Cerita Budi Pekerti 65
Memberikan Teladan Dengan Tindakan Nyata
Sekarang kalian telah mengetahui pentingnya ajaran bakti,
maka harus mulai mendidik anak. Bagaimana caranya? Cara yang paling mudah dan
paling efektif, yakni “Memberi teladan dengan tindakan nyata”.
Ada seorang guru, setelah belajar “Di Zi Gui”, menyadari bahwa
setelah belajar maka harus menerapkannya dalam kehidupan keseharian, setelah
belajar “Prinsip dalam berbakti”, dia juga merasakan bahwa dirinya dengan
ajaran bakti masih mempunyai jarak, maka itu dia berkata pada diri sendiri
harus berupaya mengamalkan ajaran bakti.
Kebetulan tanggal 1 Mei adalah hari libur, bertepatan
pula dengan hari ulang tahunnya, dia pulang ke rumah Ayahbunda-nya. Kita selalu
memanfaatkan kesempatan ini untuk mendidik anak dan membangkitkan hati bakti
mereka. Guru ini juga bersikap sedemikian rupa. Setelah pulang, kebetulan nenek
luarnya juga berada di sana, dia memindahkan tiga kursi dan mempersilahkan
nenek luarnya, ayah dan bundanya duduk.
Lalu berkata pada ayahbundanya: “Usia saya sudah 35
tahun, selama 35 tahun ini saya telah melakukan banyak hal yang salah dan
membuat Ayahbunda banyak khawatir. Sekarang saya telah mempelajari ajaran insan
suci dan bijak, selanjutnya saya akan berusaha menjadi seorang putri yang
berbakti. Hari ini adalah ulang tahunku, juga merupakan hari kesengsaraan
Ibunda, maka itu saya ingin bersujud tiga kali pada bunda.”
Usai berkata dia mulai bersujud, saat sujud pertama,
bundanya langsung meneteskan air mata, saat sujud kedua kali, putranya yang ikut
menyaksikan pemandangan yang mengharukan tersebut, tanpa diperintah langsung
berjalan ke arah ayahnya dan mulai membantu memijat ayahnya.
Adakah dia memberi arahan pada putranya? Tidak ada.
Putranya hanya melihat bundanya sedang bersujud pada kakek dan neneknya, sedang
mengamalkan ajaran bakti, kekuatan dari tindakan nyata ini, tanpa sadar memberi
dampak besar bagi sang anak. Oleh karena itu, meskipun tanpa diperintah putranya
merasa jika dirinya tidak berbuat sesuatu, rasanya bersalah pada Ayahbunda,
maka itu membantu memijat Ayahnya.
Kemudian, ketika guru ini pulang ke rumah, begitu masuk,
putranya berkata pada Ayahbundanya: “Tahun depan saat saya berulang tahun, saya
juga ingin bersujud pada kalian”. Maka itu, cara mendidik bagaimana yang paling
mudah dan paling kelihatan hasilnya? Yakni dengan “Memberi teladan dengan
tindakan nyata”.
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
( Seputar “Bakti
dan Hormat” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
教化实例 ~ 【孝敬篇】
教孝要以身作则
现在大家都知道了孝道的重要,就要开始教育孩子。孝要如何教起?最省力最简单最有效的做法,就是‘身教’,以身作则。有一位老师,她学习《弟子规》之后,深刻体会到学了就应该要做到,学了‘入则孝’之后,也觉得自己与孝道还有一段差距,所以她告诫自己一定要开始力行。
刚好五一放假,她回到家里,也恰巧遇上了她的生日。我们常常会利用这个机会去教导孩子尽一分孝心。她也是用同样的态度,回去之后搬了三张椅子,因为刚好她的外婆也在,就请外婆坐,请爸爸坐,请妈妈坐。然后对她的父母说:‘我已经三十五岁了,三十五年来让父母操了不少心,也做错了一些事情。现在我已经学习了圣贤教诲,往后我一定要尽心尽力做一个孝顺的女儿。今天是我的生日,也是母亲的受难日,所以我要向母亲行三跪九叩礼。’说完之后就拜下去,第一拜拜下去,她的母亲眼泪就流下来;第二拜再拜下去,她的儿子刚好在旁边观看,不由自主就走到父亲的身边开始帮他父亲按摩。她有没有跟孩子说话?没有。孩子只是看到妈妈在拜外公、外婆,在行孝道,这种身体力行的力量,无形中就给孩子很大的震撼。因此,孩子不由自主觉得,自己不做点什么,好像对不起父母,所以就去帮父亲按摩。
后来,那位老师回家时,一进门,孩子就对父母说:‘明年我生日时,我也要拜你们。’所以,最省力、最见效的方法的是什么?‘以身作则’。
【 德育故事 ~ 小故事 真智慧 】
【 讲述 ~ 蔡礼旭老师 】