Monday, 26 October 2020

95 Ronald Reagan, Mantan Presiden Amerika Serikat

Cerita Budi Pekerti 95

Ronald Reagan, Mantan Presiden Amerika Serikat

 

Pada tahun 1920, ada seorang anak berusia sebelas tahun saat sedang bermain sepakbola memecahkan kaca milik orang lain, dan harus ganti rugi sebesar $ 12,5. Pada saat itu, uang $ 12,5 bisa membeli 125 ekor ayam betina yang bisa bertelur, jadi jumlah uang ini bukanlah hal yang kecil.

 

Ayah anak ini berkata padanya: “Kamu harus bertanggungjawab penuh atas hal ini, jadi kamu harus mencari uang sendiri untuk melunasi hutang.” Jika hal ini terjadi di Tiongkok, bisakah ayahbunda berbuat sedemikian terhadap anaknya? Mereka akan sulit melakukannya.

 

Menurut data statistik, uang saku anak-anak di Tiongkok-lah yang paling banyak, sedangkan waktu mereka untuk melakukan pekerjaan rumah paling sedikit, maka itu mereka tidak mempunyai kemampuan dan tanggungjawab untuk mengurus keluarga.

 

Alhasil, sejak saat itu anak yang berusia sebelas tahun ini benar-benar sudah mulai bekerja. Mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dan mengembalikannya pada ayahnya, di kemudian hari karir anak ini juga mengalami keberhasilan, dia adalah Ronald Reagan, Mantan Presiden Amerika Serikat.

 

Jadi, ketika anda membiarkan anak menghadapi berbagai macam kesulitan, maka akan meningkatkan sikap dan rasa tanggungjawabnya. Pada saat yang sama, juga telah meningkatkan kemampuannya dalam belajar keterampilan hidup.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Berinteraksi dengan orang lain” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【待人接物篇】

前美国总统雷根

  

在一九二O年,有一位十一岁的孩子,玩足球时把别人的一大片玻璃打碎了,要花十二点五元美金。当时的十二点五元美金可以买一百二十五只可以生蛋的母鸡,所以这一笔钱也非同小可。他的父亲就跟他说:‘这你要负全责,所以你要自己赚钱来还债。’这在中国的父母能否做得出来?很困难。依照统计,中国的小孩零用钱最多,然而做家事的时间最少,所以缺乏担当家务的能力和责任感。结果,确实这十一岁的孩子从那时起就开始打工,一点一滴把钱还给他父亲,后来他的事业也很有成就,他就是前美国总统雷根。所以,当你让孩子去经历种种困苦的磨炼,就会增长了他正确的态度和责任心,同时又增长了他做事的能力。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

94 Mengajari Anak Berhemat dan Mawas Diri

Cerita Budi Pekerti 94

Mengajari Anak Berhemat dan Mawas Diri

 

Ada seorang anak, melihat seorang guru sedang memegang gelas yang terbuat dari kertas untuk minum. Setelah melihatnya, anak ini begitu ingin memiliki gelas kertas tersebut, guru ini pun menyerahkan gelas yang berisi air dan berkata: “Sini, gelas ini untukmu.”

 

Ayah anak ini bergegas menghampiri dan berkata: “Guru, kami membawa teko kok, anda minum sendiri saja ya!” Guru ini masih belum mengerti apa maksud dari ayah si anak, tanpa berpikir panjang dia berkata: “Tidak apa-apa, hanya sebuah gelas kertas, biarkan dia meminummya!”

 

Sang ayah bersikukuh pada pendiriannya, sambil mengekspresikan matanya, dia memberi tahu si guru: “Guru, kami benar-benar membawa gelas nih, tidak perlu repot ya.” Saat itu juga guru ini segera mengerti bahwa sang ayah sedang ingin mendidik buah hatinya, kemudian guru ini beranjak pergi.

 

Baru saja si guru ini berlalu, si anak mulai marah dan kesal tidak mendapatkan apa yang dia mau, ayahnya berkata padanya: “Dengarkan kata Papa, gelas-gelas ini terbuat dari batang pohon yang ditebang, jika kamu memakai satu gelas ini, maka kemungkinan satu batang pohon lagi yang akan ditebang, mari kita berusaha menggunakan gelas kertas sedikit mungkin, jika dapat menghemat pemakaian gelas kertas maka harus dihemat.”

 

Anak ini masih agak kesal, ayahnya berkata lagi: “Jika kamu membuat masalah lagi, lain kali Papa takkan mengajakmu keluar.” Maka itu, mengajari anak agar bisa menghargai segala sesuatu dan mempertahankan prinsip “bermawas diri sejak awal”. Sejak permulaan sudah harus menerapkan pendidikan pada diri si anak. Apabila membiarkan anak memelihara kebiasaan boros, kelak sangatlah sulit untuk memperbaiki kebiasaannya.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Kehidupan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【生活篇】

教俭亦慎始

  

有一个孩子,看到一位老师拿着纸杯喝水。这个孩子见到后,很想要那个纸杯,这位老师就把水递过去说:‘来,这个杯送给你。’他的父亲马上走过来说:‘老师,我们带了茶壶,您自己喝吧!’这位老师没有搞清楚是何意思,就随口说:‘没关系,只是一个纸杯,就让孩子喝吧!’结果这位父亲很坚持,而且用他的眼神告诉那位老师:‘老师,我们真的带杯子来了,不用了。’此时老师马上感觉到是父亲要教育孩子,后来他就离开了。刚离开,这个孩子就开始闹情绪。他的父亲就跟他说:‘爸爸跟你说,这个杯子都是砍伐树木而做成的,你多用一个杯子可能就会多砍伐一棵树,所以我们尽量少使用纸杯,能省下纸杯就要省。’这个孩子还是有点情绪,父亲又说:‘假如你再胡闹,爸爸下次不带你出来了。’所以,让孩子珍惜任何一件东西,也要坚守‘慎于始’,一开始就要坚持教导。如果让他养成了浪费的习惯,之后再来纠正是很不容易的。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

Thursday, 22 October 2020

Cerita Budi Pekerti oleh Cai Lixu Buku Satu





93 Ringan Tangan Disukai Banyak Orang

Cerita Budi Pekerti 93

Ringan Tangan Disukai Banyak Orang

 

Saya pernah mengajar tentang ilmu pengetahuan alam, setiap kali usai belajar, banyak sekali peralatan yang harus dibereskan. Ada beberapa murid yang rela tinggal di kelas berinisiatif membantu membersihkan dan membereskan peralatan tersebut. Melihat murid yang ringan tangan begini, apa yang dirasakan? Tumbuh hati sukacita.

 

Terhadap murid yang seperti ini, kita pasti harus lebih menjaganya, maka itu anak-anak yang tekun dan suka membantu sangatlah mudah memperoleh dukungan, perhatian dan kasih sayang dari senior. Dalam pergaulan dengan teman sebayanya, jika anak ini juga tekun dan suka membantu, maka akan disukai banyak orang.

 

Umpamanya, ketika dia baru masuk universitas, dengan beberapa teman sekelas tinggal di asrama yang sama, begitu masuk melihat temannya sedang membersihkan ruang tamu, dia pun segera ikut membersihkan, di mana saja dia paham untuk membantu orang lain, dan menghargai kerja keras orang lain. Meskipun masih belum saling mengenal, namun tindakannya telah memenangkan kesan baik teman sekelasnya terhadap dirinya, menjadikannya mudah berbaur dalam komunitasnya.

 

Namun, apabila di rumah sendiri dia tidak bersedia melakukan hal-hal begini, dalam kehidupan bermasyarakat, saat temannya sedang bersih-bersih, dia masih saja menonton televisi, maka teman sekelasnya yang lain tidak akan memiliki kesan yang baik terhadapnya.

 

Ketika di rumah tidak pernah bantu bekerja, maka tidak akan tahu susah payahnya melakukan pekerjaan rumah. Adakalanya setelah menggunakan sesuatu malah sembarang menaruhnya, saat orang lain ingin menggunakannya tidak dapat menemukan, pada saat ini, kepercayaan dan kesan orang lain terhadap dia akan semakin buruk. Keluhan orang lain perlahan-lahan menumpuk terhadap dirinya, sampai akhirnya akan meledak menjadi amarah. Maka itu, kebiasaan rajin bekerja dengan hubungan antar manusia adalah saling berkaitan secara langsung.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Kehidupan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【生活篇】

勤劳得人缘

  

我在教书的过程中,曾经教过自然科,每一次上完课就有很多器材要收拾。有几位学生都很自动留下来帮忙整理打扫。看到这样的学生,内心有什么感受?心生欢喜。对这样的学生,我们一定会多加照顾,所以孩子勤奋就很容易得到长辈的提携、关怀和爱护。与平辈相处,假如孩子很勤奋,对他的人缘也是有直接的影响。比如说,他到大学去念书,假如跟几位同学同住在一个寝室,他一进去看到别人在打扫客厅,他就立刻动手跟着一起做,懂得处处帮助他人,处处体谅别人辛勤劳动。虽然还没有相处,但这种行为已经赢得同学对他非常好的印象,很容易就融入团体之中。

 

但是,假如他在家里都不愿意做这些事,到了团体里,别人在打扫,他依然看着他的电视,其他同学对他的观感就不会太好。在家里不帮忙做事,就不知道做事者的辛苦。有时拿了东西还乱放,别人要用的时候找不到,这时他在团体中的信用跟印象就会愈来愈差,别人的怨言慢慢积累,到最后就会爆发出来。所以,劳动的习惯与人际关系是直接相关的。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

92 Mengapa Kehidupan Anak Tidak Beraturan?

Cerita Budi Pekerti 92

Mengapa Kehidupan Anak Tidak Beraturan?

 

Saya pernah bertanya pada murid-murid: “Hari ini yang sudah sarapan, tunjuk tangan?” Sekali lihat, hampir separuh dari mereka belum sarapan. Saya lanjut bertanya: “Apakah Mama tidak menyiapkan sarapan?” Mereka menjawab: “Mama masih tidur.” Yang disebut sarapan oleh mereka adalah uang yang diletakkan di atas meja, jadi orang tua hanya tahu mengeluarkan uang untuk anaknya membeli sarapan.

 

Apakah orang tua yang telah mengeluarkan uang ini tahu bahwa anaknya benar-benar membeli sarapan? Pasti tidak tahu bahwa uang yang mereka berikan untuk membeli sarapan telah berubah menjadi game dan jajanan yang mengandung banyak zat pewarnanya. Jika anak-anak memakan jajanan ini selama setengah maupun setahun lamanya, maka kondisi tubuh mereka akan mengalami penurunan.

 

Banyak sekali anak-anak yang pergi bermain game daripada sarapan. Mengapa saya bisa tahu? Sebagai guru harus peduli terhadap murid-muridnya. Apalagi yang saya didik adalah murid-murid kelas 6, mereka sedang dalam masa pertumbuhan dan mudah sekali merasa lapar, kurang lebih pukul sepuluh perut mereka sudah keroncongan. Maka itu, saya selalu menyimpan biskuit di dalam laci meja, mereka semua suka sekali memakannya.

 

Lewat pukul sembilan atau sepuluh, saat masuk ke kelas, wajah murid-murid ini berubah agak pucat, sekali lihat sudah tahu bahwa mereka lapar. Setelah dipahami, ternyata uang yang ayahbunda berikan tidak mereka gunakan untuk membeli sarapan, melainkan dihambur-hamburkan.

 

Sebagai ayahbunda, agar kehidupan anak-anak bisa berjalan sesuai aturan, diri sendiri harus memberi teladan yang baik, agar anak-anak bisa makan tiga kali sehari dengan teratur, maka berilah sedikit waktu kita untuk mereka. Dan yang anda berikan ini akan berdampak di sepanjang hidup mereka, entah itu kesehatannya ataupun teladan baik yang telah ayahbunda perlihatkan, semua ini sangatlah penting bagi mereka.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Kehidupan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【生活篇】

为什么孩子生活没规律?

 

我曾经问过学生:‘今天吃过早餐的举手?’一看,差不多一半都没吃早餐。我接着就问:‘是不是妈妈没有做早餐?’他们说:‘妈妈还在睡觉。’所谓早餐,就是把钱放在桌上,上面写着‘早餐’两个字,家长只管出钱。请问出钱的家长有没有真正去了解,孩子是否买了早餐?没有!家长不知道早餐的钱变成了电动玩具,变成了一大堆有色素的零食。假如孩子吃这些东西吃上半年、一年,体质绝对直线下降。

 

很多孩子都去打电动玩具,没有去吃早餐。为什么我会知道?当老师的要关心孩子,关心学生。我教的是六年级学生,六年级正值发育期,特别容易饿,差不多十点左右肚子就开始咕噜咕噜叫了。所以,我的抽屉里随时都会放着饼干,他们都很爱吃我的饼干。很多学生基本上在九、十点以后,上课时脸色就有点发青了,一看就知道是肚子饿。经过了解之后,父母给他的钱没有买早餐,而是拿去花掉了。为人父母要让孩子生活有规律,自己要做出榜样,要让孩子的三餐正常,就要多付出一点。而你的付出对孩子将是一生的影响,无论是对他的身体健康,或是父母所做出的榜样,对他都非常重要。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

91 Meningkatkan Keterampilan Hidup Anak

Cerita Budi Pekerti 91

Meningkatkan Keterampilan Hidup Anak

 

“Seragam harus diletakkan pada tempatnya, janganlah sembarangan ditaruh agar tidak kotor.” Anak-anak harus mempunyai kemampuan hidup mandiri, jangan sampai kehidupan mereka menjadi berantakan, hal ini sangatlah penting. Anak-anak di masa kini, jangankan menjaga orang lain, mengurus dirinya saja tidak bisa.

 

Ada sejumlah mahasiswa yang selalu membawa sekantong pakaian setiap kali pulang dari asrama ke rumah. Kado reuni dengan ayahbunda adalah setumpuk pakaian kotor mereka. Masih ada sebuah fenomena yang aneh, ketika liburan musim panas telah usai, para pelajar langsung membuang semua pakaian kotor mereka ke tempat sampah, bahkan seprai juga tidak dibutuhkan lagi, betul-betul boros!

 

Apabila anak-anak memelihara sifat borosnya sedemikian rupa, maka jejak kegagalan dan kehancuran hidupnya sudah tampak di depan mata. Meskipun anda dapat menghasilkan uang yang banyak untuk digunakan olehnya, namun dengan kemampuannya sendiri apakah si anak juga dapat menghasilkan uang sebanyak itu? Mungkin cukup sulit.

 

Maka itu, sedari kecil kita harus mengajari dan membiarkan anak mencuci pakaian dan piring sendiri. Sesungguhnya saat melakukan semua pekerjaan ini, si anak merasa amat bersukacita, oleh karena merasa bisa melakukannya sendiri dan kemampuannya pun meningkat, ada semacam keberhasilan yang dia rasakan.

 

Ada seorang anak sama sekali tidak pernah membantu melakukan pekerjaan di rumahnya, alhasil saat di sekolah, ketika tiba gilirannya mencuci piring, dia hanya memperhatikan piring dan mangkok ini, lalu beranjak pergi tanpa mencucinya. Saat itu gurunya hanya terdiam dan tidak berbuat apa-apa. Tiba waktu makan, semua sayur sudah selesai dimasak, piring dan mangkok masih saja belum dicuci, gurunya pun duduk di sana menunggunya mencuci bersih semua piring. Tidak ada pilihan lain, anak ini segera mencucinya.

 

Kemudian guru berkata padanya: “Kita semua hidup bermasyarakat, setiap orang mempunyai tugasnya masing-masing, jika kamu tidak mencuci piring, maka tidak ada piring yang bisa digunakan; jika guru tidak memasak, kamu juga tidak bisa makan.” Oleh karena itu, berusahalah mengerjakan apa yang sudah semestinya kita kerjakan dengan sebaik-baiknya.

 

Sejak kecil membiasakan anak-anak banyak melakukan pekerjaan rumah, maka keterampilan hidupnya akan semakin meningkat. Seseorang yang tidak pernah memohon kepada orang lain, hidupnya akan dilewati dengan bebas tanpa beban. Jika urusan kecil saja dia tidak bisa urus, masih harus meminta bantuan orang lain dan menghambur-hamburkan uang, kemungkinan besar sepanjang hidupnya akan selalu bergantung kepada orang lain.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Kehidupan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【生活篇】

从小要提升孩子的生活能力

  

‘置冠服,有定位,勿乱顿,致污秽。’孩子要具有独立生活的能力,不要把生活搞得很杂乱,这相当重要。我们看看现在的孩子,不要说照顾别人,连自己都不能自理。有些大学生每次回家都背一袋东西,什么东西?衣服。一进门给父母的见面礼就是一堆脏衣服。还有个怪现象,暑假结束了,学生就把那些脏衣服直接放进垃圾桶丢了,床单也不要了,这太浪费了!假如孩子养成如此浪费的习惯,他这一生的败迹已经显露出来。你虽然能赚很多钱给他用,但他自己是否能赚那么多钱?可能就相当困难。所以,我们教导孩子,从小就要让他们自己洗衣服,自己洗碗。其实孩子在做这些事情的时候,也做得很欢喜,因为他觉得自己学会了,能力提高了,有一种成就感。

 

有个小朋友在家里从来不帮忙做家事,结果轮到他洗碗,他看看那个碗盘就走了,仍旧不洗。老师怎么办?按兵不动。吃饭时间到了,菜都煮好了,碗还没有洗,老师也坐在那里等着他来洗碗。这个小朋友没有办法,就赶快去把碗洗干净。接着老师跟他说:‘我们是过群体生活,每个人都有本分事,假如你不洗碗,就没有碗用;假如老师不煮饭,你也没有饭吃。’因此,应该尽心尽力把自己该做的事做好。从小让孩子们多做事,生活能力就会提高。一个人生活不求人,就会过得很自在、很轻松。假如遇到一点小小的事情都无法处理,还要找人帮忙,还要花钱,很有可能他就生活在依赖别人之中。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

90 Mengajari Anak Melakukan Pekerjaan Rumah

Cerita Budi Pekerti 90

Mengajari Anak Melakukan Pekerjaan Rumah

 

Kemampuan terhebat anak-anak adalah meniru orang dewasa. Ketika keponakan saya berusia sekitar dua tahun, suatu kali, bundanya sedang mengelap meja, bundanya baru pergi sebentar, dia sudah mengambil kain lap dan mulai mengelap juga. Lalu kakak-ku menghampirinya dan berkata: “Jun Wei, masih kecil sudah paham membantu Mama mengelap meja, benar-benar anak yang berbakti!”

 

Mendengar perkataan mamanya, si anak merasa bangga dan terlihat lebih bersemangat lagi mengelapnya. Mamanya lanjut berkata padanya: “Apabila saat mengelap kita bisa membersihkan sudut-sudut meja, maka hasilnya akan lebih sempurna.” Pertama-tama sudah berhasil membangkitkan hati bakti anak, lalu mempergunakan kesempatan untuk mengajari anak bagaimana cara melakukan pekerjaan dengan baik.

 

Kapan harus mengajari anak? Di usia 1-2 tahun sudah bisa diajarkan melakukan pekerjaan rumah. Ketika sudah menjadi kebiasaan, anak akan menjadi rajin dan cekatan, sesungguhnya kita telah membantu anak-anak membangun fondasi yang sangat baik dalam berperilaku dan melakukan pekerjaan.

 

Dalam proses pengajaran, saya menemukan banyak sekali anak yang cerdas, mereka bisa cepat beradaptasi dan cekatan saat diberi tugas, anak-anak seperti ini selalu membantu melakukan pekerjaan rumah dengan bersungguh-sungguh; karena semakin banyak pengalaman yang dimiliki dalam mengerjakan sesuatu, maka semakin banyak pula kemahiran yang diperoleh.

 

Mengapa anak-anak bisa malas? Di mana akar permasalahannya? Umpamanya ketika anak ingin membantu mamanya mengelap meja, dengan sangat jengkel mama ini menghampiri dan berkata: “Haiya, apa yang kamu lakukan? Ayo minggir, jangan mengacau di sini.” Kelak akankah anak datang lagi untuk membantu? Tidak akan!

 

Maka itu, ayahbunda harus bisa memanfaatkan kesempatan untuk mendidik anak, jika tidak, maka akan ada banyak kesempatan baik yang terlewatkan begitu saja. Sampai si anak tidak ingin membantu anda melakukan pekerjaan rumah lagi, saat itu anda marah pun tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Seperti yang dikatakan “Kebiasaan yang dipelihara sejak kecil, setelah terbiasa lama kelamaan jadi tabiat.” Pendidikan harus dimulai sejak usia dini, makin cepat makin bagus, karena begitu kebiasaan malas terbentuk, maka akan sulit memperbaikinya.

 

Banyak orang tua berkata pada anaknya: “Kamu hanya perlu belajar dengan baik, jangan pedulikan hal lain.” Begini tidaklah baik! Anak hanya bisa belajar, sedangkan hal lain tidak bisa dia kerjakan, nantinya dia tidak akan mempercayai kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan pekerjaan. Semakin tidak mempunyai kepercayaan diri, dia akan semakin tidak berani memikul beban sebuah tugas, maka akan semakin pula kehilangan hati yang bertanggungjawab, semua ini saling berkaitan, sebagai orang tua, kita mesti merenungkannya secara mendalam.

 

Anak-anak mesti banyak berkegiatan, akan banyak membantu pertumbuhan badan si anak. Dalam kegiatan tersebut, anak juga akan merasakan susah payah bundanya mengurus pekerjaan rumah, tumbuh rasa berterima kasih di hatinya. Seperti kata pepatah “Menghargai kerja keras orang lain”. Dengan benar-benar banyak memberi dan bekerja, barulah anak-anak tahu untuk berterima kasih dan tahu betapa susahnya si pemberi. Maka itu, biasakan anak-anak membantu pekerjaan rumah, jangan sampai kebiasaan malas yang mereka kembangkan.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Kehidupan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【生活篇】

从小要教孩子做家事

  

小孩最强的能力是模仿。我的外甥差不多在两岁左右时,有一次,他母亲在擦桌子,刚好离开一会儿,他就拿起布在那里擦。结果我姊姊走过来,就对他说:‘俊玮,这么小就懂得帮妈妈擦桌子,真是个孝子!’孩子听到妈妈的话,抬头挺胸,擦得更起劲。妈妈接着又对孩子说:‘我们擦桌子,假如把边角都擦干净了,那就擦得很圆满。’一来成就孩子的孝心,再来藉此机会教导孩子如何把事情做好。什么时候教?一岁、二岁都能教。当他养成习惯,从小就会很勤快,其实我们已经帮助孩子奠定非常好的做人做事的基础。我在教学过程中,发现很多小孩头脑特别好,交代他办事特别灵活,这样的小孩往往在家里都很认真帮忙做家事;因为他做事的经验愈丰富,就得到愈多的锻炼。

 

孩子为什么会懒惰?根源何在?假如当孩子帮助妈妈擦桌子时,这位妈妈跑过去气冲冲的说:‘哎呀,你搞的什么!走开,不要在这里捣乱。’孩子以后会不会来帮助做事?不会了。所以,做父母的要抓住机会教育,不然很多好机会就当面错过。等到孩子已经都不会帮你做家务事了,那时你再生气也无济于事。所谓‘少成若天性,习惯成自然。’教育一定要愈早愈好,因为一旦养成懒惰的习惯就难以纠正。

 

很多家长都对孩子说:‘你只要把书给我念好就行,其他的事都别管。’这样好不好?不好!孩子只会念书,其他事都不做,对他来讲,他能否信任自己做事的能力?不信任。他愈不信任就愈不敢去承担工作,愈不敢承担工作就愈没有责任心,这都有连带关系,我们要深思熟虑。孩子多多去活动,对他的身体会有很大的帮助。在活动中,孩子也会感受到母亲操持家务的辛劳,心生感恩。正如俗话所说‘惜劳’,孩子真正付出,真正去劳动,才会知道感恩,才会知道付出者的艰辛。所以,不能让孩子不劳动,绝对不能让他养成懒惰的习惯。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~

 

89 Bagaimana Bisa Menyapu Dunia, Tanpa Pernah Menyapu Rumah?

Cerita Budi Pekerti 89

Bagaimana Bisa Menyapu Dunia, Tanpa Pernah Menyapu Rumah?

 

Ada seorang anak tidak pernah menyapu lantai rumahnya. Seorang senior datang berkunjung, begitu memasuki rumah si anak, berkata padanya: “Lantainya begitu kotor, kenapa tidak kamu sapu?” Si anak lalu menjawab: “Tanganku ini hanya digunakan untuk menyapu dunia.” Bicaranya sungguh besar! Banyak sekali anak-anak yang bilang, setelah dewasa ingin menjadi seorang pejabat maupun pengusaha besar.

 

Setelah melihat kamar si anak pun berantakan, senior ini berkata lagi padanya: “Bagaimana bisa menyapu dunia, tanpa pernah menyapu rumah!” Sama halnya pula, bahkan kamar tidur sendiri saja tidak bisa diurus dengan baik, bagaimana bisa menjadi seorang pengusaha?

 

“Di Zi Gui” juga merupakan ilmu manajemen dasar tentang perilaku hidup. Kebiasaan hidup disiplin sudah harus ditanamkan sejak anak masih berusia dini. Orang tua jangan hanya berpikir kelak di kemudian hari barulah membiarkan si anak belajar mengelola bisnis, si anak pasti bisa melakukannya, namun mulai sekarang kita harus meletakkan fondasinya terlebih dulu.

 

Jika ada seorang yang bergelar Magister Administrasi Bisnis (MBA) datang melamar pekerjaan, namun rumah dan kamar tidurnya begitu berantakan, apakah orang seperti ini anda berani mempekerjakannya? Maka itu, semua ilmu yang telah dia pelajari hanyalah omong kosong dan teori belaka.

 

Paman Lu pernah bercerita, ketika pergi memantau ke kantor cabang perusahaannya, beliau pasti akan menemui manajer yang bekerja di sana, melihat apakah meja kerjanya tertata rapi dan apakah semua arsipnya sudah disusun. Jika hal sekecil ini saja tidak bisa ditangani dengan teratur, dia akan sulit menyelesaikan pekerjaannya sesuai aturan perusahaan.

 

Maka, dari tempat yang kecil kita dapat belajar hal yang besar, dari hal yang sepele, kita bisa melihat apakah pikiran seseorang sedang tenang atau kacau. Oleh karena itu, mengembangkan kemampuan anak dalam berperilaku dan belajar keterampilan hidup, haruslah ditanamkan sejak usia mereka masih kecil.

 

Beberapa pengusaha sukses memiliki penglihatan yang tajam, sekali lihat perilaku dan keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, mereka sudah tahu sampai di mana tingkat kemahirannya, tidak dapat menipunya.

 

Banyak orang merasa: Dengan bersekolah tinggi dan memperoleh gelar MBA, saya dapat menemukan pekerjaan yang bagus. Namun apabila tidak bisa berperilaku dan mengerjakan sesuatu dengan baik, sudah bisa dipastikan mereka tidak akan dipekerjakan oleh para pengusaha berbakat ini. Jadi, agar kelak di kemudian hari anak-anak bisa bekerja di perusahaan yang mempunyai masa depan yang cerah, saat ini juga kita harus meletakkan fondasinya dengan baik dan benar.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Kehidupan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【生活篇】

一屋不扫 何以扫天下?

  

有个小孩在家里从来不扫地。有一位长者进了他家,就跟他说:‘地如此脏,为何不扫一扫?’小孩就说:‘我这个手是用来扫天下的。’口气真大!很多小孩说以后要当大官,要当大企业家。结果看他的房间乱七八糟。这位长者就跟孩子说:‘一屋不扫,何以扫天下!’就连屋子都扫不好,如何能够扫天下?同理,连自己的卧房都整理不好,又如何能当企业家?

 

《弟子规》也是管理学,是基础管理学。有条不紊的习惯要从幼小时开始扎根。家长不要只想着以后让他学企管,他就会了,现在要先打基础。一个企管硕士来应征,然而他的家里、房间都很零乱,这样的人你是否敢任用?所以,他学到的管理学都是纸上谈兵。

 

卢叔叔曾经跟我说过,他到分公司去巡视,一定会去看看这些分公司的主管,他的桌子是否整理好,他的档案是否都归档了。假如连这些小事都不能处理的有条不紊,公司的工作就很难循规蹈矩去完成。所以,小地方大学问,都可以从细小之处,看到一个人的心是定或是乱的。

 

因此,培养孩子做人做事的能力,一定要从小扎根。一些成功的企业家都有火眼金睛,一看就得知一个人做人做事的火候到何程度,欺骗不了他。所以,很多人觉得:我用大学、用硕士的文凭,就可以找到很好的工作。假如他做人做事不好,肯定不会被这些很优秀的企业家所录用。因此,为孩子往后能到一个非常有前景的企业去做事,现在就要把基础打好。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

         ~蔡礼旭老师 讲述~