Tuesday 21 July 2020

70 Mendidik Anak Menghormati


Cerita Budi Pekerti 70
Mendidik Anak Menghormati

Ada seorang guru, anaknya sedang mengetuk pintu, lalu ibu mertuanya (nenek dari anaknya) menghampiri, mungkin ingin memanggil cucunya untuk makan. Alhasil cucunya membentak nenek: “Jangan berisik!” Si anak tidak menghormati neneknya. Pendidikan sangatlah penting, mesti “Hati-hati di awal”, setelah menemukan ada yang salah harus segera ditangani, jika sudah menjadi kebiasaan akan sulit mengubahnya.

Guru ini sangat peka, segera dia membuka pintu dan berkata pada anaknya: “Minta maaf pada nenek.” Dengan cepat dia mengoreksi tidak adanya rasa hormat dalam ucapan anaknya. Bagaimanapun anaknya tidak bersedia meminta maaf. Akhirnya neneknya berkata: “Cuaca begitu panas, buat apa meminta maaf.” Di saat seperti ini, adalah sedang menguji kebijaksanaan kita sebagai ayahbunda.

Melihat anaknya tidak bersedia meminta maaf, bundanya segera berkata: “Mama, anak tidak terdidik dengan baik adalah tanggung jawab saya, saya minta maaf pada Mama.” Bundanya baru selesai bicara, putranya sudah meneteskan air mata. Apa arti dari air mata ini? Timbul rasa malu di hatinya.

Ibunda berkata lagi pada anaknya: “Lihatlah, kamu tidak hormat pada nenek, namun nenek masih saja memikirkanmu, takut kamu kepanasan, bisakah kamu melihat hati nenek adalah memikirkanmu setiap saat?” Seorang menantu membantunya bicara, nenek pun terharu mendengarnya. Maka itu, hubungan antara ibu mertua dan menantu perempuan menjadi sangat baik karena masalah ini. Nenek merasa menantunya dapat memahami isi hatinya.

Selanjutnya ibunda berkata pada anaknya, malam ini tulislah di buku harianmu, renungkan baik-baik kesalahanmu. Malam hari anak ini menulis di buku hariannya, dia menulis ada dua ‘Saya’, yang satu adalah ‘Saya yang sangat baik’, dan satunya lagi adalah ‘Saya yang tidak baik’, yang baik dan yang tidak baik sedang tarik menarik. Di usia muda sudah ada pergumulan sedemikian di hatinya, setelah dewasa akan ada lebih banyak lagi.

Namun apabila hati bakti ini sudah berakar sangat dalam dan kokoh sejak masih kecil, maka kehidupan si anak tidak akan ada pertentangan, juga tidak akan melakukan sesuatu yang disesali diri sendiri hanya karena tidak hormat dan tabiatnya yang buruk. Maka itu, saat anak melakukan kesalahan, sebagai ayahbunda harus peka dan bisa segera mendidiknya.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
         ( Seputar “Bakti dan Hormat” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

教化实例   ~ 【孝敬篇】
循循善诱教恭敬

有一位老师,她的孩子在门口给她敲门,她的婆婆(孩子的奶奶)就走过来,可能是要叫孙子吃东西。结果她孙子马上就顶撞了奶奶一句话:‘你别吵了!’孩子对奶奶不恭敬。教育非常重要,要‘慎于始’,一经发现就要赶快处理,不然养成了习惯就很难改。这位老师很敏感,立即开门对她的孩子说:‘向奶奶道歉。’立刻纠正他讲话时的不恭敬。孩子死都不道歉,不愿意道歉。结果她的婆婆就说:‘天气这么热,还道什么歉。’此时,是在考验我们为人父母的智慧。

看到孩子不愿道歉,母亲马上就说:‘妈妈,孩子没有教育好是我的责任,我给您道歉。’妈妈的话才说完,儿子眼泪就掉了下来。眼泪掉下来意味着什么?惭愧心由衷而生。接着母亲又告诉孩子:‘你看,你对奶奶这样不恭敬,奶奶却念念都想到你,怕你太热了,你是否看到奶奶的心都是时时为你着想。’当媳妇的帮奶奶说话,奶奶听了以后很感动。所以,婆媳关系因为这件事有很好的发展,因为奶奶觉得媳妇知道自己的心。

紧接着妈妈就跟孩子说,你今天晚上要写日记,好好反省一下。这个孩子晚上写日记,说他有两个‘我’,一个是很善良的我,一个是不善良的我,那个不善良跟善良在那里拔河。小小年纪心中会有如此挣扎,长大以后就有更多挣扎。但是假如孝心从很小就根深蒂固,他的人生就不会如此矛盾,也不会因为不恭敬、坏脾气做了一些让自己后悔之事。所以,当孩子犯了错误,为人父母要很敏感,立刻教育。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师