Saturday, 28 November 2020

100 Sebelum Menggunakan Barang Orang Lain, Mintalah Izin Terlebih Dahulu

Cerita Budi Pekerti 100

Sebelum Menggunakan Barang Orang Lain, Mintalah Izin Terlebih Dahulu

 

Ada seorang anak perempuan baru berusia enam tahun, hari itu cuaca di sekolah agak dingin, gurunya mengambil sepasang sepatu katun milik teman sekelas untuk dipakai olehnya, namun anak ini tidak mau memakainya, dia bilang bahwa teman sekelasnya ini belum menyetujuinya. “Sebelum menggunakan barang orang lain, mintalah izin terlebih dahulu, jika tanpa izin, berarti mencuri”

 

Sesungguhnya, anak-anak adalah senjata ampuh untuk belajar tentang kebenaran, mereka masih sangat lugu. Pendidikan etika ini juga dapat dijadikan bahasa sehari-hari dalam keluarga, guna membangun kesepakatan bersama. Bagaimanapun hubungan antar anggota keluargalah yang paling dekat dan erat, namun hubungan yang semakin akrab bukan berarti bersikap sopan sudah tidak diperlukan, jika tidak maka dengan seiring berjalannya waktu, rasa kesal yang terakumulasi akan meledak jadi amarah, sehingga mengakibatkan pertengkaran.

 

Ada sepasang kakak adik yang masih berusia kecil, suatu hari si kakak pulang dari sekolah langsung memarahi adiknya, si adik begitu sedih, sambil menangis pergi mencari mamanya. Mamanya yang sedang berada di dapur, bertanya pada putrinya: “Kenapa menangis?” Si adik berkata: “Kakak memarahiku.” Tentu saja begitu mendengarnya mamanya tidak langsung pergi memarahi si kakak, namun harus memahami kondisinya dengan teliti dan jelas.

 

Apakah ini penting? Banyak sekali orang tua merasa seorang abang tidak boleh memarahi adik perempuannya dan tidak boleh memukuli adik laki-lakinya, tetapi hal ini akan membuat hati si abang dan si kakak tidak bisa menerimanya, orang tua seharusnya mencari tahu terlebih dulu seluk-beluk permasalahan.

 

Maka itu, si mama bertanya lagi pada putrinya: “Mengapa kakak memarahimu?” Putrinya bilang: “Saya sudah mengambil mainannya kakak.” Mamanya pun berkata: “Sebelum menggunakan barang orang lain...” Lanjut putrinya: “mintalah izin terlebih dahulu.” Mamanya berkata lagi: “Jika tanpa izin...” Putrinya lanjut berkata: “berarti mencuri.”

 

Alhasil, usai mengucap kalimat tersebut, putrinya menangis lebih keras lagi, sambil menangis dia berkata: “Mama, saya tidak ingin menjadi pencuri.” Melalui kesempatan ini, si mama menyampaikan kebenaran ke dalam hati putrinya, sesungguhnya tiap bait kalimat ‘Di Zi Gui’ merupakan norma keluarga yang sangat bagus.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

用人物 须明求

  

有个小女孩才六岁,那天天气比较冷,老师就拿了其他同学的棉鞋给她穿,她就是不穿,她说因为这个同学没有同意给我穿,‘用人物,须明求,倘不问,即为偷’。确实,小孩是学道的利器,很老实。这条教诲也可以成为家庭中的共同语言,建立共识。毕竟家里的人比较亲密,距离比较近,但是距离愈近,其礼愈不可失,不然久而久之怨就会积累,总有一天可能会爆发,就会吵架。

 

有一对姊妹,年纪都很小,有一天姊姊回来就骂了妹妹,妹妹很伤心哭着去找妈妈。妈妈在厨房里,看着女儿在哭,就问她:‘为什么哭?’她说:‘姊姊骂我。’当然妈妈并没有听到姊姊骂她就去骂姊姊,而是要仔细的把情况了解清楚。这一点是否重要?很多家长觉得哥哥不能骂妹妹,哥哥不能打弟弟,但这会让哥哥、姊姊心里不服气,还是要把事情的来龙去脉搞清楚。所以,她就继续问女儿:‘姊姊为什么骂你?’女儿就说:‘因为我拿了姊姊的玩具。’妈妈就说:‘用人物。’小女孩就说:‘须明求。’妈妈又说:‘倘不问。’她说:‘即为偷。’结果女儿自己讲完,就哭得更厉害,一边哭一边说:‘妈妈,我不要当小偷。’藉由这个机会点,把道理融入她的心中,其实《弟子规》的每一句话都是很好的家庭规范。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

99 Mengajarkan Kejujuran dan Bermawas Diri Sejak Awal

Cerita Budi Pekerti 99

Mengajarkan Kejujuran dan Bermawas Diri Sejak Awal

 

Mengapa orang zaman dulu menganjurkan agar “Mengamalkan bakti dan jujur”? Oleh karena berbakti adalah landasan dari moralitas, di mana ada bakti di situ ada etika moral; dengan memiliki hati jujur, maka seseorang tidak akan serakah ketika dia bekerja untuk banyak orang. Kejujuran adalah akar dari kesuksesan, jadi akar dari seorang manusia yang baik dan keterampilannya dalam melakukan pekerjaan terletak pada bakti dan kejujurannya.

 

Terkadang anak memang tidak berniat ingin mencuri sesuatu, namun tindakan mencuri ini tidak dimengerti olehnya, dia hanya merasa barang yang diambil itu menyenangkan, maka itu sebagai ayahbunda haruslah peka.

 

Ada seorang mama membawa buah hatinya membeli buku di sebuah toko buku, ketika keluar dari toko tersebut, si mama baru menyadari bahwa anaknya mengambil kunci dari buku harian yang dijual. Mama ini langsung kembali dan berkata pada nona penjaga toko: “Di manakah saya harus meletakkan kunci kecil ini?” Nona ini berkata: “Tidak apa-apa, hanya barang kecil, biarkan saja dia main!”

 

Si mama juga tidak bermawas diri, memberikan kunci ini pada anaknya lalu pulang ke rumah. Kemudian setelah bersekolah di Taman Kanak-Kanak, anaknya seringkali membawa pulang barang-barang kecil yang ada di sekolah. Maka itu, yang terpenting dalam mendidik anak adalah harus dimulai dari bermawas diri sejak awal, jika anak tidak dididik sejak awal, kelak akan sulit untuk mendidiknya.

 

Seorang mama lainnya berkata, suatu kali dia membawa buah hatinya ke pasar untuk membeli sayur. Ketika menoleh ke belakang, tiba-tiba anaknya sudah memegang sebuah jambu biji, si mama sangat bermawas diri, bergegas dia berbalik dan mencari toko yang menjual jambu biji ini. Bos toko ini berkata: “Tidak apa-apa, buat dia, buat dia.”

 

Sikap peka orang dewasa masa kini terhadap makna dari pendidikan moral tidaklah cukup, memang kelihatan berbaik hati namun sesungguhnya sedang melakukan hal jahat. Mama ini segera memberikan sejumlah uang kepada anaknya, berkata bahwa kamu pasti harus membayar setiap mengambil barang apapun milik orang lain, bahkan membiarkan anaknya menyerahkan sendiri uang tersebut. Kesempatan mendidik anak ini harus digenggam erat.

 

Ayahbunda harus selalu mengamati air muka anak-anak, jika anak berbuat hal buruk maka akan tercermin di wajahnya. Tetapi di masa kini banyak anak yang berbohong tanpa berubah ekspresi wajahnya, mengapa demikian? Ini adalah hasil berlatih mereka sejak kecil. Maka itu, asalkan sejak awal anak-anak dapat dibimbing dengan benar, kita pasti akan menyadari jika mereka berbuat salah.

 

Ada seorang anak yang baru saja masuk Sekolah Dasar, suatu hari usai sekolah dia pulang dengan raut muka yang tidak seperti biasanya. Begitu melihat wajah si anak yang aneh, mamanya segera memeriksa tas sekolah anaknya, alhasil si mama menemukan ada 2-3 buah apel di dalam tas. Dia pun segera memanggil anaknya dan bertanya: “Darimana apel ini berasal?”

 

Si anak tahu sudah berbuat salah, maka itu dia sangat gugup! Dia bilang bahwa saat bermain bersama teman-teman sekelasnya, mereka mengambil buah ini dari lapak seorang penjual buah. Begitu mendengarnya, si mama segera membawa anaknya, sambil membungkuk memberi hormat, dia berkata pada penjual buah ini: “Maaf, anak saya telah mengambil apel anda, saya minta maaf pada anda, tidak mendidik anak saya dengan baik, berapa harganya, saya akan membayar anda sekarang.” Si anak berdiri di samping mamanya, yakinlah bahwa dengan sikap mamanya yang sedemikian akan membangkitkan hati tahu malu pada diri si anak, bahkan anak juga akan mengingat pelajaran ini di sepanjang hidupnya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

教廉慎于始

  

古代为什么要提倡‘举孝廉’?因为孝是德之本,有孝就有德行;而有廉洁之心,他替众人办事才不会贪婪。廉洁是办事能否成功的根本,所以做人做事的根本在孝、廉。有时,孩子拿东西并不是想偷,而是一个不了解的动作,他觉得好玩就拿起来,所以做父母的要很敏感。有一位妈妈带着孩子到书局去逛,逛完出来的时候,才发现孩子拿了日记本上的小钥匙。妈妈就回过头来,跟书局的小姐说:‘这个小钥匙不知道放哪里?’小姐就说:‘小东西,没有关系,给他玩吧!’母亲也没有警觉,拿给孩子就回来了。后来孩子上幼儿园后,常常都带些小东西回来。所以,教育的关键是慎于开始,一开始没有教他,往后就很难教导。

 

另外有一位妈妈说,有一次带孩子去菜市场买菜。突然回头一看,孩子手上拿了一颗芭乐,她很警觉就回过头来,赶快去找这间商店。商店的老板讲:‘没关系,给他,给他。’现在大人的教育观念敏感度不够,反而好心行了恶事。这位母亲立刻就拿了钱交给孩子,说你拿人家任何东西一定要给钱,还让孩子亲手把钱交给老板。这些机会点都要掌握住。

 

做父母的要常常观察孩子的脸色,因为他做了坏事会表现在脸上。可是现在很多孩子说谎都面不改色,为什么会这样?从小磨炼出来的。所以,只要你一开始能导正,一定都可以发现。有个孩子刚上了小学,有一天回来脸色怪怪的。妈妈看到孩子脸色怪怪的,就去翻孩子的书包,结果发现里面有两、三颗苹果。她就把孩子叫过来问:‘苹果从哪里来的?’孩子也知道错了,很紧张!他说我们同学好玩就顺手在人家摊贩上把一些水果拿走。妈妈一听立刻带着孩子到水果店,恭恭敬敬给人家鞠躬,对他说:‘对不起,我的孩子拿了你的水果,我跟你道歉,我没有把孩子教好,要多少钱,我现在马上付给你。’她的孩子在一旁站着,相信妈妈的这种态度会唤醒孩子的惭愧之心,而孩子也会一辈子都记住这个教训。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Tuesday, 3 November 2020

98 Memberi Lebih Bahagia Daripada Menerima

Cerita Budi Pekerti 98

Memberi Lebih Bahagia Daripada Menerima

 

“Barang sekecil apapun tidak boleh disembunyikan dari Ayahbunda”, anak-anak harus dididik agar tidak boleh serakah, meskipun barang kepunyaan sendiri juga tidak boleh menganggapnya milik sendiri, seharusnya paham untuk memberi, lalu membina anak-anak harus memiliki sikap yang murah hati. Jika tidak, saat anak-anak memperoleh sesuatu, dia hanya berharap dapat memakannya sendiri, dengan begini hati dan pikirannya akan menjadi semakin sempit.

 

Ada beberapa anak yang masuk di kelas yang sama, mereka juga tinggal di asrama yang sama. Ibunda dari salah seorang anak tersebut, membawakan beberapa botol susu untuk buah hatinya, menuju ke kamar anaknya dan berkata: “Semua ini untukmu, jangan sampai dilihat teman yang lain ya.” Jadi ketika si anak setiap kali harus meminumnya secara diam-diam, takut diketahui orang lain.

 

Nutrisi si anak memang bertambah, namun akan berdampak buruk terhadap kepribadiannya, oleh karena harus sembunyi-sembunyi, si anak juga tidak merasa bahagia meminumnya, tubuhnya juga tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Guru mereka telah mengamati hal ini dengan seksama, malam itu juga berkata pada anak ini: “Kamu punya begitu banyak botol susu, mengapa tidak berbagi kebahagiaan dengan semua orang, ada barang bagus tentu harus membaginya dengan teman-teman, maukah kamu mengambilnya untuk diminum bersama?”

 

Akhirnya anak ini berkata: “Oke!” Murid lainnya pun sangat bersukacita. Saat ini fenomena menakjubkan telah terjadi, ketika kita bersedia memberi, akan membangkitkan sukacita di hati semua orang, sehingga semua orang akan saling memberi perhatian. Saat dia menuangkan terlalu banyak susu, murid-murid lainnya akan berkata: “Cukup, cukup, teman yang lain masih belum minum.” Dengan demikian, semua murid kebagian meminum susu.

 

Sebelum meneguk susu bersama-sama, mereka serentak mengucapkan terima kasih kepada anak ini, sehingga dia juga merasa sangat gembira, memberi lebih berberkah daripada menerima. Malam itu dia menulis di buku hariannya: “Hari ini saya mengajak teman-teman minum susu, menurutku segelas susu itu lebih harum dan nikmat.” Mama si anak membaca buku harian anaknya, mengetahui anaknya begitu murah hati dan bersukacita mengundang orang lain meminum susu, mama ini merasa apa yang telah dia lakukan tidaklah tepat.

 

Seperti yang telah disebutkan: “Jika harta disebarkan, maka orang-orang akan berkumpul”, jika manusia memiliki kemurahan hati, barulah dapat memenangkan keharmonisan dengan orang lain, kehidupan dan karirnya juga akan berkembang. Dengan bermurah hati dan tanpa menjadi serakah, kita dapat memberikan teladan yang baik untuk anak-anak.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

施比受更快乐

  

‘物虽小,勿私藏’,一是不贪,二是虽然是自己的东西也不要占为己有,应该懂得付出,然后培养孩子要有慷慨的态度。不然,孩子得到东西,只希望自己吃,他的心胸就会愈来愈狭窄。

 

有几位孩子一起上课,他们也住在一起。其中有一位孩子的母亲,拿了几罐牛奶来给他的孩子。跑到房间里面,告诉儿子说:‘这都是给你喝的。’唯恐其他的同学看到。于是孩子在喝这罐牛奶时,也偷偷摸摸的喝。而营养确实是补充了,但是对孩子的人格会形成不良的影响,他喝那几罐牛奶也不痛快,吸收状况也不会很好,因为要遮遮掩掩。

 

他们的老师很仔细观察到这一点,当天晚上就跟这位小朋友说:‘你有这么多瓶牛奶,何不与众同乐,好东西要与好朋友一起分享,你愿不愿意拿出来给大家喝?’结果孩子说:‘好!’其他的同学都很欢喜。此时一个很微妙的现象发生了,当我们很愿意付出时,就会唤醒很多人的欢喜心,所以大家都会替别人着想。当他牛奶倒得过多的时候,这些小朋友会说:‘好了,好了,其他的同学还没有喝到。’因此,每个人都有牛奶喝。

 

这几个同学要喝的时候,都一起说谢谢这位同学,所以他也很高兴,施比受更有福。当天晚上他在日记中写:‘今天请大家喝牛奶,觉得那一杯牛奶特别香,特别好喝。’他的妈妈看了日记,看到孩子这样慷慨,觉得请别人喝牛奶很欢喜,妈妈就觉得自己做得不恰当。

 

所谓‘财散则人聚’,人若有慷慨的胸怀,才能赢得人和,人生与事业才会有所发展。我们的慷慨、不贪着都可以给孩子做很好的榜样。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

 

 

 

 

97 Memperlakukan Orang Lain Dengan Mulia

Cerita Budi Pekerti 97

Memperlakukan Orang Lain Dengan Mulia

 

Ada seorang anak, sandalnya telah rusak lalu dia menggantinya dengan sepasang sandal baru. Namun yang rusak hanya sedikit, jadi dia tidak rela untuk membuangnya, oleh karena dia telah belajar Di Zi Gui bahwa “Jangan mengabaikan yang lama dan suka pada yang baru”, terhadap sandal lama telah tumbuh rasa sayang, maka itu dia menyimpannya di bawah tempat tidurnya.

 

Oleh karena sandal teman sekelasnya juga rusak, guru berkata padanya: “Pergilah dan ambilkan sandal lamamu agar bisa dipakai oleh temanmu.” Lalu gurunya menyadari bahwa sandal lamanya itu dia pakaikan sendiri ke kakinya, dan sandal barunya dipakai oleh temannya, gurunya menjadi terharu melihat tindakan anak ini.

 

Anak ini benar-benar telah menerapkan Di Zi Gui “Jika harta benda tidak terlalu dipedulikan, bagaimana mungkin timbul perselisihan?”, teman sekelas itu pasti akan merasa bahwa anak ini sangat peduli, dengan kepedulian dan perhatian dia menjaga orang lain serta menjaga dirinya sendiri.

 

Saat itu kami langsung menyemangati anak ini, kamu memang murid Konfusius yang baik. Kemudian kami maju selangkah lanjut berkata padanya, kini di antara teman-teman sekelas kamu adalah abang tertua, maka kelak kamu harus memberi teladan yang baik kepada mereka.

 

Kami memberi motivasi dan pujian padanya, membiarkan dia bertekad dan tidak lupa untuk meningkatkan karakter diri, menyemangatinya bahwa dari moralitas dia dapat memberi teladan bagi semua orang.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

仁爱待人

  

有个孩子自己的拖鞋坏了,就换了一双新拖鞋。可是有一点坏的拖鞋,他又舍不得丢,因为他学了‘勿厌故,勿喜新’,对旧的拖鞋有感情,就把它放在床下。他同学的鞋子也坏了不能穿,老师就跟他说:‘你去把你那一双旧拖鞋拿来给同学穿。’后来老师发现,那一双旧拖鞋是穿在他自己的脚上,而那一双新拖鞋居然是穿在他同学的脚上,老师被孩子的行为感动了。他真正做到了‘财物轻,怨何生’,而那位同学一定会感受到他非常的关心,在无微不至的照顾自己。

 

我们当下就鼓励了这个孩子,你确实是孔夫子的好学生。接着我们进一步说,在这些同学中你是大哥哥,所以你往后一定要做好榜样。我们肯定孩子,称赞了孩子,还要让他立志,不忘让他提升自己的定位,鼓励他在品德方面能做大家的榜样。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

96 Niat Hati Yang Mulia

Cerita Budi Pekerti 96

Niat Hati Yang Mulia

 

Ada seorang anak kecil baru terbangun dari tidur siangnya, lalu seorang anak lain yang sedang piket, menarik tikar yang digunakan oleh anak tadi untuk tidur, karena belum berdiri stabil, anak ini pun tersungkur dan kepalanya membentur dinding di sebelahnya, meskipun tidak terlalu parah namun juga sakit rasanya. Guru pun mengkritik perilaku anak yang menarik tikar tersebut.

 

Malam itu juga, mama si anak menelepon ke taman kanak-kanak, dia berkata: “Anak saya mengeluh kepalanya sakit, apakah hari ini terjadi sesuatu di sekolah?” Guru baru menyadari ternyata benturan si anak cukup parah, lalu meminta mama si anak segera memeriksakan buah hatinya, alhasil tidak terjadi masalah yang serius pada kepala anaknya.

 

Di hari berikutnya, guru berkata pada si anak: “Jika kamu merasakan sakit setelah terbentur, maka harus segera memberitahu guru, jika tidak, kemungkinan benturan ini parah dan tanpa perawatan, tubuhmu akan mengalami luka.”

 

Lalu anak ini berkata pada gurunya: “Guru, karena benturan ini, anda telah mengkritik anak itu sekali, jika saya memberitahu kalau kepala saya sakit, maka sekali lagi anak itu harus menerima kritikan dari anda, mungkin setelah pulang ke rumah dia akan dimarahi lagi oleh mamanya, maka itu saya tidak ingin membicarakannya.”

 

Seorang anak yang baru berusia 5-6 tahun, setiap saat dapat memikirkan orang lain, kami sebagai guru sangat terharu mendengarnya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

仁爱存心

  

有个小朋友中午刚睡醒,另外一个当值日生的小朋友就把他睡觉用的垫子抽出来,刚好他起来还没有站稳,这样一抽这个小孩子就倒到一边去了,头撞到了墙壁,不算很严重但也很痛。老师就批评了这个收床垫的小朋友。当天晚上回去,他的母亲打了一通电话到幼儿园来,她说:‘孩子好像喊头痛,不知道今天在学校发生了什么事?’老师才警觉到孩子撞得有点严重,就赶快让她母亲带去检查一下,结果没什么事。时隔一天,老师就对这个小朋友说:‘你撞了以后头痛,就一定要告诉老师,不然很可能撞得严重而没有医治,身体会受损伤。’这个小朋友就对老师说:‘老师,因为我被撞倒,你们已经批评这个小朋友一次了,假如我又告诉你们我的头在痛,这个小朋友又要再接受一次批评,可能回家之后又要被他妈妈骂,所以我才不愿意讲。’一个孩子才五、六岁,他可以做到时时替人着想,我们这些老师听了也非常受感动。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~