Cerita
Budi Pekerti 108
Ayahbunda dan Guru Bekerja Sama Mendidik Anak
Ada seorang anak, setelah bangun di pagi hari, dia
menggosok gigi dan mencuci muka, lalu berlama-lama dan menunda-nunda waktu di
sana. Karena sikat gigi dan odol sekarang memiliki bentuk dan gambar yang bagus-bagus,
maka anak-anak akan menggosok gigi sambil bermain.
Mamanya tahu si anak pasti akan terlambat ke sekolah
kalau dia terus saja seperti itu, namun masih bersabar dan berdiam diri.
Sesampainya di sekolah, memang benar sudah telat, mamanya memerhatikan dia naik
ke lantai atas. Oleh karena murid-murid lain sedang mengikuti upacara bendera,
akhirnya si anak tidak dapat ikut serta. Mamanya pun berpikir, anak ini pasti
akan ditegur oleh gurunya.
Ketika siang hari, anak ini pulang ke rumah, begitu melihat
tidak ada rasa bersalah di wajah anaknya, mama merasa waspada bahwa gurunya
tidak menghukum dan menegur anaknya. Sore itu juga, mama menelepon guru anaknya
dan berkata: “Putra saya hari ini terlambat lho.” Usai mendengarnya, sang guru
segera berkata: “Tidak masalah, tidak masalah.”
Kemudian mama si anak menjawab: “Bagaimana bisa tidak ada
masalah? Sudah sangat bermasalah! Jika tidak segera memberi tahu perihal
keterlambatan dia, anak akan mengembangkan kebiasaan buruk ini.” Lalu guru
inipun bilang: “Saya pikir anda
menelepon untuk menjelaskan mengapa anak anda bisa terlambat ke sekolah.”
Mama lanjut berkata pada guru anaknya: “Anda harus
menegur dan menghukumnya, agar dia tahu bermawas diri.” Akhirnya guru menjawab:
“Hari begini masih ada orang tua yang meminta teguran dan hukuman untuk anaknya,
sudah jarang sekali dijumpai.” Sambil tertawa menyetujui gurunya bilang:
“Baiklah, sore ini saya pasti akan menegurnya.”
Pulang sekolah di sore hari, begitu masuk rumah, si anak
buru-buru mencari jam wekernya. Mengapa mesti mencari jam weker? Agar besok dia
tidak terlambat ke sekolah. Dia segera memutar jarum jam ke pukul setengah
enam, barulah hatinya merasa lebih tenang. Begitu melihatnya, sang mama
berjalan menghampiri anaknya dan berkata: “Sekarang kamu mengatur alarm
berbunyi pukul setengah enam, maka nanti waktu makan malam alarm ini akan
berbunyi; setelah selesai makan malam dan sudah lewat pukul setengah enam baru
kamu atur lagi alarmnya, maka besok pagi dia akan berbunyi.
Jadi, si anak juga belajar bahwa ada 12 jam di alat
pengukur waktu ini dan dalam sehari terdapat dua kali pukul setengah enam,
seharusnya usai makan malam baru mengaturnya. Setelah itu, dia selalu bangun
tidur sendiri dan mengatur sendiri waktunya, tidak lagi terlambat ke sekolah.
Bahkan dia selalu membawa jam weker kecilnya kemanapun dia pergi, selalu bangun
tepat waktu.
Oleh karena itu, di dalam mendidik anak-anak, sangatlah
penting untuk bermawas diri di awal, ketika pertama kali anak melakukan
kesalahan, dan anda mampu memperbaiki kesalahannya, dia akan memperoleh manfaat
di sepanjang hidupnya. Dalam hal menghargai waktu, kita juga mesti menggenggam
peluang guna mendidik dan membimbing mereka.
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
( Seputar “Belajar
Keterampilan Hidup” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
教化实例 ~ 【学习篇】
亲师配合善教子
有个孩子早上起床后,刷牙洗脸,在那里磨磨蹭蹭耽搁时间。因为现在的牙刷上面有图案,牙膏也有很漂亮的图案,所以孩子一边刷牙一边玩耍。母亲看到他这样继续下去,一定会迟到,可是也是按兵不动。到了学校以后,确实迟到了,母亲就看着他上楼去。结果儿子没有去参加升旗,因为其他同学都去升旗了。妈妈就想,这孩子一定会被老师批评。中午的时候,孩子回到家里来,一看到孩子的脸上没有任何的惭愧,也就警觉到老师没有处罚、没有批评他。当天下午,母亲就打一通电话给老师,跟老师说:‘我儿子今天迟到了。’老师一听完,马上对家长说:‘没关系,没关系。’结果母亲就回答说:‘怎么会没关系?很有关系!孩子迟到假如不马上跟他说,他就养成坏习惯。’结果这位老师就说:‘我还以为你是打电话来要跟老师解释孩子为什么迟到。’接着家长就跟老师说:‘你要好好批评、处罚他,让他有所警觉。’结果老师回答:‘这个年头还有家长来讨批评、讨处罚的,已经不多见了。’老师一边笑也答应说:‘好好好,我下午一定好好批评他。’
下午放学回家,孩子一进到家里,立刻去找闹钟。为什么要找闹钟?明天不能迟到。立即把指针转到六点半,心里才比较安心。母亲一看,就走过来跟孩子说,你现在调六点半,待会吃饭的时候闹钟就响了;你要吃完饭,等过了六点半以后再去调整,明天就会响。所以,孩子也学习到,闹钟是十二个小时的,一天有两个六点半,应该吃完饭才去调闹钟。以后他都是自己起床,自己安排时间,不迟到。而且他无论到哪里,都带着自己的小闹钟,常常按时间自己起床。因此,在教育中,慎于始很重要,孩子第一次犯错,你能纠正他,他终身受益。对于珍惜时间,也要掌握机会来教导。
【德育故事 ~ 小故事 真智慧】
~蔡礼旭老师 讲述~