Cerita Budi Pekerti 03
Mempersembahkan Murbei Untuk Ibunda
Ada seorang pelajar bernama Cai Shun dari Dinasti Han, Ibundanya
sangat suka makan murbei (sejenis buah berry yang rasanya masam). Suatu hari,
Cai Shun keluar memetik murbei sambil membawa dua keranjang, satu keranjang
diisi dengan buah yang berwarna hitam atau ungu dan yang lainnya warna merah.
Mengapa dibagi menjadi dua keranjang? Karena murbei yang matang berwarna hitam
atau ungu sedangkan yang belum terlalu matang berwarna merah. Dalam perjalanan
pulang, Cai Shun bertemu dengan para perampok.
Para perampok yang merasa heran, menangkapnya dan bertanya,
“Mengapa murbei yang diambil dibagi menjadi dua bagian?” Cai Shun menjawab, “Karena
murbei yang matang, rasanya lebih manis, akan saya persembahkan untuk Ibunda,
bagian yang tidak terlalu matang untuk diriku sendiri.”
Para perampok menjadi terharu lalu melepaskan Cai Shun.
Perampok-perampok ini adalah pembunuh yang kejam, mengapa mereka melepaskannya?
Sebab bakti Cai Shun sudah membangunkan rasa bakti mereka. Kita harus percaya, “Pada
dasarnya sifat manusia adalah baik”, kita tidak perlu memarahinya, asalkan diri
sendiri bermoral dan berbuat baik, maka sejahat apapun seseorang dan masyarakat
juga akan terpengaruh.
Saking terharunya, para perampok memberikan sejumlah
beras dan barang lainnya kepada Cai Shun guna menghidupi Ibundanya, namun
ditolak. Bagaimana jika dia membawa pulang, tiba-tiba ada pejabat dari
pemerintahan yang mendapati adanya barang curian? Maka tidak ada alasan untuk
berdebat. Jadi, kita harus tahu darimana barang itu berasal sebelum menerimanya.
Konfusius berkata, “Orang yang berbudi memiliki sembilan pemikiran”, artinya
selalu mengamati dari sembilan sudut pandang. Barang yang diperoleh harus
sesuai moralitas, jika tidak maka jangan menggunakannya.
Saat kita bercerita kepada anak-anak atau para pelajar,
dalam kisah tersebut mengandung banyak kebenaran. Kebenaran yang pertama, “Apa
yang disukai Ayahbunda harus segera diwujudkan”. Kedua, “Pada dasarnya sifat
manusia adalah baik”, kita mesti menggunakan etika moral guna mempengaruhi
mereka. Ketiga, “Tidak mengambil keuntungan secara tidak benar”, “Insan mulia
mengejar kekayaan dengan cara yang benar.”
Andaikata kita hanya menyampaikan cerita saja kepada
anak-anak, tanpa menjelaskan kebenaran kepada mereka, maka di benak mereka
hanyalah selesai mendengarkan sebuah cerita. Sebaliknya apabila kita hanya
menjelaskan kebenaran tanpa disertai cerita, sebagian orang akan mengantuk
jadinya. Jadi setiap membicarakan kebenaran, kita juga harus sambil bercerita.
Dengan demikian, mereka akan lebih mudah menerima dan memahaminya.
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
( Seputar “bakti” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
德育故事 ~【 孝 】
拾椹供亲
在汉朝,有个读书人叫蔡顺,他母亲喜欢吃桑椹。有一天,蔡顺出外去采桑椹,他拿了两个篮子,一个装黑色或紫色的,另外一个装比较红色的。为什么要分成两个篮子?因为比较熟的桑椹是黑色、紫色的,还不是很熟的是红色。蔡顺在回家的路上遇到了强盗。
强盗们也很纳闷,把他抓起来,就问他:”你为什么采桑椹要分两边?” 他说:”因为熟的比较甜,是留给我母亲吃的;这边不太熟的,是留给自己吃的。”
强盗们听了很受感动,就把他放了。强盗都是杀人不眨眼的,为何会把他放了?因为蔡顺的孝心唤醒了他们的孝心。所以,我们要相信 “人之初,性本善”,只要我们有好的德行,再恶的人也会被感化。我们面对恶人的时候,要不要去责骂他?不需要!最重要的是我们自己做好,来影响他,影响社会。
强盗们因为很感动,就把一些米和一些东西送给蔡顺,让他拿这些东西奉养母亲。然而,蔡顺并没有拿。假如他拿回去才放到家里,突然官府里的官员来了。进门一看:张三家的米为什么在你家?李四家的菜为什么在你家?此是人赃俱获,百口莫辩。所以,要拿任何人的东西,一定要先思考物品的来路是否清楚!孔夫子说 “君子有九思”,就是君子有九个方面要时时观照,时时反思。这九思当中就提到 “见得思义”。我们要获得任何一样东西,首先就要考虑到它的来路是否符合道义。假如与道义相违背,就绝对不能动用。所谓 “君子爱财,取之有道”。
我们跟孩子们每讲一个故事,其中都蕴含着很多道理。这个故事蕴含的第一个道理,是 “亲所好,力为具”。第二个道理,是 “人之初,性本善”,我们应该用德行去感化。第三个道理,是 “见得思义”,”君子爱财,取之有道”。当我们在跟学生讲故事时,假如不把这些道理开显,学生留下的印象,只是觉得听了一个故事。假如只是单纯讲道理,没有讲故事,一般人听久了道理很可能会昏沉。所以,理与事要融合在一起,要理事圆融来讲故事。如此,学生就会很容易吸收其中蕴含的道理。
【 德育故事 ~ 小故事 真智慧 】
【 讲述 ~ 蔡礼旭老师 】