

Sang kakak sangat bijaksana, mengerti kalau selalu di awasi oleh kerabatnya. Suatu hari dia memasak banyak hidangan, menyalakan lilin dan obor di depan pintu. Para kerabat datang menemuinya, dengan murah hati dia mempersilahkan mereka masuk: “Ayo, jangan sungkan, mari makan.” Semakin sopan sikapnya terhadap mereka, para kerabat semakin merasa malu. ‘Kami datang ingin melihat apa ada yang bisa dibantu, tetapi dia malah begitu santunnya memperlakukan kita.’ Para kerabat ini juga berkata, ‘Saya kebetulan lewat dan melihat lilinnya padam, saya masuk cuma ingin menyalakan lilin, tidak ada hal lain.’

Dia telah menyelesaikan krisis keluarganya dengan kebaikan dan kecerdikannya, sejak saat itu para kerabat ini tidak pernah datang lagi membuat keributan di rumahnya. Mereka juga merasakan, sang kakak telah bertekad ingin membesarkan kedua adiknya dengan baik.

Setelah kedua adik telah dewasa, mandiri dan juga sudah berkeluarga, dia baru menikah. Saat itu dia sudah berusia 45 tahun, sepanjang hidup tidak memiliki anak. Di usia tuanya, adik membawanya pulang guna merawat dan menghidupinya. Jadi, Langit pasti akan menjaga orang yang benar-benar memiliki moralitas. Lao Tzu berkata: “Hukum Langit tidak memihak siapapun, hanya melindungi insan bajik.” Kita harus memiliki keyakinan hati yang kuat, barulah memperoleh ketenangan hati.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                     ( Seputar “persaudaraan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~   
                 陈穗之女

明朝的时候,有个读书人叫陈穗。陈穗有一个女儿,没有留下名字,所以史书上记载是陈穗之女。她的父母去世较早,留下陈穗之女和两个弟弟,一个五岁,一个六岁。她已经到了要出嫁的年龄,所有的亲朋好友都了解她家的状况,对她家的财富虎视眈眈。姊姊也觉察到了,绝对不能离开弟弟,一定要好好把他们抚养长大,所以她就决心现在不嫁。她也很有智慧,了解到亲友们都在虎视眈眈。有一天她就做了很多好菜,在门口点了蜡烛,点了火把。亲戚们都来到她家看看,她就很大方把他们请进来:来来来,不要客气,来吃点东西。她对这些亲戚愈客气,亲戚们愈觉得惭愧。我们是来察看有什么下手之处,结果人家这样客气对待我们。这些亲戚都说,我刚好走到这里,蜡烛熄掉了,我是进来点蜡烛的,没有其他的事。

她用善巧圆融的态度把这个危机化解了,这些亲友从此以后就没有到家里来骚扰。他们也感受到,姊姊已经决心要好好抚育两个弟弟。后来两个弟弟都长大了,也都成家立业了,她才出嫁。那时她已经四十五岁,终身没生孩子,她的弟弟就把她接回来奉养到老。所以,上天一定会垂爱这些真正有道义之人。老子说:‘天道无亲,常与善人。’ 我们要有坚定的信心,如此才能心安理得。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~ 蔡礼旭老师