Friday, 24 December 2021

123 Tekad Guru Adalah Tekad Diri Sendiri

Cerita Budi Pekerti 123

Tekad Guru Adalah Tekad Diri Sendiri

 

‘Tekad guru adalah tekad diri sendiri’, guru-ku Master Chin Kung selalu menempatkan semua tekad guru beliau menjadi tekadnya sendiri. Beliau sudah berusia 80 tahun, namun masih berkunjung ke berbagai belahan dunia guna menyebarluaskan Ajaran Sukhavati, demi perdamaian dunia, beliau tidak berhenti sibuk ke sana kemari.

 

Suatu kali saat sedang berceramah, beliau berkata: “Kalian anak-anak muda mesti membangkitkan hati memberi manfaat bagi para makhluk, usiaku telah senja, masih saja sibuk di dunia ini, apakah ada anak muda yang bersedia mengabdikan dirinya, berbuat lebih banyak untuk masyarakat, negara dan dunia ini. Jika kalian bersedia, saya pun bersedia bersujud pada kalian.”

 

Saat itu ketika mendengar perkataan beliau, kami sebagai murid sungguh merasa sangat malu, dapat bertemu dan mendapat bimbingan dari guru yang begitu baik, sudah sepatutnya dihargai.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

师志如己志

 

我的师长释净空教授是「师志如己志」,把老师的志向完全当作自己的志向。他已经八十岁了,还在世界各地为了宗教的融合,为了世界的和平,仍旧不断奔波。有一次老人家在讲课的时候提到,他说:「你们这些年轻人要发利益众生之心,我年纪都这么大了,还在全世界奔波;有没有哪一位年轻人愿意出来,多为这个社会、国家、世界多做些事。假如你们愿意,我愿意给你们磕头。」当时听到师长这样的谈话,我们做学生的确实感到非常的惭愧,能遇到这样的好老师指导,应该珍惜。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

122 Menghormati Guru dan Menjunjung Ajaran

Cerita Budi Pekerti 122

Menghormati Guru dan Menjunjung Ajaran

 

Pendidikan orang Tionghoa lebih menekankan pada “berguru” yakni ajaran yang disampaikan oleh guru kepada muridnya. Guru-ku Master Chin Kung, ketika tiba di Taichung, beliau ingin belajar dari Upasaka Li Bing-nan, Guru Li berkata padanya: “Ada 3 syarat dariku, jika kamu bisa mematuhinya, barulah saya akan mengajarimu”. Syarat pertama adalah hanya boleh mendengar perkataan seorang guru saja; kedua adalah semua buku-buku yang akan dibaca harus ada persetujuan dari guru barulah boleh dibaca; ketiga adalah segala apa yang sudah kamu pelajari sebelumnya, satupun tidak akan saya akui. Kala itu Master Chin Kung sudah mulai berceramah, tetapi Guru Li malah tidak mau mengakui semua yang sudah beliau pelajari.

 

Mari kita lihat ketiga persyaratan ini. Kita tidak boleh hanya melihat adanya aturan yang ketat, namun harus melihat dampak dan manfaat dari aturan ini, sehingga kita bisa dengan tenang mematuhinya. Mengapa syarat pertama hanya boleh mendengar perkataan seorang guru saja? Oleh karena kita masih belum menyelami ajaran yang sebenarnya, dan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan benar dan salah, semakin banyak hal yang kita pelajari, pada akhirnya akan bingung sendiri.

 

Mendengar ucapan satu guru adalah satu jalan, dua guru dua jalan, tiga guru adalah persimpangan tiga, empat guru menjadi persimpangan empat. Mari amati dengan cermat orang-orang yang suka membaca di sekitar kita, apakah kamu perhatikan bahwa setelah dia membaca 3-5 tahun, kemungkinan pola pikirnya akan semakin kacau saja. Maka itu, ‘Proses belajar mengajar menekankan pada memfokuskan diri’, belajar dan mengajar merupakan satu koin dua sisi, belajar mesti ditekankan pada terfokus.

 

Syarat kedua, semua buku yang ingin dibaca sudah pasti harus ada persetujuan dari guru, itu adalah bentuk kepedulian terhadap murid, agar pikiran si murid tidak kacau dan bisa terfokus. Dengan pikiran terfokus barulah ada hati yang tenang, dengan hati yang tenang, kebijaksanaan barulah akan terbuka. Syarat ketiga, semua yang sudah dipelajari, satupun takkan diakui, apa tujuannya? Seperti kata pepatah ‘Setengah botol cuka akan nyaring bunyinya’, artinya orang yang setengah hati paling sukar dididik.

 

Maka itu, Guru Li ingin beliau (Master Chin Kung) melepaskan semua yang sudah dipelajari, mengosongkan semua yang ada di hati, menggunakan sebutir kerendahan hati menerima ajaran, dengan begitu barulah mampu belajar dengan baik. Oleh karena itu, ketiga syarat ini mempunyai makna yang sangat luas dan mendalam.

 

Guru-ku (Master Chin Kung) menyetujuinya, setelah dijalani selama 3 bulan, pikiran menjadi semakin suci, pikiran yang suci dapat menumbuhkan kebijaksanaan dan pencerahan. Maka itu, beliau berkata pada Guru Li: “Saya tidak hanya akan menjalaninya 5 tahun, tetapi saya ingin menggandakannya menjadi 10 tahun.” Andaikata kita ingin berguru pada insan suci dan bijak terdahulu, juga harus melaksanakan ketiga syarat ini, tidak boleh membaca beragam jenis buku, mesti mengikuti cara lama dari insan bijak terdahulu. Jika tidak, mungkin akan ‘Tidak mendengar ucapan insan bijak, kerugian ada di depan mata’.

 

Jika kita ingin berguru, maka baik-baiklah mengikuti satu orang guru saja, kata ‘mengikuti’ ini bukan berarti dengan raga mengikuti, namun mesti mengikuti dengan hati, jika guru mengajarkan satu kalimat, maka kita harus segera menerapkan satu kalimat ini. Maka itu, apakah kita dapat belajar dengan baik mengikuti ajaran insan suci dan bijak, yang paling penting adalah mesti meningkatkan ketekunan belajar diri sendiri, memperlakukan buku Klasik, para sahabat dan kalyanamitra dengan hati penuh hormat.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

尊师重道

 

中国的道特别强调师承。我的老师释净空教授,他到台中就教于他的老师李炳南老居士,李老师对他说:你要跟我学有三个条件,你能遵守,我才能教你。第一是只能听老师一个人讲;第二是所有要看的书都要经过老师同意才能看;第三是你以前所学的我一概不承认。释净空教授那时已经在讲课,他的老师却说,你以前所学一概不承认。

 

我们细看这三条。我们不能只看到严格的规定,要看规定所带来的影响和利益,我们才能安心遵守。为什么第一条是只能听老师一个人讲?因为我们还没有契入真实学问,没有辨别是非的能力,你接触的东西愈多,到最后会无所适从。听一个老师是一条路,听两个老师是两条路,听三个老师是三岔路口,听四个老师是十字街头。

 

我们细细去观察周围很多喜欢看书的人,他看了三年、五年,你是否发觉他的思考可能愈来愈混乱。所以,「教之道,贵以专」,教跟学是一事之两面,学之道也要「贵以专」才行。第二条是所接触的书一定要老师同意,那是对学生的爱护,让他的心专注,不杂乱。专注才有定,定才能开智慧。第三条是以前所学一概不承认,用意何在?所谓半瓶醋响叮当,半吊子最难教。

 

所以,老师要他全部放下,把心中的东西倒空,用一个虚心谦卑的态度来受教,这样才能学得好。因此,这三个条件有很深远的意义。我的师长答应了,他守了三个月后非常高兴,心愈来愈清净,而清净心能生智慧,能生觉照。所以,他跟老师说:「我不止要守五年,我要再加一倍,守十年。」我们跟着古圣先贤学习时,也一定要做到这三个条件,不能看一大堆杂书,一定要遵循老路子走,不然可能会「不听老人言,吃亏在眼前」。

 

我们要找老师,要跟着老师好好学习,这个「跟」不是身体跟,而是心要跟,老师教一句,我们就要去落实一句。所以,我们能否跟圣贤人学得很好,最重要的是要好好提升自己的好学、恭敬的心境,来对待经典,对待善友,对待善知识。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Monday, 29 November 2021

121 Memahami Kekhawatiran Hati Ayahbunda Sahabat

Cerita Budi Pekerti 121

Memahami Kekhawatiran Hati Ayahbunda Sahabat

 

‘Sebelum memasuki sebuah rumah tanyalah apakah ada penghuninya’. Setiap kali memasuki sebuah ruangan, kita harus mengetuk pintu terlebih dahulu, untuk melihat apakah ada orang di dalam, apabila kita masuk begitu saja, maka akan terlihat sangat tidak beretika. Mari kita perluas sedikit maknanya, misalnya kita ingin mengunjungi seorang teman, ‘tanyakan siapa sajakah yang ada di rumahnya’, yakni memahami terlebih dulu siapa saja senior di keluarganya? Siapa saja anggota keluarganya?

 

Setelah mengetahuinya dengan jelas, maka ketika berkunjung ke rumah mereka, kita akan merasa akrab dan tidak asing lagi. Begitu masuk, kita dapat menunjukkan perhatian berdasarkan hal-hal yang kita tahu tentang kondisi keluarganya, misalnya: “Bibi, saya dengar beberapa waktu yang lalu anda sakit, sekarang sudah lebih baik kan!” Seperti kata pepatah: ‘Menunjukkan sikap ramah dan senyuman terhadap orang yang baru bertemu’, dengan demikian akan mendekatkan hubungan antar satu sama lain.

 

Ketika anaknya sangat akrab dengan kita, namun Ayahbundanya tidak begitu memahami kepribadian diri kita, maka mereka juga akan khawatir. Maka itu, saya mempunyai sebuah kebiasaan dalam berteman, terhadap teman yang sudah sangat akrab, saya pasti akan mengunjungi rumahnya, agar anggota keluarganya juga bisa mengenal diriku dengan baik.

 

Saya ingat ketika duduk di bangku SMA, saya mempunyai seorang teman sekelas laki-laki yang sangat baik, sahabat karib saya. Oleh karena kami sering belajar dan mengerjakan tugas bersama-sama, Ibundanya menjadi sangat khawatir. Mengapa Ibundanya khawatir? Sebab pada era itu telah muncul fenomena LGBT. Karena itulah, saya berinisiatif pergi mengunjungi Ayahbundanya, agar mereka memahami orang bagaimanakah yang sedang menjalin persahabatan dengan putranya, dengan begitu mereka akan lebih tenang.

 

Pernah suatu kali, saya hendak pergi ke rumah seorang teman, temanku ini kemungkinan besar akan langsung keluar denganku, sehingga kesempatan mengobrol dengan Ayahbundanya akan terlewatkan begitu saja, maka saya pun membeli sekeranjang apel. Begitu sampai di rumahnya, benar saja pasangan suami istri ini sudah siap untuk keluar dengan saya.

 

Saya berkata pada mereka: “Saya sudah sampai di rumah kalian, tidak sopan jika tidak masuk ke dalam, apalagi saya membawa sekeranjang buah apel, begitu berat!” Suami istri ini lalu mengajakku naik ke lantai atas. Di lantai atas, Ayahbundanya sangat senang begitu melihatku, setelah duduk mengobrol sekitar 2-3 menit, Ayahbundanya langsung berkata: “Kalian pasti ada urusan, segeralah diselesaikan, jangan ditunda.” Sesungguhnya para senior sangat pengertian, selalu berpikir untuk kita. Malam itu juga temanku menelepon, dia bilang Ibundanya ingin mengundangku makan di rumahnya, saya pun senang hati menerimanya.

 

Selang beberapa hari, saya datang ke rumah mereka. Ibunda temanku bilang, hari ini semua hidangan di meja ini adalah masakan vegetarian, beliau khusus memasak makanan vegetarian untukku. Usai makan, saya dan Bibi pun duduk sambil mengobrol. Bibi bercerita, anak dari adik perempuannya sejak kecil diasuh oleh nenek luarnya, maka sudah dipastikan anak ini sangat dimanja.

 

Ibunda temanku juga tahu bahwa saya pernah menyelenggarakan “Pusat Pendidikan Budaya Tionghoa Xiaolian” di Haikou, makanya berdiskusi dengan saya tentang beberapa hal dalam mendidik anak, bahkan mengatakan beberapa kondisi yang lebih kritis. Saya berkata kepada Bibi, saat makan siapakah yang harus kita ambilkan makanan terlebih dahulu, begitulah sikap kita dalam mendidik anak, Ibunda temanku merasa sangat beralasan dan juga dapat menerima perkataanku.

 

Temanku yang ikut mendengarkan berkata: “Sejak awal saya sudah bilang tidak boleh mendidik anak dengan cara dimanja, tapi tidak mau dengar.” Apakah perlu  temanku berkata demikian? Tidak perlu! Berkata begitu hanya akan membuat malu Ibundanya, harus bisa tenang dan bersabar, ‘Segala sesuatu bisa tercapai hanya dengan bersabar’.

 

Dari sini kita bisa menyadari manfaat baik dari ‘Menukar anak untuk dididik’, oleh karena hubungan antar anggota keluarga terlalu akrab, maka banyak kata-kata yang terucap kemungkinan akan terdengar biasa. Namun jika semua perkataan ini diucapkan oleh kerabat atau sahabat dekat, maka efeknya akan sangat baik. Oleh karena itu, mesti menjalin hubungan dengan sahabat yang memiliki karakter yang baik, maka akan sangat membantu, baik terhadap keluarga maupun kehidupan kita.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

要善体友之亲心

 

「将入门,问孰存。」每当我们要进入房间的时候,一定要先敲门,看看有没有人在,假如直接进入,就显得很唐突。再扩大一点,譬如说要去拜访朋友,「问孰存」就是先了解一下他家里有哪些长辈?有哪些家人?问了以后再去他们家,也会觉得很亲切,不会陌生。一进门,还可以就我们了解的事情,关心一下,譬如说:「伯母,您前一阵子感冒了,现在好多了吧!」俗话说:「见面三分情」,如此就拉近了彼此之间的距离。当他的孩子跟你非常熟悉时,他的父母对你的品德若了解得很少,也会挂心。所以,我交朋友的一个习惯,很熟的朋友一定要到他的家里去拜访,让他的家人对我也很熟悉。

 

我记得在高中的时候,我有一个很好的同学,跟我走得很近,他是男生。因为常常在一起读书、一起做事,他的母亲就很担心。为什么他的母亲会担心?因为那个时代已经出现了同性恋。因此,我会主动去拜访他的父母,让他们了解儿子正在交往的朋友,他们就安心多了。

 

有一次,我要去一个朋友家里,我的朋友可能会直接跟我出门,如此就错失了跟他父母交流的机会,所以我就买了一篮苹果。到了他家门口,他夫妻已经准备好跟我出去了。我就说:「都已经到你们家了,不进去不合乎礼仪,何况我又拿了一篮苹果,这么重!」他们夫妻就跟我上楼去。一上楼,他的父母一看到我也很高兴,坐了差不多两、三分钟,他的父母马上说:「你们一定有事要办,赶快去,别耽搁了。」其实长者都很慈祥,会替我们著想。当天

 

晚上他打电话来,说他母亲要请我吃饭,我就很欢喜答应了。没过几天,我就去他们家吃饭。他母亲说,今天全桌都是素菜,她为我专门煮了素菜。吃完饭以后,我跟他的母亲坐下来聊天。因为他的妹妹生了个女儿,都是外婆在带,外婆难免会比较宠爱。他的母亲也知道我在国学启蒙中心,所以跟我讨论一些教育孩子的问题,提到一些比较关键的情况。当我跟他母亲讲到,夹菜要先夹给谁,及教育孩子的态度,他母亲也很能接受,觉得很有道理。

 

我这个朋友在旁边说:「早就跟妳讲不能这样教,妳就是不听。」是否需要这样讲?不用!这样让母亲多没面子,要沉得住气,「一切法得成于忍」。从此地我们就可以体会到「易子而教」的好处,因为家里的人太熟悉了,可能很多话听起来都变成老生常谈。但是透过身旁的亲朋好友,再把这些话讲出来,效果就会非常好。因此,要广结善友,对我们的家庭、人生都会有很微妙的帮助。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

120 Budi Ayahbunda Sulit Dibalas

Cerita Budi Pekerti 120

Budi Ayahbunda Sulit Dibalas

 

Ketika seseorang dapat memahami dan merasakan budi kebajikan Ayahbundanya, maka dengan sendirinya dia akan berhati lembut dan penuh rasa hormat. Teringat saat kakak (perempuan)-ku menikah, oleh karena saya adalah putra satu-satunya di keluarga kami, maka sayalah yang bertugas membukakan pintu untuk kakak ipar (mempelai pria). Begitu banyak tata cara dalam pernikahan, semua tata cara ini ada maknanya.

 

Salah satu di antaranya yang paling membuatku terkesan adalah proses terakhir dari tata cara pernikahan, saat kakak ipar akan membawa kakak-ku dan mengucapkan pamit kepada Ayah dan Bunda, saya pun turut menyaksikannya. Ketika kakak-ku dan kakak ipar berlutut, saat itu juga Ayah-ku menangis, air mataku pun ikut berlinang, pada momen itu saya dapat merasakan bagaimana perasaan dari seorang Ayah.

 

Ayah membesarkan dan menjaga putrinya selama lebih dari 20 tahun, entah sudah berapa banyak kerisauan yang berkecambuk di hati, selalu berharap anak-anak dapat tumbuh dengan baik, belajar dengan baik, dan memiliki pasangan hidup yang baik. Air mata ini adalah air mata bahagia yang mengalir dari lubuk hati Ayah, akhirnya hari ini sudah menemukan pasangan hidup yang baik untuk putrinya, air mata keharuan.

 

Apakah perhatian dan jerih payah Ayahbunda, setelah anak-anaknya menikah maka sudah tidak perlu khawatir lagi? Bukan begitu, kasih sayang Ayahbunda adalah kasih sayang sepanjang masa. Seperti kata pepatah: ‘Ibunda hidup seratus tahun, selalu mengkhawatirkan anaknya yang berusia delapan puluh tahun’, walaupun Ibunda sudah berusia seratus tahun, namun anaknya yang telah berusia delapan puluh tahun tetap merupakan anak kecil baginya.

 

Ketika saya merasakan jerih payah dari seorang Ayahbunda, saya berkata pada diri sendiri, meskipun sampai satu masa kehidupan ini berakhir, juga takkan mampu membalas budi kebajikan Ayahbunda, maka itu jangan pernah lagi mengucapkan sepatah kata pun yang menentang dan tidak sopan terhadap Ayahbunda. Oleh karena adanya satu pemahaman ini, begitu melihat Ayah, dengan sendirinya akan timbul hati penuh hormat dan sukacita.

 

Kita harus selalu menempatkan budi kebajikan Ayahbunda di lubuk hati kita, ‘Hati yang tulus, nampak dari luar’, ucapan dan tindakan kita yang penuh hormat pun akan terpancar keluar.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

亲恩难报

 

当一个人能深刻体会父母的恩德,他的心境就自然柔软,自然恭敬。记得我姐姐出嫁的时候,因为我是独子,所以是我去帮姐夫开门。有很多迎娶的礼仪,这些礼仪都有其意义存在。其中有一个礼仪使我的印象最深刻,就是迎娶的最后,我的姐夫带着姐姐拜别我的父母,我就在旁边观礼。当姐姐跟姐夫跪下去的时候,我的父亲眼泪瞬间迸发出来,我的眼泪也流出来了,在那个时刻我感受到了一个为人父亲的心境。

 

父亲照顾女儿二十多年,不知道操了多少心,不知道挂碍了多少事情,念念都希望孩子长得好,书念得好,能有个好归宿。所以,父亲那一滴眼泪,是从内心得到了这么一点安慰,今天终于帮女儿找到了好归宿,所以那是一滴欣慰、感动的泪水。

 

而父母对于子女的关怀、辛劳,是不是嫁出去就不操心了?不是,而是一辈子的爱护。所谓「母活一百岁,常忧八十儿」,母亲纵使活了一百岁,八十岁的儿子在她眼里还是她的小孩。当我的内心感受到一位为人父亲的辛劳,我就告诉自己,父母的恩德尽此一生都报之不尽,绝对不能再对父母讲一句忤逆的话,讲一句不恭敬的话。

 

因为有这一分体会,自然而然看到父亲就会心生恭敬,心生欢喜。我们要念念把父母的恩德放在心上,就会「诚于中,形于外」,我们恭敬的言语跟行为就会表现出来。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

119 Menghormati Ayahbunda

Cerita Budi Pekerti 119

Menghormati Ayahbunda

 

Suatu kali, saya pergi menemui seorang sahabat, kebetulan rekanku ini sedang dihadapkan pada pilihan hidupnya, dia ingin berhenti mengajar di universitas swasta dan beralih ke universitas negeri, dia sedang memberitahukan Ayah-nya tentang keputusannya, berharap mendapat dukungan dari Ayah-nya. Ketika saya datang, dia baru menyelesaikan setengah dari percakapannya. Dia berkata: “Silahkan duduk dulu, saya selesaikan obrolan dengan Ayah saya dulu.”

 

Saat itu saya duduk di sebelahnya, melihat seorang anak dengan penuh hormat memberitahukan kondisi pekerjaannya saat ini kepada Ayah-nya, sikap hormat seperti itu meninggalkan kesan yang sangat mendalam buatku, saya yakin anaknya juga akan menjadi insan mulia jika dibesarkan dan dididik dalam keluarga sedemikian rupa.

 

Kita perhatikan anak-anak muda di masa sekarang, apakah mereka ada meminta pendapat Ayahbunda, sebelum membuat keputusan dalam hidup mereka? Ada tidak menceritakan dengan jelas tentang kondisi diri kita agar kekhawatiran Ayahbunda berkurang? Apabila Ayahbunda selalu tidak tahu apa yang dilakukan anak-anak mereka, maka kekhawatiran mereka akan lebih banyak lagi!

 

Maka itu, ketika seseorang benar-benar sangat menghormati Ayahbunda-nya, kenyataannya akan membuat semua orang di sekitarnya menjadi tergugah.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

尊亲竭敬

 

有一次,我去找一位朋友,刚好他面临人生的抉择,要从一所私立大学转到公立大学,他正在跟他父亲报告此抉择,希望父亲能支持他这样做。我进去的时候,他刚好讲到一半。他就说:「你先请坐,我先跟父亲把话说完。」那时我坐在旁边,看到一个孩子恭恭敬敬的在跟他父亲报告他现在的工作状况。那种礼敬的态度给我留下深刻的印象,相信他的孩子在这样的家庭里熏陶,也会是一个翩翩君子。

 

我们回想一下,现代的年轻人在做出人生抉择之前,是否征求过父母的意见?有没有把自己的情况跟父母讲清楚,减少父母的担忧。假如父母常常不知道孩子在做些什么,父母不知要操多少心!所以,当一个人真正对父母很恭谦的时候,确实会感动身旁所有的人。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Sunday, 28 November 2021

118 Kekhawatiran Yang Tidak Perlu Ada

Cerita Budi Pekerti 118

Kekhawatiran Yang Tidak Perlu Ada

 

Sebuah hasil penelitian membuktikan bahwa kekhawatiran manusia terdiri dari 50% khawatir akan masa depannya, 40% merisaukan masa lalunya, hanya ada 10% mencemaskan kondisi saat ini. Para ilmuwan melakukan penelitian dengan meminta semua peserta yang ikut kelas riset menuliskan hal-hal yang mereka khawatirkan saat ini lalu memasukkannya ke dalam laci.

 

Seminggu kemudian, mereka datang ke kelas lagi dan mengeluarkan apa yang mereka tulis minggu lalu. Begitu melihatnya, 90% hal memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bagus! Lalu mereka memasukkannya kembali. Setelah 2 minggu (riset dilakukan selama 3 minggu) mereka mengambil dan melihatnya lagi, bagaimana hasilnya? Semuanya adalah kerisauan yang tidak perlu ada.

 

Ada sebuah pepatah Tiongkok yakni ‘Kekhawatiran Yang Tidak Perlu Ada’, menguras begitu banyak waktu dan uang kita. Maka itu, yang mesti dilakukan adalah giat mengembangkan kebijaksanaan, barulah tidak melakukan hal yang sia-sia, oleh karena itu, waktu yang digunakan untuk belajar sama sekali tidak boleh dikurangi.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

杞人忧天

 

有一个实验研究的结果,百分之五十的烦恼是烦恼未来,百分之四十的烦恼是烦恼过去,只有百分之十是当下的。他们做实验,让所有的人把现在烦恼的事写下来,然后放入抽屉。一个星期以后,他们又来上课,把上个星期的烦恼事拿出来。一看,百分之九十都是不需要烦恼的。好!再放回去。又过了两个星期(总共三个星期)再拿出来一看,如何?统统不需要烦恼。中国有一句成语叫做「杞人忧天」,如此耗掉我们很多的时间跟金钱。所以,应该要努力的是增长智慧,人生才会少走冤枉路,因此投入学习的时间绝对不能减少。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Tuesday, 2 November 2021

117 Kesibukan Tanpa Makna dan Tujuan

Cerita Budi Pekerti 117

Kesibukan Tanpa Makna dan Tujuan

 

Saya pernah menjalin komunikasi dengan beberapa orang pengusaha, mereka bilang bahwa apabila seorang pengusaha tidak mendengarkan ajaran insan suci dan bijak, maka hidup ini benar-benar miskin hingga tersisa uang saja. Ketika manusia hidup hanya memiliki uang namun tidak memiliki kebijaksanaan, uang mungkin adalah malapetaka. Begitu banyak godaan di luar, mungkin karna uang inilah anda mulai merusak kehidupan diri sendiri. Maka itu, ada orang yang meriset bahwa terdapat beberapa versi kisah akhir dari perjalanan hidup para pengusaha.

 

Yang pertama adalah ‘Bekerja keras baik secara fisik maupun mental’, setiap hari bekerja keras melampaui 8 hingga 10 jam, namun mendadak di usia paruh baya mengetahui diri sendiri menderita kanker, dan sakit parah; sudah 10 hingga 20 tahun berusaha keras, pada akhirnya apapun tidak bisa dibawa pergi. Dia terbaring di rumah sakit, hatinya tidak bahagia.

 

Kekayaan yang dihasilkan dari kerja keras sepanjang hidup, pada akhirnya sepeser pun tidak dapat digunakan, apa yang akan dia pikirkan? Hanya ada penyesalan dan tidak ikhlas. Apalagi kalau istrinya masih muda, harta yang begitu banyak entah akan jatuh ke tangan pria mana nantinya. Hasil akhir seperti ini baik tidak? Tidak baik! Namun di masa sekarang memang ada banyak orang yang sedang menuju ke arah begini.

 

Seringkali saya bilang bahwa kehidupan manusia itu penuh dengan kesibukan, buta dan bingung. Pertama adalah aksara (máng/sibuk), di sebelah kiri ada ( xīn/hati) dan di sebelah kanan ada (‘wáng/mati), artinya hati sudah mati, tidak bisa merasakan apa yang dibutuhkan oleh Ayahbunda, istri dan anak, setiap hari hanya tahu sibuk terus.

 

Setelah sibuk sekian lama, masuk ke tahap kedua ‘buta’, mata pun sudah tidak bisa melihat lagi, segala kewajiban diri sudah terlupakan, hanya tahu mencari uang saja; setelah berusia paruh baya baru menyadari bahwa antara istri, anak dan diri sendiri sudah tidak ada komunikasi lagi. Dia akan merasa hidup ini sungguh membingungkan, sesungguhnya apa yang sedang saya lakukan? Inilah yang disebut dengan sibuk, buta dan bingung.

 

Banyak sekali orang tua yang saking sibuknya, anak sendiri sudah kelas berapa saja tidak tahu. Pernah suatu kali Jackie Chan pergi menjemput anaknya, sampai di sekolah menunggu putranya keluar. Setelah lama menunggu, putranya tak kunjung keluar. Kemudian bertemu dengan guru putranya, guru ini keluar dan berkata padanya: “Putra anda sudah SMP lho, kenapa masih menunggu di sekolahan dasar.”

 

Maka itu, kita mesti berpikir kembali, tujuan sebenarnya dari kerja keras itu apa? Permainan uang bukanlah tujuan awal anda bekerja keras yang sesungguhnya. Tujuan awal anda yang sebenarnya bukankah berharap agar ada kehidupan keluarga yang lebih baik? Kita harus ingat akan tujuan kita, jangan sudah sampai di tengah jalan lalu lupa akan arah tujuannya.

 

Namun ini juga bukanlah hal yang mudah, oleh karena fenomena persaingan masyarakat masa sekarang terlalu parah. Pakaian orang lain lebih mahal dari kita, mobil orang lain adalah merek terkenal, apapun yang lebih baik dari kita, maka hati ini merasa tidak nyaman. Jadi, janganlah menjalani hidup yang sibuk, buta dan bingung. Ini adalah kondisi pertama dari akhir perjalanan karir seorang pengusaha.

 

Yang kedua adalah ‘Terbelenggu oleh jeruji besi’, oleh karena caranya menghasilkan uang sering melakukan hal yang beresiko dan melanggar hukum negara. Saya ingat suatu kali pulang dari Beijing, di dalam pesawat saya lihat (baca) ada seorang hartawan Rusia, masih sangat muda dan sepertinya baru berusia sekitar 40-an tahun, sekarang telah menjadi tahanan penjara. Maka itu, hidup tidak boleh serakah, dalam mengelola bisnis, manusia seharusnya menggunakan hati yang tulus dan dapat dipercaya, bersumbangsih tanpa pamrih, yakinlah bahwa akan ada balasan yang baik.

 

Tentu saja di masa yang akan datang jangan membiarkan anak-anak memiliki karir yang beresiko. Yang lebih penting adalah mengajarinya sejak usia dini ‘Benda sekecil apapun janganlah disembunyikan dari Ayahbunda’, mengajarinya bahwa kejujuran barulah merupakan landasan hidup.

 

Yang ketiga adalah, tipe pengusaha yang juga menghasilkan banyak uang, namun karena seringkali mempunyai banyak sekali acara jamuan makan dan minum, tubuh pun jadi rusak. Ketika di usia senja, seseorang tidak memiliki tubuh yang sehat, dapatkah dia menikmati berkahnya? Mungkin seumur hidup, atau sisa hidup mesti dihabiskan bersama obat-obatan, hidup yang seperti ini juga tidaklah baik.

 

Yang terakhir adalah pengusaha yang hidupnya lebih berhasil, yakni memberikan perhatian pada karir dan keluarga pada saat yang bersamaan, ini adalah yang paling sempurna. Paman Lu juga cukup sukses di dunia usaha, beliau pernah menjabat sebagai CEO di perusahaan Yamaha, karyawannya ada 80 ribu orang, merupakan pengusaha yang cukup berhasil. Beliau sangat berprinsip, asalkan setiap hari Minggu siang, beliau akan menolak semua acara, untuk menemani istri dan anaknya makan bersama.

 

Ketika beliau berpegang teguh pada prinsipnya, apa yang dirasakan oleh istri dan anak-anaknya? Kehangatan keluarga. Anaknya akan merasa bahwa Ayah mereka sangat peduli terhadap keluarga, begitu pula dengan istri beliau, maka itu hubungan antar anggota keluarga akan semakin erat.

 

Ketika kita menyadari pentingnya keluarga, secara alami kita akan terus berupaya guna mempertahankan keharmonisan keluarga, faktor keberhasilan ada pada daya upaya manusia, pasti tidak akan mencari alasan dengan mengatakan bahwa diri sendiri tidak berdaya. Selama anda memiliki keteguhan, dengan sendirinya sahabat-sahabat anda akan menyesuaikan diri dengan prinsip anda.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

(Kompilasi Seputar Kehidupan)

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

【生活集锦】

人生切勿忙盲茫

 

我曾经接触过一些企业家,他们说企业家假如没有听闻圣贤的教诲,这一生真的是穷得只剩下钱而已。当人生有钱而没有智慧,钱可能就是祸患。外面那么多诱惑,可能会因为钱,开始糟蹋自己的人生。所以,曾经有人研究出来,大企业家有几种下场。第一种叫「劳心劳力」,每天工作很努力,工作超过八到十个小时,但是正值中年突然发现自己得了癌症,生了重病;努力了一、二十年,到头来什么也带不走。他躺在医院,心里不快活。赚了大半辈子的钱,到头来都花不到,他的内心会如何?捶胸顿足。而且他的太太还年轻,这么多财产不知道会落到哪个男人的手里?这个结果好不好?不好!但是现在有很多人确实是往这里冲。

 

我常说人生是忙、盲、茫。第一是忙碌的「忙」,这是会意字,左边一个「心」,右边一个「亡」,代表心死了,不能感受到父母、妻儿的需要,每天就是忙得不得了。忙久了就进入第二个阶段,眼睛看不到了,所有自己的本分事都忘了,只知道赚钱;等走到中年以后,发现太太和孩子跟自己也不能沟通。他会觉得人生很茫然,究竟我在做什么?这就是忙、盲、茫。

 

很多家长忙到自己的孩子读书到几年级都不知道。成龙有一次去接孩子,跑去学校等他儿子出来。等了半天,儿子没出来。突然遇到他儿子的老师,走出来说:「你儿子都上初中了,你还来小学等。」所以,我们要回想,人生努力真正的目的何在?不是玩金钱游戏,那已经不是你当初努力的真正目的。当初努力的真正目的,不就是希望能有个好的家庭生活吗?我们要谨记自己的目标,不要走到半途不知道方向了。但是这确实不容易,因为现在社会攀比的现象太严重了。人家的衣服比我们穿得贵,人家的车子是名牌,比我们的好,自己的心就受影响。所以,不要走忙、盲、茫之路。这是第一种情况。

 

第二种是「啷铛入狱」,因为在赚钱的过程中常常铤而走险,触犯了国法。我记得有一次从北京搭飞机回来,在飞机上看到一个俄罗斯的首富,很年轻看起来差不多仅四十岁左右,现在已经变成阶下囚,被关起来了。所以,人生绝对不能贪婪,应该以诚信去经营事业,老实去付出,相信会有很好的回报。当然要让孩子往后不要铤而走险,更重要的是从小要教他「物虽小,勿私藏」,教他廉洁有守,才是根本。

 

第三种的企业家,也赚了些钱,常常有很多的应酬,把身体搞坏了。当一个人中晚年身体不好,他的福享受得了吗?可能一辈子、后半生都要与药物为伍,这样也不是好的人生。最后比较有成就的企业家,就是事业跟家庭兼顾,这是最完美的。卢叔叔在企业界也相当有成就,曾经还做过雅马哈的总裁,员工有八万人,是相当成功的企业家。但是他做事很有原则,只要是星期天中午,他一定是陪太太跟孩子一起吃饭,他会把这一天所有的应酬都推掉。当他坚持这样做时,带给妻子跟子女的感受是什么?温暖。我的爸爸、我的先生非常在乎家庭,所以家庭的凝聚力就特别好。

 

当我们认知到家庭的重要,自然而然就会积极去做,事在人为,绝对不要找借口说人在江湖,身不由己。只要你有所坚持,你的朋友们自然会随着你的原则去调整。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~