Cerita
Budi Pekerti 107
Bagaimana Membimbing Anak-Anak Menghargai Waktu?
Apabila anak-anak tidak mengerti menghargai waktu,
bagaimana seharusnya kita membimbing mereka? Ada seorang Ayah yang mana anaknya
malas dan suka keluyuran sepanjang hari, si Ayah lalu mengambil sebatang kayu,
panjangnya kurang lebih 80 cm, di depan anaknya si Ayah berkata: “Nak, hidup
seseorang seperti batang kayu ini, kurang lebih 80 tahun saja; 20 tahun di awal
kamu masih menuntut ilmu, terhadap keluarga dan masyarakat kamu tidak banyak
membantu, jadi tidak ada kontribusi dari kamu selama periode ini, mari kita
potong kayu ini.”
Si Ayah mengambil kapak dan memotong bagian depan kayu
sepanjang 20 cm. Dia lanjut berkata: “Menginjak usia 60 tahun tubuh manusia
akan mengalami penuaan, juga tidak bertenaga lagi mengerjakan sesuatu, jadi
bagian 20 tahun ini juga harus disingkirkan.” Usai berkata, kayunya dipotong
lagi sepanjang 20 cm.
Si Ayah berkata lagi: “Ada sepertiga dari sisa bagian ini
yang tertidur, jadi bagian ini juga tak boleh terlewatkan.” Dipotong lagi
sepertiga dari kayu ini. Saat pemotongan kayu terjadi, putranya pun merasa
panik dan gelisah. Ayahnya berkata: “Setiap hari kamu masih harus makan, masih
begitu banyak permasalahan, dan begitu banyak waktu yang terbuang, jadi mesti
dipotong lagi satu bagian.”
Usai berkata, satu bagian dari kayu inipun dipotong. Si
anak berkata pada Ayahnya: “Jangan potong lagi, saya sudah paham.” Ayahnya
bilang: “Kamu takkan tahu, kamu juga takkan paham, sepanjang hidup kamu tidak
tahu mesti mengalami berapa banyak penderitaan sakit, mesti menjalaninya di
atas ranjang pasien, bagian ini juga tak boleh terlewatkan.” Kayu pun terpotong
satu bagian lagi.
Si anak menjadi tercerahkan, lalu berlutut. Ayahnya
berkata padanya: “Lihatlah kehidupan manusia menjadi begitu singkat, maka
seharusnya melakukan hal yang benar-benar bermanfaat, dapat berbakti kepada Ayahbunda,
berkontribusi untuk masyarakat, mengabdi pada negara; kehidupan sudah
sedemikian singkatnya, maka sangat tidak pantas kamu hambur-hamburkan begitu
saja.”
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
( Seputar “Belajar
Keterampilan Hidup” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
教化实例 ~ 【学习篇】
如何引导孩子珍惜时光?
假如小孩不懂得珍惜时光,我们应该如何去引导?有位父亲的孩子整天游手好闲,他就拿了一根棍子,差不多八十公分长,到孩子面前就跟他说:‘孩子,人的一生就好像这根木棍一样,八十年左右;前二十年你还在学习,对家庭、对社会没有多大的帮助,所以这段时光没有贡献,我们把它砍掉。’他拿起斧头,把前面二十公分切掉。接着又说:‘人生六十岁以后身体比较衰老,也没有力气做事了,所以后面二十年也要去掉。’说着就把木棍再砍掉二十公分。
父亲接着又说:‘剩下的这一段,有三分之一都睡掉了,所以这一段也不能算。’拿起来又把它砍了三分之一。在这个砍的过程中,他的儿子心里感到一阵震撼。接着父亲又说:‘你每天还要吃饭,还有很多的杂事,又浪费了很多的时间,所以又要再砍一段。’说完就砍下去。孩子跟父亲说:‘您别砍了,我知道了。’父亲接着说:‘你不会知道,你不会明白,你这一生不知又要生多少场病,都要在病床上度过,这一段也不能算。’又把它砍了一段。孩子感悟了,就跪下来。父亲跟他说:‘你看人生只剩这么短,就应该做真正有意义的事,能够真正孝顺父母,奉献社会,奉献国家;既然生命这样的短暂,你还拿来挥霍,那就太不应该了。’
【德育故事 ~ 小故事 真智慧】
~蔡礼旭老师 讲述~