Thursday 15 December 2022

138 Pokok Dari Etika Zaman Dahulu

Cerita Budi Pekerti 138

Pokok Dari Etika Zaman Dahulu

 

Etika berguru pada zaman dahulu terdapat di dalam sekolah tradisional Tiongkok, Ayah membawa anaknya datang memberi penghormatan kepada guru. Awalnya, si Ayah berada di depan dan anaknya di belakang, pertama, mereka membungkuk dan bersujud tiga kali sebagai penghormatan tinggi kepada Konfusius. Usai memberi penghormatan, mempersilahkan guru untuk duduk, si Ayah masih berada di depan dan anaknya di belakang, memberi penghormatan dengan membungkuk dan bersujud tiga kali.

 

Sebelum seorang anak berusia lima atau enam tahun, siapakah orang yang paling dia hormati? Dari pembicaraan anak-anak, kita dapat memahami apa yang ada di dalam hati mereka, tiap kali buka mulut pasti berkata Papaku yang bilang, Mamaku yang bilang. Setelah duduk di bangku sekolah, berubah menjadi ‘guruku yang bilang’. Kemudian setelah SMP, berubah menjadi ‘teman sekelasku yang bilang’.

 

Dalam tiap satu kurun waktu ini, Ayahbunda harus memainkan peran dengan sebaik-baiknya, guru juga harus berperan dengan baik, agar sikap menjadi seorang manusia baik yang sesungguhnya dari si anak dapat dipertahankan. Ayah yang begitu dia hormati, ternyata membungkuk dan bersujud tiga kali kepada guru, maka dalam sujud ini, hati hormat si anak akan sangat tinggi terhadap gurunya.

 

Belajar haruslah dapat meraih keberhasilan, mesti memohon dari hati yang tulus dan hormat, ada sebuah ajaran yang sangat penting dari Master Yin Guang ‘dengan memiliki satu bagian rasa hormat memperoleh satu bagian manfaat, dengan memiliki sepuluh bagian rasa hormat memperoleh sepuluh bagian manfaat’. Etika insan zaman dulu mempunyai pengaruh yang sangat luas, sedangkan orang zaman kini hanya melihat etika sebagai fenomena yang untuk diperlihatkan, sama sekali tidak mengerti makna dan hal pokok dari etika.

 

Dalam proses saya mengajar, pada tahun pertama saya menjadi wali kelas, ada seorang Oma berusia sekitar 60-70 tahun, cucu beliau lupa membawa sesuatu, Oma ini membantu si cucu membawakannya, benar-benar sayang banget sama cucunya. Si anak lupa membawa barangnya, sudah seharusnya diri sendiri yang bertanggung jawab. Kelas kami berada di lantai empat, jadi Oma inipun naik ke lantai empat, sampai nafasnya tersengal-sengal.

 

Pada saat itu, kebetulan si Oma bertemu denganku. Oma langsung membungkuk 90 derajat memberi hormat, beliau berkata: “Apa kabar Guru Cai!” Penghormatan ini memberiku kesan yang amat mendalam, sejak saat itu, kata ‘guru’ bertumpu di pundakku. Seorang lansia bisa membungkuk memberi hormat kepada kita dengan ketulusan yang sedemikian rupa, kita juga harus membalas membungkuk memberi hormat kepada beliau.

 

Saat itu saya menyadari bahwa pekerjaan mengajar sangatlah berat dan perjalanannya juga sangat panjang, jika tidak mengajar dengan baik, maka akan bersalah terhadap generasi penerus orang lain. Saya merasa bahwa, pada zaman dulu ketika melakukan tata cara penerimaan murid, apa yang dirasakan oleh guru-guru ini ketika duduk di sana dan orang lain berlutut memberi hormat tiga kali kepadanya? Gelisah, bagaikan duduk di atas serat kain yang menusuk.

 

Mengapa? Seorang insan terpelajar, bahkan niat untuk mengambil keuntungan dari orang lain pun tidak ada, terlebih lagi menerima penghormatan yang begitu besar dari orang lain, maka hatinya akan semakin gelisah. Kenapa mereka berbuat demikian? Demi mewujudkan hati hormat muridnya, guru-guru pada zaman dahulu sungguh tidaklah mudah.

 

Setelah menerima penghormatan ini, sepanjang waktu harus ingat bahwa, apabila saya tidak mendidik anak orang lain dengan baik, bagaimana membalas budi ayah si anak yang sudah melakukan penghormatan besar ini. Maka itu, dari perilaku guru dan murid pada zaman dahulu, kita dapat memahami jalinan budi antara guru dan muridnya, bahkan melihat salah satu moralitas dan kebajikan guru terhadap muridnya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

古礼的本质

 

古代的拜师礼是在私塾里面,由父亲带着孩子来行拜师礼。一开始父亲在前面,孩子在后面,先对孔夫子像行三跪九叩首的大礼。拜完以后,请老师上座,也是父亲在前,孩子在后,给老师行三跪九叩首的礼。一个孩子五、六岁以前,最尊敬的人是谁?我们从孩子的言谈中,了解他的心理状况,开口都是我爸爸说,我妈妈说。去学校读书以后,变成我们老师说。再往后,上初中了,变成我的同学说。

 

在每一段期间内,做父母的要好好做,当老师的要好好当,让孩子正确的做人态度扎根下去。他如此尊敬的父亲,居然给老师行三跪九叩首,父亲如此尊重老师,所以这一拜下去,孩子对老师的恭敬心就会达到极处。学问要有所成就,必须从诚敬心去求,印祖有一句很重要的教诲,「一分诚敬得一分利益,十分诚敬得十分利益」。

 

古代的礼仪都有其深远的影响,而现代人只是看到礼仪的表面现象,并没有了解礼仪的意义与本质。我在从教的过程中,第一年带班,有一位老奶奶差不多已经六、七十岁,她的孙子忘记带东西,老奶奶就帮孙子拿来,爱孙心切。孩子忘记带东西,应该要自己负责任才对。我们在四楼,所以老人家爬上了四楼,气喘得很厉害。

 

此时,刚好见到我。老奶奶马上鞠了一个九十度的躬,她说:「蔡老师好!」这一躬鞠下去,给我的印象太深刻了,「老师」两个字从此就压在我的肩上。一个老人家能这样的诚敬,给我们鞠躬,我们要对得起老人家这一躬。我在那时深刻体会到,教学的工作任重而道远,不好好教就对不起人家的后代子孙。

 

我感觉到,从前行拜师礼时,这些老师坐在那里受人家三跪九叩,是什么感觉?如坐针毡。为什么?一个读书人,连占人家便宜的念头都没有,更何况受人如此大礼,更是诚惶诚恐。为什么要这样做?成就学生的恭敬之心,古代的老师真正不简单。接受此礼之后,时时刻刻要想着,我假如没把人家的孩子教好,如何对得起他的父亲行此大礼之恩?所以,我们可以从古代师生间的行为中,了解到师生的情谊,并看到老师对学生的一种道义、恩义。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Wednesday 20 April 2022

137 Etika dan Hormat Menumbuhkan Kasih Sayang Persaudaraan

Cerita Budi Pekerti 137

Etika dan Hormat Menumbuhkan Kasih Sayang Persaudaraan

 

Saya pergi memberikan kelas ceramah selama lima hari di Gunung Tianmu, Hangzhou (Tiongkok). Ketika kami naik ke atas gunung, ada dua mobil datang mendekat dari arah depan, begitu melihatnya, kami langsung menepikan mobil ke samping, membiarkan mobil itu lewat dulu, oleh karena yang terlihat oleh kami adalah dua unit mobil. Mobil pertama lewat, orang-orang yang ada di dalamnya sangat bersukacita dan melambaikan tangannya ke kami, kami juga membalas lambaian tangan mereka.

 

Maka itu, ketika seseorang bersikap sopan, pasti akan membuat orang lain merasa seperti ada angin musim semi yang berhembus, jika bisa membuat orang lain bersukacita mengapa kita tidak melakukannya! Akhirnya sesaat kami menunggu, mobil yang kedua masih belum lewat juga, kami merasa sangat heran, lalu meminta seseorang pergi melihat sebentar. Ternyata mobil di depan sudah berhenti di sana dan juga sedang menunggu kami lewat, maka itu mobil kami pun melaju duluan, para penumpang di kedua mobil tersebut pun saling tersenyum. Ketika antara manusia bersikap sedemikian sopan dan saling menghormati, semua orang akan merasa sangat nyaman.

 

Sebelum naik ke atas gunung, kami sudah menyelidiki bagaimana kehidupan masyarakat di sana, orang-orang di Gunung Tianmu sangatlah bersahaja. Dari kehidupan keseharian kita juga selalu bisa menyadari bahwa, mengerti untuk mengalah agar jalan hidup kita dapat dilewati tanpa rintangan, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas, ataupun konflik. Maka itu, “Jika ingin mendidik rakyat agar mengerti bagaimana bersikap sopan, rendah hati dan patuh, maka sejak usia dini sudah dididik bagaimana menghargai persaudaraan”, mulailah menerapkan menyayangi saudara dan hidup beretika dalam keluarga kita terlebih dahulu.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

礼敬生友爱

 

我到杭州天目山讲了五天的课。我们上山的时候,迎面来了两辆车,我们一看就主动靠在旁边,让它先过去,因为我们看到的是两辆车。第一辆车开过来,车上的人很欢喜对我们挥手,我们也对他们挥挥手。所以,当一个人有礼貌时,一定会让人感觉如沐春风,何乐而不为!结果我们等了一会儿,第二辆车还没有过来,我们觉得很奇怪,就请人去看一下。结果对面的车早就停在那里,也在等我们过去,所以我们就先开了过去,两边车上的人都露出了微笑。当人与人都如此礼敬,大家就会感觉得非常舒服。我们还没有上山以前,就已经考察那里的民情,天目山的人民很淳朴。我们从生活中也时时可以体会到,懂得礼让,才能使我们人生的大路畅通无阻,不至于会塞车、或引起冲突。所以,「教民理顺,莫善于悌」,我们先从家庭中来落实友爱,落实礼节。

 

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

Tuesday 19 April 2022

136 Tanpa Etika Akan Menumbuhkan Keegoisan

Cerita Budi Pekerti 136

Tanpa Etika Akan Menumbuhkan Keegoisan

 

Mari kita berpikir sejenak, jika hubungan antar manusia sudah tidak ada kesusilaan, dampak apa yang akan ditimbulkan? Saya pernah pergi mendaki ke Tembok Raksasa, ada beberapa gerbang hanya muat dilewati oleh satu kelompok turis saja, sedangkan kelompok lainnya mesti menunggu orang-orang di kelompok kami sudah lewat barulah mereka dapat melewatinya juga. Tepat pada saat melewati gerbang ini, banyak orang yang tidak mematuhi aturan, mereka berlari menyerobot masuk. Akibatnya apa yang terjadi? Semua orang menjadi tertahan di dalam gerbang ini.

 

Guru kami melihat ke dalam dan mendapati begini tidaklah baik, oleh karena orang-orang di belakang tidak memahami keadaan di depan, mereka akan terus mendorong dan mendorong ke depan, pada akhirnya mungkin akan terjadi sesuatu. Guru kami segera maju ke depan dan mulai memberi arahan, memberitahu mereka yang menyerobot antrian agar segera mundur ke belakang, orang-orang itu melihat ke arah kami, mereka mengira kami dari kantor manajemen Tembok Raksasa, kemudian barulah kerumunan ini menjadi longgar.

 

Ada saatnya, jika memang harus maju ke depan yah sudah seharusnya maju ke depan, jika tidak, mungkin akan terjadi hal-hal di luar dugaan, maka itu memanfaatkan momen secara tepat untuk menyelesaikan sesuatu sangatlah penting. Sesungguhnya, jika tanpa kesusilaan, manusia akan mengutamakan kepentingan dan keuntungan diri sendiri, dan konflik yang serius mungkin saja akan terjadi.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

无礼长自私

 

我们来思考一下,假如人与人的交往没有礼节,会出现哪些情况?我曾经去爬长城,有些关口只能容纳一方游客过往,另一方的游客要等我们这边的人过去才能通行。就在过此关口的时候,很多人不守规矩,就跑到对面的路。结果发生什么事?整个人群就阻塞在这个关口里面。我们中心的老师在里面一看,发现这样不行,因为后面的人不了解这里的情况,会一直往前挤,另外一边也一直往前挤,到时可能会有情况发生。我们的老师马上站出来开始指挥交通,叫那些插队的赶快退回去,那些人都看着我们,以为我们是长城管理处的,后来才疏通开了。有时,该站出来的时候还是要出来,不然可能会发生意想不到的结果,所以时机点很重要。确实,没有礼节,人与人就会自私自利,还可能发生严重的冲突。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~