Monday, 22 March 2021

110 Sejak Usia Dini Mendidik Anak Membedakan Baik dan Jahat

Cerita Budi Pekerti 110

Sejak Usia Dini Mendidik Anak Membedakan Baik dan Jahat

 

Keponakan saya, sejak berusia 3 tahun lebih, mamanya sudah mulai mengajarkan dia membaca ‘Di Zi Gui’, kemudian memberi penjelasan tentang ‘Di Zi Gui’, agar dia lebih mengerti. Alhasil saat membawanya keluar untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain, sewaktu ada anak berkata kasar terhadap orang lain, bahkan memukuli orang tersebut, begitu keponakan saya melihatnya, dia menarik mamanya dan berkata: “Anak itu tidak boleh memukuli orang lain, juga tidak boleh memarahi orang lain.”

 

Mengapa dia bisa memiliki penilaian sedemikian rupa? Dikarenakan pengaruh dari ‘Di Zi Gui’ yang sudah diajarkan kepadanya. Umpamanya, jika anda mendidik anak bahwa berbakti adalah hal yang benar dan berbakti adalah kebaikan, tahukah dia apa yang dimaksud dengan kejahatan? Yakni tidak berbakti adalah kejahatan.

 

Ketika anda mendidiknya agar menyayangi saudara-saudaranya dan menghormati senior, dia tahu bahwa ini adalah kebaikan, lalu tahukah dia apa yang dimaksud dengan kejahatan? Yakni tidak memiliki rasa hormat dan tidak menghargai persaudaraan.

 

Ketika anak-anak tahu bahwa sangat penting untuk bermawas diri, urusan sendiri haruslah dikerjakan oleh diri sendiri adalah kebaikan, pada saat bersamaan dia juga akan tahu apa yang dimaksud dengan kejahatan.

 

Ketika dia tahu bahwa mengasihi sesama adalah kebaikan, dengan sendirinya dia akan tahu apa yang dimaksud dengan kejahatan, sehingga anak dapat membedakan dengan jelas apa itu kebaikan dan kejahatan. Mampu membedakan baik dan jahat secara jelas, maka dia akan memilih kebaikan dan menjauhi kejahatan.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Pedoman Mengajar” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【教学锦囊篇】

从小教子辨善恶

  

我的外甥,她的母亲也是在孩子三岁多就开始教他读《弟子规》,然后讲解《弟子规》让他了解。结果带他到外面跟其他小朋友交往,当其他的小孩如果恶言对别人,甚至还动手打人,我的外甥看了就会拉拉他母亲说:‘那个小孩不可以打人、这个小孩不可以骂人。’为什么他会这样判断?教导《弟子规》所起的作用。

 

譬如,你教孩子孝是对的,你教孩子孝是善,他能否知道什么是恶?不孝。当你教他友爱兄弟、尊敬长辈,他知道这是善,他知不知道什么是恶?不敬、不悌。当他知道谨慎很重要,自己的事情要自己做是善,他同时也就知道什么是恶。当他知道爱人是善,他自然就会知道什么是恶,所以孩子就会善恶分明。善恶分明,他就会有所取舍,取善舍恶。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Sunday, 21 March 2021

109 Dengan Teladan Nyata Harapan Akan Terwujud

Cerita Budi Pekerti 109

Dengan Teladan Nyata Harapan Akan Terwujud

 

Agar proses belajar anak bisa berjalan sebagaimana mestinya dan kehidupan mereka bisa teratur, maka harus menetapkan kebiasaan membaca bagi mereka. Banyak orang tua yang bilang: “Sulit sekali! Anak-anak sekarang begitu senang bermain.” Sepertinya kita hanya berpikir ke arah yang buruk, tentu saja anak-anak akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan.

 

Mengenang kembali ketika saya dan kedua kakak perempuanku masih kecil, kami sama sekali tidak pernah menonton televisi, padahal kala itu ingin nonton juga sangat gampang, namun mengapa kami tidak menonton televisi? Ayahbunda-ku juga tidak pernah berkata: “Kamu jangan nonton TV ya!”

 

Usai menyantap makan malam, Ayahbunda akan pergi ke kamar mereka untuk membaca buku. Saat itu usiaku masih kecil, begitu membuka pintu kamar dan melihat Ayahbunda sedang membaca buku, apakah berani asyik duduk sendiri dan menonton TV? Tidak berani!

 

Maka itu, dengan sendirinya saya dan kedua kakak akan naik ke lantai atas dan membaca buku. Saya ingat ketika masa-masa SMP dan SMA, Ibunda-ku naik ke lantai atas bukan untuk menyuruh kami membaca buku, namun menyuruh kami: “Pergilah tidur, jangan baca lagi.” Maka, setelah terbiasa lama kelamaan jadi tabiat.

 

Sesungguhnya mendidik anak tidaklah sesulit yang kita bayangkan, yang terpenting adalah ‘Memberikan teladan dengan tindakan nyata’. Jika dalam hal belajar, Ayahbunda ‘Menjalankan kebiasaan hidup dengan teratur dan konsisten’, maka dengan sendirinya anak-anak akan meneladaninya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Pedoman Mengajar” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

以身作则 心想事成

  

要让孩子的学业上轨道,让他生活有规律,就要有固定的读书习惯。很多家长说:‘很难!现在的孩子如此爱玩。’我们好像都会往坏的地方去想,都往坏处去想,当然孩子就被你心想事成了。回想起我跟两个姊姊从小都不看电视,那时看电视也很方便,但是为什么我们不看电视?而我的父母也从未说过:‘你不要看电视。’他们是晚餐吃完之后,就到房间里看书。那时我年纪还小,打开父母的房间一看,父母在看书,自己敢不敢去坐在电视机前面大摇大摆的看电视?不敢!所以,很自然的就和两个姊姊一起上楼去看书。我记得在初中、高中时代,我母亲上楼来不是叫我们看书,都是叫我们:‘去睡觉了,不要再念了。’所以,习惯成自然。其实教育孩子没有想像中那样困难,最重要的是‘以身作则’。父母对学习‘居有常’,孩子自然起而效法。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

108 Ayahbunda dan Guru Bekerja Sama Mendidik Anak

Cerita Budi Pekerti 108

Ayahbunda dan Guru Bekerja Sama Mendidik Anak

 

Ada seorang anak, setelah bangun di pagi hari, dia menggosok gigi dan mencuci muka, lalu berlama-lama dan menunda-nunda waktu di sana. Karena sikat gigi dan odol sekarang memiliki bentuk dan gambar yang bagus-bagus, maka anak-anak akan menggosok gigi sambil bermain.

 

Mamanya tahu si anak pasti akan terlambat ke sekolah kalau dia terus saja seperti itu, namun masih bersabar dan berdiam diri. Sesampainya di sekolah, memang benar sudah telat, mamanya memerhatikan dia naik ke lantai atas. Oleh karena murid-murid lain sedang mengikuti upacara bendera, akhirnya si anak tidak dapat ikut serta. Mamanya pun berpikir, anak ini pasti akan ditegur oleh gurunya.

 

Ketika siang hari, anak ini pulang ke rumah, begitu melihat tidak ada rasa bersalah di wajah anaknya, mama merasa waspada bahwa gurunya tidak menghukum dan menegur anaknya. Sore itu juga, mama menelepon guru anaknya dan berkata: “Putra saya hari ini terlambat lho.” Usai mendengarnya, sang guru segera berkata: “Tidak masalah, tidak masalah.”

 

Kemudian mama si anak menjawab: “Bagaimana bisa tidak ada masalah? Sudah sangat bermasalah! Jika tidak segera memberi tahu perihal keterlambatan dia, anak akan mengembangkan kebiasaan buruk ini.” Lalu guru inipun bilang: “Saya pikir  anda menelepon untuk menjelaskan mengapa anak anda bisa terlambat ke sekolah.”

 

Mama lanjut berkata pada guru anaknya: “Anda harus menegur dan menghukumnya, agar dia tahu bermawas diri.” Akhirnya guru menjawab: “Hari begini masih ada orang tua yang meminta teguran dan hukuman untuk anaknya, sudah jarang sekali dijumpai.” Sambil tertawa menyetujui gurunya bilang: “Baiklah, sore ini saya pasti akan menegurnya.”

 

Pulang sekolah di sore hari, begitu masuk rumah, si anak buru-buru mencari jam wekernya. Mengapa mesti mencari jam weker? Agar besok dia tidak terlambat ke sekolah. Dia segera memutar jarum jam ke pukul setengah enam, barulah hatinya merasa lebih tenang. Begitu melihatnya, sang mama berjalan menghampiri anaknya dan berkata: “Sekarang kamu mengatur alarm berbunyi pukul setengah enam, maka nanti waktu makan malam alarm ini akan berbunyi; setelah selesai makan malam dan sudah lewat pukul setengah enam baru kamu atur lagi alarmnya, maka besok pagi dia akan berbunyi.

 

Jadi, si anak juga belajar bahwa ada 12 jam di alat pengukur waktu ini dan dalam sehari terdapat dua kali pukul setengah enam, seharusnya usai makan malam baru mengaturnya. Setelah itu, dia selalu bangun tidur sendiri dan mengatur sendiri waktunya, tidak lagi terlambat ke sekolah. Bahkan dia selalu membawa jam weker kecilnya kemanapun dia pergi, selalu bangun tepat waktu.

 

Oleh karena itu, di dalam mendidik anak-anak, sangatlah penting untuk bermawas diri di awal, ketika pertama kali anak melakukan kesalahan, dan anda mampu memperbaiki kesalahannya, dia akan memperoleh manfaat di sepanjang hidupnya. Dalam hal menghargai waktu, kita juga mesti menggenggam peluang guna mendidik dan membimbing mereka.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Keterampilan Hidup” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

亲师配合善教子

  

有个孩子早上起床后,刷牙洗脸,在那里磨磨蹭蹭耽搁时间。因为现在的牙刷上面有图案,牙膏也有很漂亮的图案,所以孩子一边刷牙一边玩耍。母亲看到他这样继续下去,一定会迟到,可是也是按兵不动。到了学校以后,确实迟到了,母亲就看着他上楼去。结果儿子没有去参加升旗,因为其他同学都去升旗了。妈妈就想,这孩子一定会被老师批评。中午的时候,孩子回到家里来,一看到孩子的脸上没有任何的惭愧,也就警觉到老师没有处罚、没有批评他。当天下午,母亲就打一通电话给老师,跟老师说:‘我儿子今天迟到了。’老师一听完,马上对家长说:‘没关系,没关系。’结果母亲就回答说:‘怎么会没关系?很有关系!孩子迟到假如不马上跟他说,他就养成坏习惯。’结果这位老师就说:‘我还以为你是打电话来要跟老师解释孩子为什么迟到。’接着家长就跟老师说:‘你要好好批评、处罚他,让他有所警觉。’结果老师回答:‘这个年头还有家长来讨批评、讨处罚的,已经不多见了。’老师一边笑也答应说:‘好好好,我下午一定好好批评他。’

 

下午放学回家,孩子一进到家里,立刻去找闹钟。为什么要找闹钟?明天不能迟到。立即把指针转到六点半,心里才比较安心。母亲一看,就走过来跟孩子说,你现在调六点半,待会吃饭的时候闹钟就响了;你要吃完饭,等过了六点半以后再去调整,明天就会响。所以,孩子也学习到,闹钟是十二个小时的,一天有两个六点半,应该吃完饭才去调闹钟。以后他都是自己起床,自己安排时间,不迟到。而且他无论到哪里,都带着自己的小闹钟,常常按时间自己起床。因此,在教育中,慎于始很重要,孩子第一次犯错,你能纠正他,他终身受益。对于珍惜时间,也要掌握机会来教导。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

107 Bagaimana Membimbing Anak-Anak Menghargai Waktu?

Cerita Budi Pekerti 107

Bagaimana Membimbing Anak-Anak Menghargai Waktu?

 

Apabila anak-anak tidak mengerti menghargai waktu, bagaimana seharusnya kita membimbing mereka? Ada seorang Ayah yang mana anaknya malas dan suka keluyuran sepanjang hari, si Ayah lalu mengambil sebatang kayu, panjangnya kurang lebih 80 cm, di depan anaknya si Ayah berkata: “Nak, hidup seseorang seperti batang kayu ini, kurang lebih 80 tahun saja; 20 tahun di awal kamu masih menuntut ilmu, terhadap keluarga dan masyarakat kamu tidak banyak membantu, jadi tidak ada kontribusi dari kamu selama periode ini, mari kita potong kayu ini.”

 

Si Ayah mengambil kapak dan memotong bagian depan kayu sepanjang 20 cm. Dia lanjut berkata: “Menginjak usia 60 tahun tubuh manusia akan mengalami penuaan, juga tidak bertenaga lagi mengerjakan sesuatu, jadi bagian 20 tahun ini juga harus disingkirkan.” Usai berkata, kayunya dipotong lagi sepanjang 20 cm.

 

Si Ayah berkata lagi: “Ada sepertiga dari sisa bagian ini yang tertidur, jadi bagian ini juga tak boleh terlewatkan.” Dipotong lagi sepertiga dari kayu ini. Saat pemotongan kayu terjadi, putranya pun merasa panik dan gelisah. Ayahnya berkata: “Setiap hari kamu masih harus makan, masih begitu banyak permasalahan, dan begitu banyak waktu yang terbuang, jadi mesti dipotong lagi satu bagian.”

 

Usai berkata, satu bagian dari kayu inipun dipotong. Si anak berkata pada Ayahnya: “Jangan potong lagi, saya sudah paham.” Ayahnya bilang: “Kamu takkan tahu, kamu juga takkan paham, sepanjang hidup kamu tidak tahu mesti mengalami berapa banyak penderitaan sakit, mesti menjalaninya di atas ranjang pasien, bagian ini juga tak boleh terlewatkan.” Kayu pun terpotong satu bagian lagi.

 

Si anak menjadi tercerahkan, lalu berlutut. Ayahnya berkata padanya: “Lihatlah kehidupan manusia menjadi begitu singkat, maka seharusnya melakukan hal yang benar-benar bermanfaat, dapat berbakti kepada Ayahbunda, berkontribusi untuk masyarakat, mengabdi pada negara; kehidupan sudah sedemikian singkatnya, maka sangat tidak pantas kamu hambur-hamburkan begitu saja.”

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Keterampilan Hidup” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

如何引导孩子珍惜时光?

  

假如小孩不懂得珍惜时光,我们应该如何去引导?有位父亲的孩子整天游手好闲,他就拿了一根棍子,差不多八十公分长,到孩子面前就跟他说:‘孩子,人的一生就好像这根木棍一样,八十年左右;前二十年你还在学习,对家庭、对社会没有多大的帮助,所以这段时光没有贡献,我们把它砍掉。’他拿起斧头,把前面二十公分切掉。接着又说:‘人生六十岁以后身体比较衰老,也没有力气做事了,所以后面二十年也要去掉。’说着就把木棍再砍掉二十公分。

 

父亲接着又说:‘剩下的这一段,有三分之一都睡掉了,所以这一段也不能算。’拿起来又把它砍了三分之一。在这个砍的过程中,他的儿子心里感到一阵震撼。接着父亲又说:‘你每天还要吃饭,还有很多的杂事,又浪费了很多的时间,所以又要再砍一段。’说完就砍下去。孩子跟父亲说:‘您别砍了,我知道了。’父亲接着说:‘你不会知道,你不会明白,你这一生不知又要生多少场病,都要在病床上度过,这一段也不能算。’又把它砍了一段。孩子感悟了,就跪下来。父亲跟他说:‘你看人生只剩这么短,就应该做真正有意义的事,能够真正孝顺父母,奉献社会,奉献国家;既然生命这样的短暂,你还拿来挥霍,那就太不应该了。’

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Saturday, 20 March 2021

106 Pandangan Anak-Anak Melihat Hati Manusia

Cerita Budi Pekerti 106

Pandangan Anak-Anak Melihat Hati Manusia

 

Ada sekelompok anak berusia 6-7 tahun, suatu malam guru bertanya kepada mereka: “Apa itu hati baik? Apa pula hati jahat?” Anak-anak ini telah mempelajari buku Klasik selama 2 tahun, bagaimana pandangan dan pemahaman mereka tentang pertanyaan ini? Apa itu hati baik? Ada seorang murid bilang: “Ketika kita menginginkan sesuatu, namun orang lain juga menginginkannya, maka kita mengalah padanya.” Ini adalah untuk memutus akar keserakahan kita.

 

Murid kedua: “Berbakti pada Ayahbunda, bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran, menghormati orang lain, adalah hati baik.”                                                                    

Murid ketiga: “Menghormati Buddha, melaksanakan ‘Di Zi Gui’ adalah hati baik.”

Murid keempat: “Melaksanakan bab 1 hingga bab 18 dari ‘Klasik Bakti’, patuh pada guru, melaksanakan ‘Chang Li Ju Yao’ atau Tata Krama Dasar adalah hati baik.”

 

Dari jawaban anak-anak ini, kita tahu bahwa mereka menitikberatkan pada pelaksanaan secara nyata. Murid berikutnya bilang: “Hati yang bijak, melakukan perbuatan baik, melakukan sesuatu tanpa terpaksa adalah hati baik.” Anak-anak sudah bisa melihat niat hati mereka sendiri.

 

Ketika Ayahbunda memanggilnya, apakah mereka akan pergi menghadap dengan tidak sabaran atau atas inisiatif sendiri? Beberapa hal yang wajib dikerjakan-nya, apakah atas inisiatif sendiri atau butuh orang lain mendesaknya? Dari hidup keseharian, anak-anak dapat mengamati niat hatinya sendiri.

 

Setiap minggu guru akan menyalin sebait kalimat untuk anak-anak, sebagai bentuk upaya belajar keterampilan hidup. Diantaranya ada sebuah kalimat: “Hal yang mampu dikerjakan sendiri, janganlah merepotkan orang lain; Hal yang semestinya dikerjakan oleh diri sendiri, janganlah membuat orang lain khawatir karenanya.” Maka itu, tidak perlu didesak baru dikerjakan.

 

Anak selanjutnya bilang “48 Tekad Agung Buddha Amitabha demi menyelamatkan para makhluk adalah hati baik.” Oleh karena dia pernah membaca ‘Sutra Usia Tanpa Batas’

 

“Tahu bahwa itu adalah hal baik, maka kerjakanlah.” “Hati yang memahami kebenaran adalah hati baik.” Sampai di sini, apakah kita lebih memiliki keyakinan hati dalam menghadapi masa depan? Dari generasi ke generasi akan ada insan bijak yang muncul.

 

Apa itu hati jahat? “Tidak membantu sesama, membohongi orang lain, suka menghambur-hamburkan adalah hati jahat.” Lalu apa saja yang diboroskan? Listrik, air, nyawa, barang-barang kebutuhan, hidup dan waktu. Ketika saya memberi kelas ceramah di Shenzhen, anak ini hampir selalu datang mendengar, bahkan terkadang sampai tertawa terbahak-bahak.

 

Saya ingat suatu kali ketika sedang membahas permasalahan belajar dengan teman seDharma, tentang Guru Li Bingnan yang pernah berkata pada muridnya: “ Kamu belajar Ajaran Buddha, maka pada satu masa kehidupan ini harus mencapai KeBuddhaan.” Sikapnya sangat meyakinkan. Usai mendengarnya, anak ini lalu berkata: “Guru, jika belajar Ajaran Buddha tetapi tidak bertekad mencapai KeBuddhaan, maka tidak perlu belajar lagi!” Anak ini sangat lugu, kita jangan malah membuatnya rumit.

 

‘Menindas orang lain adalah hati jahat.’ ‘Petaka muncul dari mulut, bercanda yang keterlaluan adalah hati jahat.’ ‘Membenci orang lain adalah hati jahat.’ ‘Egois dan suka emosi adalah hati jahat.’ ‘Tidak membalas perlakuan baik orang lain, melupakan budi baik orang lain, semua ini adalah hati jahat.’ ‘Mendendam adalah hati jahat.’ Disebutkan dalam ‘Di Zi Gui’ “Budi harus dibalas, dendam harus dilupakan”, “Jika diri sendiri memiliki kemampuan janganlah egois”, mereka selalu menyimpan semua ini di hati.

 

‘Mudah tersinggung adalah hati jahat.’ ‘Orang lain memberi tahu kekurangannya, namun bersikukuh mempertahankan kesalahannya, ini adalah hati jahat.’ Haruslah “Waspada kala mendengar pujian, senang mendengar kritikan, insan berbudi akan menjadi sahabat sejati”. Apabila kita menunjukkan letak kesalahan anak-anak ini, mereka akan bilang: “Terima kasih sudah memberi tahu kekuranganku.”

 

Kebetulan saat itu kami baru kembali dari ceramah di tempat lain, seorang guru memberi tahu kesalahan yang diperbuat seorang murid, murid ini segera membungkuk memberi hormat kepada gurunya, kami merasa sangat tak enak hati, generasi berikutnya sungguh membuat salut!

 

‘Tidak memiliki rasa cinta kasih, menyakiti hati orang lain adalah hati jahat.’ ‘Tidak memiliki welas asih, sudah tahu harus berbuat baik, malah berbuat jahat, ini adalah hati jahat.’ ‘Tidak menaruh rasa hormat terhadap gambar Konfusius adalah hati jahat.’ Oleh karena di dalam kelas digantung gambar Konfusius, begitu masuk kelas, mereka akan bilang: “Konfusius, saya pulang.” Inilah yang disebut: “Memperlakukan almarhum seperti saat beliau masih hidup”

 

‘Takut hidup susah adalah hati jahat.’ Pernah suatu minggu guru menulis: “Takut hidup susah, menderita kesusahan seumur hidup; tidak takut hidup susah, susahnya cuma sementara waktu”, perilaku hidup ini memang seharusnya ditanamkan sejak anak masih berusia dini.

 

‘Tidak menghormati Buddha adalah hati jahat.’ ‘Dari luar kelihatan berbuat baik, namun di dalam hati berbuat jahat.’ Mereka menekankan pada pengamatan hati dan akan melatihnya dari niat pikiran yang timbul.

 

‘Tidak berbakti pada Ayahbunda adalah hati jahat.’ ‘Hati yang merusak adalah hati jahat.’ ‘Hal yang tidak diketahui Mama, maka mengatai Mama bodoh, ini adalah hati jahat.’ ‘Tidak melaksanakan “Di Zi Gui” adalah hati jahat.’ ‘Awalnya bisa dikerjakan, namun selalu berpikir tidak mampu, adalah hati jahat.’

 

‘Hal yang tidak ingin dikerjakan diri sendiri namun menyuruh orang lain mengerjakannya adalah hati jahat.’ ‘Bersuara keras dan berisik, hingga mengganggu orang lain adalah hati jahat.’ ‘Kesalahan yang sengaja ditutupi akan menjadi bertambah lagi, maka itu menutupi kesalahan adalah hati jahat.’

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Keterampilan Hidup” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

童眼看人心

  

有一群六、七岁的孩子,有一天晚上老师问他们:‘什么是好心?什么是坏心?’这些孩子都读了两年的经典,他们的思想、观念如何?什么是好心?一位同学说:‘一件东西自己想要,但别人也想要的话,那就让给别人。’这是截断悭贪的根基。

 

第二位说:‘孝顺父母,上课专心,对别人恭敬,是好心。’这些话都没有加任何一个字,都是他们的原话。

第三位说:‘对佛恭敬,做到《弟子规》的心是好心’。

第四位说:‘做到《孝经》第一到第十八章,听老师的话,做到《常礼举要》的心是好心。’

 

从这段话我们知道,他现在在学《孝经》跟《常礼举要》。而且从这几位孩子的回答中,我们体会到,他们对于学问强调的是做到。下一个孩子说:‘智慧的心是好心,做好事的心是好心,不用督促去做事的心是好心。’ 孩子们已经会看自己的存心。

 

父母叫他的时候,他是不耐烦去,还是主动去?一些应该做的事,是自己主动做,还是要别人去催促?孩子可以从生活中,还有自己的存心去观照。老师每星期抄一句话给他们,当作一种做人做事的态度。其中有一句就提到:‘自己能做的事,绝不麻烦别人;自己应该做的事,绝不让人操心。’所以,他提到不用督促就去做事。

 

‘四十八愿度众生的心是好心。’因为这个孩子读过《无量寿经》。

 

‘知道是好事就去做。’‘懂道理的心是好心。’看到这里,我们是否觉得面对未来比较有信心了?江山代代有贤人出。

 

什么是坏心?‘不帮助人的心是坏心,欺骗别人、浪费的心是坏心。’然后又提到浪费什么?浪费电、水、生命、物品、人生、时间。我去深圳讲课时,这个孩子几乎都来听,有时还听得哈哈大笑。记得有一次我跟同修们讨论修学的事情,提到李炳南老师曾经跟学生讲过:‘你学佛,这一生就得作佛。’态度非常坚定。这个孩子听完以后,就说:‘老师,学佛不作佛,那就不要学!’所以,孩子很单纯,我们不要搞得太复杂。

 

‘侮辱别人是坏心。’‘开玩笑过火,祸从口出,这是坏心。’‘怨恨别人的心是坏心。’‘为自己不为别人的心,生气的心是坏心。’‘别人对他好,他对别人不好,没有回报的人,忘恩负义,这些都是坏心。’‘记仇的心是坏心。’这些就是《弟子规》讲的‘恩欲报,怨欲忘’、‘己有能,勿自私’,他们常常放在心上。

 

‘小气的心是坏心。’‘别人指出缺点,却坚持错误,是坏心。’这是‘闻誉恐,闻过欣,直谅士,渐相亲’。如果对这些孩子举出他的过失,他会对你说:‘谢谢你指出我的缺点。’刚好那时我们从外地演讲回来,有一位老师就指点了一个同学的错误,这个同学马上给老师鞠躬,我们当场都觉得很汗颜,真是后生可畏!

 

‘没爱心,害别人的心是坏心。’‘没慈悲心,知道应该做好事,还做坏事,这是坏心。’‘对孔夫子像不恭敬是坏心。’因为他们的教室有挂孔夫子像,所以一进门都要说:‘孔夫子,我回来了。’这就是‘事死者,如事生’。

 

‘怕吃苦的心是坏心。’老师有一个星期写到:‘怕吃苦,吃一辈子苦;不怕吃苦,吃一阵子苦’,这些人生态度确实从小扎根最好。

 

‘对佛不恭敬的心是坏心。’‘表面做好事,心里做坏事。’他们观心为要,会从起心动念修。

 

‘不孝顺父母的心是坏心。’‘破坏的心是坏心。’‘妈妈不知道,就说妈妈笨,是坏心。’‘不做到《弟子规》,是坏心。’‘本来可以做到,但老想做不到,是坏心。’‘己所不欲施于人,是坏心。’‘高声喧哗,打扰别人,是坏心。’‘倘揜饰,增一辜,所以掩饰的心是坏心。’

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~


105 Apa Makna Dari Kebenaran?

Cerita Budi Pekerti 105

Apa Makna Dari Kebenaran?

 

Saya pernah pergi ke Shenzhen, menyelenggarakan sebuah kelas belajar bagi anak-anak murid Taman Kanak-Kanak kategori TK B. Begitu masuk kelas, saya berkata pada para sahabat kecil ini: “Anak-anak, hari ini guru akan memberi kelas ‘Di Zi Gui’.” Serentak anak-anak langsung berkata: “Guru, kami semua sudah pernah mempelajarinya, bahkan kami juga sudah menghafalnya.”

 

Saya lanjut berkata pada mereka: “Hal terpenting ketika kita mempelajari buku Klasik yakni mesti belajar menjadi seorang insan yang bermoralitas.” Lalu saya menulis sebuah aksara ‘’ (dào). Di dalam “Liu Shu” atau enam karakteristik aksara Mandarin, berisi kebijaksanaan dan filosofi hidup, aksara ini diciptakan berdasarkan pemahaman tentang kehidupan manusia.

 

Mari kita lihat di sisi ‘道’, terdapat aksara ‘首’ (shǒu=kepala/tinggi) dan ‘走’ (zǒu=jalan), jadi apa yang terpenting dari belajar? Jalan, artinya harus mengamalkan secara nyata. Insan bermoralitas terlebih dahulu akan menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

 

“Anak-anak, bagian ‘Di Zi Gui’ mana yang telah kalian terapkan?” Anak-anak yang awalnya mengangkat kepala tinggi-tinggi, begitu mendengar kalimat ini, langsung menundukkan kepala mereka. ‘Fù mǔ hū yìng wù huǎn’ atau ‘Ketika ayahbunda memanggil segeralah menjawab.’ Anak-anak masa kini yang berusia 7-8 tahun sudah sangat pintar berdebat dengan ayahbundanya. Rekanku bilang: “Tidak perlu menunggu 7-8 tahun, yang berusia 4-5 tahun saja sudah sangat hebat.”

 

Bahkan bait pertama ‘Di Zi Gui’ tidak berhasil mereka terapkan, maka itu niat belajar sejak awal tidak kembali kepada pengamalan nyata. Sesungguhnya, anak-anak sangat bersedia dididik, selama apa yang anda katakan mampu meyakinkannya, maka mereka akan bisa menerimanya.

 

Hari itu juga, seorang anak menulis di buku hariannya: “Hari ini Guru Cai memberi kami kelas ‘Di Zi Gui’, Guru Cai bilang ‘Di Zi Gui’ bukan untuk dihafal, namun untuk diterapkan dalam kehidupan keseharian.”

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Keterampilan Hidup” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

什么是道?

  

我曾经去过深圳,给一所幼儿园大班的孩子上了一堂课。我一进去就跟小朋友说:‘小朋友,今天老师来上《弟子规》。’小朋友立刻异口同声说:‘老师,我们学过了,我们都会背了。’我接着就跟小朋友说:‘我们读经最重要的就是要做一个有道德的人,学做一个有道德学问的人。’我接着就写了一个‘道’字。中国《六书》造字,把人生的智慧哲学都含摄进去,这是用会意而创造的字。我们来看一下,一个‘首’,一个‘走’字旁,所以学问重要的是什么?走,意思是要实践。有道德的人就是首先能落实、力行的人。‘诸位小朋友,哪一条你做到了?’本来头抬得很高,一听到这句话,头立刻就低下来。

 

‘父母呼,应勿缓。’现在的孩子,七、八岁就很会跟父母顶嘴了。我的朋友说:‘哪还要等七、八岁!四、五岁就很厉害了。’他第一句就没做到,所以求学问的态度一开始就没有回到力行上。其实孩子都很愿意接受教育,只要你说的能让他信服,他就能去领受。当天,有一个孩子写日记就写上:‘蔡老师今天给我们上《弟子规》,蔡老师说《弟子规》是拿来做的,不是拿来背的。’

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~