Cerita Budi Pekerti 60
Saat miskin tidak mengubah cita-cita, saat kaya tidak
mengubah kedisiplinan
Tempo dulu ketika Fan Zhong-yan sedang belajar di ruang penginapan
di sebuah Vihara (zaman dulu sebelum mengikuti ujian negara di ibukota, para
pelajar miskin akan memilih menginap di Vihara), secara tidak sengaja dia
menemukan setumpuk emas.
Saat itu dia masih sangat miskin, kita selalu
mengatakannya sebagai “Mengganjal perut dengan bubur”, memasak satu panci
bubur, setelah masak lalu didiamkan sampai dingin dan jadi padat, yakni melekat
jadi satu kesatuan, lalu dipotong-potong, setiap tiba waktu makan, hanya boleh
menyantap satu potong saja.
Dalam kondisi yang begitu miskin dan susah, Fan Zhong-yan
menemukan setumpuk emas, apa yang akan dilakukannya? Hatinya tak tergerak sama
sekali, emas itu malah dikuburnya dengan baik. Di kemudian hari, Fan Zhong-yan
berhasil lulus ujian negara, mengerahkan segenap kemampuan guna mengabdi pada
rakyat.
Suatu hari, pengurus Vihara tempat dia menginap dulu,
mengetahui bahwa Fan Zhong-yan berhasil lulus ujian negara dan sekarang sudah
jadi pejabat, makanya mengunjunginya untuk minta donasi.
Fan Zhong-yan berkata: “Tidak masalah, saya akan
mendonasikan sejumlah sekian.” Pengurus Vihara yang mendengarnya langsung
terperanjat: “Tetapi mustahil Anda sekarang bisa mempunyai kekayaan sebanyak
itu.”
Fan Zhong-yan berkata lagi: “Cobalah kalian gali di salah
satu sudut Vihara, di sana terdapat sekantong emas.” Setelah digali, ternyata
benar ada sekantong emas yang terkubur dengan baik.
Ketika seseorang masih belum memiliki ketenaran dan
keuntungan, namun dia tetap teguh tak tergoyahkan oleh ketenaran dan
keuntungan, inilah keterampilan yang sesungguhnya dari insan terpelajar.
Seperti yang dikatakan sebagai: “Saat miskin takkan
mengubah cita-cita, saat kaya takkan mengubah kedisiplinan”. Fan Zhong-yan
memiliki keterampilan sedemikian rupa, barulah dalam lingkungan pekerjaannya
yang rumit, dia dapat melewatinya sebagai “Meskipun ratusan godaan menghampiri,
namun tetap berpendirian teguh dan takkan terpengaruh”.
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
(
Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
德育故事 ~【 善 】
贫贱不能移 富贵不能淫
范仲淹先生当初在一座寺庙的房间里读书,偶然的机会发现了一堆金子。他当时还很穷,我们常说的饘粥糊口,煮一锅粥,煮完之后让它自然凝固,就黏在一起变成一大团,再用刀切开,一餐吃一块。在如此穷困的状况之下,发现了一堆金子会如何处置?完全不为所动,把它埋好。后来考上功名,为人民服务尽心尽力。
以后遇到一个因缘,这个佛寺知道他已经功成名就,就去找他化缘。范仲淹说:‘好,我捐多少多少钱。’听到的人很惊讶:‘你现在也没有这么多钱。’他说:‘到寺庙里的某一个角落去挖,那里有一袋金子。’真的去挖,就是那一袋金子。一个人还没有名、没有利的时候,他对名利都能够不为所动,这是读书人真正的功夫。所谓‘贫贱不能移,富贵不能淫’。他有这样的功夫,才能在如此复杂的官场中,‘百花丛中过,片叶不沾身’。
【 德育故事 ~ 小故事 真智慧 】
【 讲述 ~ 蔡礼旭老师 】