Sunday, 28 February 2021

104 Kesempatan Mendidik Anak

Cerita Budi Pekerti 104

Kesempatan Mendidik Anak

 

Seorang bunda membawa anak perempuannya berbelanja di jalan, kebetulan bertemu dengan seorang sahabat, dan sahabat ini berkata pada si anak: “Kenapa kamu masih belum sekolah?” Oleh karena si anak masih begitu kecil, dia pun bertanya pada mamanya: “Mama, untuk apa kita bersekolah?” Senior ini segera menjawabnya: “Dengan bersekolah bisa menghasilkan banyak uang.”

 

Bermawas diri sejak awal. Jika anda adalah mama si anak, apa yang mesti dilakukan? Penilaian atau pandangan masyarakat masa kini yang sedemikian rupa memiliki perbandingan yang amat besar! Sang mama segera memanfaatkan kesempatan ini dan memberi isyarat menggunakan matanya kepada sahabatnya, agar sahabatnya ini tidak lagi meneruskan bicaranya.

 

Lalu dia berkata pada putrinya: “Yang terpenting dalam menuntut ilmu adalah mempelajari keterampilan, setelah memiliki keterampilan, kita bisa membantu orang lain dan bisa bersumbangsih untuk masyarakat, kita harus ingat: ‘Dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, harus saling menjaga dan membantu sesama’.”

 

Ketika si anak merasa bahwa di dalam lingkungan masyarakat harus saling membantu, begitu sikapnya ini terbentuk, maka apa yang akan terjadi ketika kelak di kemudian hari dia bertemu dengan orang dari berbagai profesi? Dia akan bersikap hormat dan berterima kasih. Namun apabila keterampilan yang dia pelajari bertujuan untuk mendapatkan uang banyak, kelak dia akan menempatkan uang sebagai tujuan akhirnya dalam menilai orang lain. Dengan demikian, dia akan bersikap merendahkan begitu banyak orang.

 

Jika niat belajar sudah salah, maka apa yang dipelajari akan bertentangan dengan kebenaran dan jauh dari moralitas. Si mama segera membimbing putrinya bahwa keterampilan-lah yang harus dipelajari. Oleh karena pemahaman tentang keterampilan ini sangat luas dan putrinya masih kecil, dengan cara memberi contoh si mama menjelaskan pada putrinya.

 

Kebetulan mereka baru keluar dari supermarket dan membeli beberapa mantou (roti sepan), si mama lalu berkata: “Seperti paman tadi, oleh karena dia memiliki keterampilan membuat mantou, maka dapat membantu membuatnya untuk kita, barulah kita bisa memakan mantou, jadi kita harus berterima kasih padanya. Namun untuk berterima kasih padanya, maukah kamu memberikan boneka beruang pada paman? Atau memberikan mainan mobil-mobilan kamu padanya? Belum tentu paman membutuhkan semua barang ini. Maka itu, untuk menunjukkan rasa berterima kasih, kita bisa memberikan uang padanya. Dengan uang ini, paman bisa membeli semua barang kebutuhannya.”

 

Memanfaatkan kesempatan untuk membimbing anak, bahwa tujuan dari belajar adalah untuk meningkatkan keterampilan, dengan keterampilan inilah melayani sesama; ketika si anak memiliki sikap sedemikian rupa, maka kelak dia takkan mudah menjadi angkuh.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Keterampilan Hidup” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

机会教育

  

有一个母亲带着小女孩上街买东西,恰巧遇到了一个朋友,这个朋友就跟那个小女孩说:‘你为何还没去念书?’那小女孩还小,小女孩就问她妈妈:‘妈妈,念书要做什么?’结果这位长辈马上跟她说:‘念书可以赚大钱。’慎于始,假如你是母亲,该怎么办?现代这样的价值观占很大的比例!这个母亲立刻就抓住机会点,跟她的朋友用眼光打了一下招呼,叫她不要继续说下去。她就跟女儿说:‘念书最重要是学本事,我们有了本事以后,就可以去帮助别人,在社会上就会有所贡献,我们要记住:“社会国家者,互助之体也”。’当孩子觉得社会就是互相帮助,她的这个态度一形成,以后面对各行各业的人会如何?尊敬、感谢。但是假如她学本事的目的在赚大钱,以后她会如何看待各行各业的价值?钱是最终目的!因此,她就会轻慢很多行业的人。

 

所以,学问在存心,只要心偏颇了,就会与道德、学问背道而驰。她母亲立刻引导她,告诫她要学本事。学本事很抽象,孩子还那么小,妈妈就用举例的方式。她们刚好从超市出来,买了一些馒头,妈妈就说:‘就像刚刚那个叔叔,因为他有本事,他会做馒头,就可以帮我们做馒头,我们才有馒头可以吃,所以我们要感谢他。可是我们感谢他,能不能把你的玩具熊送给叔叔?还是把你的小汽车送给叔叔?这些叔叔不一定需要。所以,我们感谢叔叔就可以拿些钱送给他,表示我们谢谢他。叔叔也可以拿这些钱,去买他所需要的东西。’借此机会引导孩子,学习的目的在于增长本事,以便服务他人;当她有这种态度,她就不容易傲慢。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

103 Mengasah Besi Menjadi Jarum

Cerita Budi Pekerti 103

Mengasah Besi Menjadi Jarum

 

Kita sering melihat banyak sekali insan yang bakatnya melampaui orang banyak, timbul rasa iri di hati kita, anak-anak juga mungkin akan berkata demikian: “Mengapa dia bisa begitu hebat? Mengapa tulisannya bisa begitu bagus! Mengapa dia bisa bernyanyi dengan begitu merdu?”

 

Mampu menulis dengan bagus adalah hasil akhirnya, lantas sebabnya ada di mana? Kita harus maju selangkah dalam membimbing anak-anak, jangan hanya bisa iri terhadap orang lain, mesti melihat apa yang ada di balik kemampuannya, tentu saja keberhasilan mereka tidak diperoleh dengan sekali latihan saja.

 

“Jika ingin memperdalam keterampilan, mesti mengasah besi menjadi jarum”, tentu semua bakat mereka bukanlah jatuh dari langit, kita harus menuntun anak-anak untuk mengembangkan sikap memahami yang sebenarnya, bahwa bertekad dan bekerja keras adalah akar dari kesuksesan.

 

Kaligrafi “Di Zi Gui” ditulis dengan begitu indah, kaligrafi ini ditulis sendiri oleh guru Yang Shufen, setelah melihatnya kita akan merasa bahwa tulisan guru Yang Shufen begitu bagus, sehingga iri padanya. Sudah berapa lama guru Yang Shufen menulis kaligrafi? Sudah 41 tahun, sejak usia 5 tahun beliau mulai belajar menulis kaligrafi.

 

Guru Yang Shufen bilang dulu mereka berlatih menulis setumpuk kertas setiap harinya, demikian sedikit demi sedikit menjadi terampil, maka itu sekarang begitu memegang pena barulah mampu menulis menurut apa yang dia inginkan. Sesungguhnya semua ini haruslah menggunakan hati rela berkorban dan kegigihan, ditambah dengan sebutir hati untuk melayani sesama, barulah bakat beliau dapat terus meningkat dan tidak pernah berhenti berkarya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Keterampilan Hidup” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【学习篇】

若要功夫深 铁杵磨成针

  

我们往往看到很多人才华出众,都会心生羡慕。孩子可能也会这样说:‘为什么他这样厉害?字何以写得这么好!歌为何唱得如此美妙?’能把字写得很好是结果,原因在哪里?我们要进一步引导小孩,不能只羡慕他人,要看到他这么好的本事的背后,绝对不是一蹴而就。‘若要功夫深,铁杵磨成针’,所有的本事决不是从天上掉下来的,要让孩子建立这样正确的态度,有恒为成功之本。

 

《弟子规》的书法本写得很漂亮,这是杨淑芬老师亲笔写的,我们看了都会觉得写得很好,很羡慕。杨老师写了多久?已经四十一年了,她从五岁开始写书法。老师说她们以前练书法,一天都是练一迭纸,是这样一点一滴磨炼出来,所以现在拿起笔来才能随心所欲不踰矩。确实都要用心付出,加上恒心,再加上一颗为人服务的心,她的才华才能不断地向上提升、不断地突破。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~