Sunday, 28 June 2020

65 Memberikan Teladan Dengan Tindakan Nyata


Cerita Budi Pekerti 65
Memberikan Teladan Dengan Tindakan Nyata

Sekarang kalian telah mengetahui pentingnya ajaran bakti, maka harus mulai mendidik anak. Bagaimana caranya? Cara yang paling mudah dan paling efektif, yakni “Memberi teladan dengan tindakan nyata”.

Ada seorang guru, setelah belajar “Di Zi Gui”, menyadari bahwa setelah belajar maka harus menerapkannya dalam kehidupan keseharian, setelah belajar “Prinsip dalam berbakti”, dia juga merasakan bahwa dirinya dengan ajaran bakti masih mempunyai jarak, maka itu dia berkata pada diri sendiri harus berupaya mengamalkan ajaran bakti.

Kebetulan tanggal 1 Mei adalah hari libur, bertepatan pula dengan hari ulang tahunnya, dia pulang ke rumah Ayahbunda-nya. Kita selalu memanfaatkan kesempatan ini untuk mendidik anak dan membangkitkan hati bakti mereka. Guru ini juga bersikap sedemikian rupa. Setelah pulang, kebetulan nenek luarnya juga berada di sana, dia memindahkan tiga kursi dan mempersilahkan nenek luarnya, ayah dan bundanya duduk.

Lalu berkata pada ayahbundanya: “Usia saya sudah 35 tahun, selama 35 tahun ini saya telah melakukan banyak hal yang salah dan membuat Ayahbunda banyak khawatir. Sekarang saya telah mempelajari ajaran insan suci dan bijak, selanjutnya saya akan berusaha menjadi seorang putri yang berbakti. Hari ini adalah ulang tahunku, juga merupakan hari kesengsaraan Ibunda, maka itu saya ingin bersujud tiga kali pada bunda.”

Usai berkata dia mulai bersujud, saat sujud pertama, bundanya langsung meneteskan air mata, saat sujud kedua kali, putranya yang ikut menyaksikan pemandangan yang mengharukan tersebut, tanpa diperintah langsung berjalan ke arah ayahnya dan mulai membantu memijat ayahnya.

Adakah dia memberi arahan pada putranya? Tidak ada. Putranya hanya melihat bundanya sedang bersujud pada kakek dan neneknya, sedang mengamalkan ajaran bakti, kekuatan dari tindakan nyata ini, tanpa sadar memberi dampak besar bagi sang anak. Oleh karena itu, meskipun tanpa diperintah putranya merasa jika dirinya tidak berbuat sesuatu, rasanya bersalah pada Ayahbunda, maka itu membantu memijat Ayahnya.

Kemudian, ketika guru ini pulang ke rumah, begitu masuk, putranya berkata pada Ayahbundanya: “Tahun depan saat saya berulang tahun, saya juga ingin bersujud pada kalian”. Maka itu, cara mendidik bagaimana yang paling mudah dan paling kelihatan hasilnya? Yakni dengan “Memberi teladan dengan tindakan nyata”.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
         ( Seputar “Bakti dan Hormat” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

教化实例   ~ 【孝敬篇】
教孝要以身作则

现在大家都知道了孝道的重要,就要开始教育孩子。孝要如何教起?最省力最简单最有效的做法,就是‘身教’,以身作则。有一位老师,她学习《弟子规》之后,深刻体会到学了就应该要做到,学了‘入则孝’之后,也觉得自己与孝道还有一段差距,所以她告诫自己一定要开始力行。

刚好五一放假,她回到家里,也恰巧遇上了她的生日。我们常常会利用这个机会去教导孩子尽一分孝心。她也是用同样的态度,回去之后搬了三张椅子,因为刚好她的外婆也在,就请外婆坐,请爸爸坐,请妈妈坐。然后对她的父母说:‘我已经三十五岁了,三十五年来让父母操了不少心,也做错了一些事情。现在我已经学习了圣贤教诲,往后我一定要尽心尽力做一个孝顺的女儿。今天是我的生日,也是母亲的受难日,所以我要向母亲行三跪九叩礼。’说完之后就拜下去,第一拜拜下去,她的母亲眼泪就流下来;第二拜再拜下去,她的儿子刚好在旁边观看,不由自主就走到父亲的身边开始帮他父亲按摩。她有没有跟孩子说话?没有。孩子只是看到妈妈在拜外公、外婆,在行孝道,这种身体力行的力量,无形中就给孩子很大的震撼。因此,孩子不由自主觉得,自己不做点什么,好像对不起父母,所以就去帮父亲按摩。

后来,那位老师回家时,一进门,孩子就对父母说:‘明年我生日时,我也要拜你们。’所以,最省力、最见效的方法的是什么?‘以身作则’。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师

64 Kebahagiaan Yan Yuan


Cerita Budi Pekerti 64
Kebahagiaan Yan Yuan

Konfusius sangat memuji murid-nya yang bernama Yan Yuan (Yan Hui), oleh karena Yan Yuan memiliki etika moral yang sangat baik. Di dalam “Lun Yu” (Analek Konfusius) disebutkan bahwa hal yang membuat Konfusius kagum pada Yan Yuan adalah dikarenakan Yan Yuan ‘Tidak pernah melampiaskan amarah pada orang lain’ dan ‘Tidak pernah mengulangi kesalahan untuk kedua kali’.

Kemampuan Yan Yuan melakukan perubahan sangatlah kuat, lagipula dia tidak akan marah, keterampilannya menahan kesabaran juga sangatlah baik. Yan Yuan bersabar pada hidup susah, bahagia dalam mengamalkan ajaran, ‘Dengan keranjang bambu buat mengisi nasi dan belahan labu untuk meneguk air, namun kebahagiaan Yan Yuan tidak pernah berubah’. Yan Yuan benar-benar mewujudkan keterampilan melatih diri.

Di dalam “Lun Yu” juga disebutkan bahwa Yan Yuan ‘Tidak pernah menonjolkan kebaikannya dan tidak pernah memamerkan jasanya’. Sejak awal Yan Yuan tidak pernah membanggakan jasanya sendiri dan tidak memamerkan kelebihan yang dimilikinya. Dia sangat rendah hati, membiarkan orang lain saja yang mendapat jasa, dia selalu merasa semua ini memang hal yang patut dia kerjakan.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~   
                 颜渊之乐

孔夫子很赞叹他的学生颜渊,颜渊具备很好的德行。在《论语》里孔夫子赞叹颜渊是‘不迁怒,不贰过’。颜渊的改过能力很强,而且他不会发怒,忍辱的功夫也非常好。颜渊又能做到安贫乐道,‘一箪食,一瓢饮,回也不改其乐’。颜渊确实做到修身的功夫。在《论语》里同时也提到颜渊是‘无伐善,无施劳’。颜渊从来不夸耀自己的功劳,不炫耀自己的优点。他很谦卑,懂得把功劳让给别人,总觉得那些都是自己应该做的事。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师

Saturday, 20 June 2020

63 Kaisar Tai-zong Menerima Nasehat


Cerita Budi Pekerti 63
Kaisar Tai-zong Menerima Nasehat

Suatu kali (dalam rapat pagi) ada seorang pejabat kekaisaran yang menulis naskah yang panjang untuk mengkritik Kaisar Tang Tai-zong. Usai mengkritik, pejabat ini pun berjalan keluar dari aula istana.

Ada beberapa pejabat lainnya berkata pada Kaisar: “Kaisar, sebagian besar yang dia katakan tidaklah benar, mengapa Anda tidak menghukumnya? Mengapa tidak menghentikan perkataannya?”

Kaisar Tang Tai-zhong berkata: “Dari sepuluh kalimat yang dia lontarkan, ada dua kalimat yang benar, maka itu saya menerima kritikannya. Apabila saya menghentikannya dan hal ini tersebar keluar, rakyat akan berkata bahwa Kaisar masih saja menyangkal nasehat dan kritikan dari orang lain. Bersamaan dengan gunjingan ini, kelak siapa lagi yang berani memberi nasehat?”

Kaisar Tang Tai-zong mampu melihat sebegitu mendalam dan sedemikian jauhnya, maka dapat menerima dengan lapang nasehat dari orang banyak, dan selanjutnya mempertimbangkannya sendiri, dengan begini tidak akan menghalangi pejabat setia yang ingin memberinya nasehat.

Ketika Kaisar Tang Tai-zong berhadapan dengan sindiran orang lain, dia akan bersikap sedemikian rupa. Maka itu, seberapa besar kelapangan hati yang dimiliki oleh seseorang, seberapa tinggi pula keberhasilan akan diraihnya.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~     
                 太宗纳谏

有一次,有一个臣子长篇大论地批评唐太宗。批评完之后,这位臣子就出去了。旁边几位大臣就跟皇上说:‘皇上,他所说的多数都是假的,您为何不责罚他?为何不制止他的话?’唐太宗就说:‘他说十句有两句对的,我就采纳。假如我去制止他,这样一传出去,说皇上对别人的谏言还会反驳,还会批评。此风一起,以后谁敢谏言?’唐太宗能够看得这般深远,能广纳众言,再自己去判断,这样就不会堵塞忠臣对他的劝谏。唐太宗面对别人讥毁的时候,他是持这样的态度。所以,一个人的心量有多大,成就就有多高。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
      讲述  ~  蔡礼旭老师

62 Shu-ao Mengubur Ular


Cerita Budi Pekerti 62
Shu-ao Mengubur Ular

Pada periode Chun Qiu dan Zhan Guo (770 SM-221 SM), Raja Zhuang dari Negara Chu mempunyai seorang pejabat tersohor bernama Sun Shu-ao. Sun Shu-ao merupakan seorang yang berhati mulia dan penuh welas asih, suatu hari saat Shu-ao masih kecil, dia melihat ada seekor ular berkepala dua, segera membunuh ular itu dan menguburnya, kemudian sambil menangis tersedu-sedu dia pulang ke rumah.

Oleh karena di daerah mereka ada sebuah rumor, siapa saja yang melihat ular berkepala dua, maka dipastikan orang tersebut akan meninggal. Karena rumor inilah, begitu melihat ular berkepala dua, dia pun membunuh lalu menguburnya dengan baik, berharap agar orang lain tidak melihat ular ini juga.

Namun saat terpikir bahwa dirinya akan meninggal, serta tidak bisa berbakti lagi pada Ayahbunda, saat itu usianya masih kecil, makanya menangis sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Alhasil ibundanya sangat senang usai mendengarnya, saya percaya bahwa ibundanya termasuk orang yang paham akan kebenaran, dia berkata pada Shu-ao, setiap niat pikiranmu adalah demi orang lain, maka jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa.

Kemudian setelah tumbuh dewasa, Sun Shu-ao menjadi pejabat tinggi di Negara Chu dan mendapatkan kepercayaan dari Raja Zhuang.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~     
                 叔敖埋蛇

在春秋战国时代,楚庄王有一位很有名的臣子,叫孙叔敖。孙叔敖为人很仁慈,有一天他看到了一条蛇有两个头,是双头蛇,他立刻就把它打死,打死之后埋起来,然后就哭哭啼啼回家了。因为他们当地有一个传言,只要见到双头蛇的人一定活不了。因此,他一见到这条蛇,就不希望别人再见到,所以把它打死之后埋好。但是他想到自己活不了,对父母不能尽孝了,那时候他年纪还小,所以就一路哭回去。结果他母亲听完很高兴,我相信他的母亲也是懂道理之人,她说你念念都是为别人,不会有难的,不要担心。后来孙叔敖做了楚国的大臣,得到楚庄王的信任。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师

61 Hati Lapang Berkah pun Besar


Cerita Budi Pekerti 61
Hati Lapang Berkah pun Besar

Di rumah Fan Zhong-yan terdapat sebidang tanah berberkah yang sangat bagus, sering disebut sebagai sarang naga atau masa kini lebih dikenal dengan istilah feng shui. Sebagian orang akan mempergunakannya untuk apa? Mereka akan segera memakamkan para leluhur di tanah tersebut, agar anak cucunya kelak menjadi kaya dan makmur.

Namun Fan Zhong-yan tidak berbuat demikian, dia menyumbangkan tanahnya untuk pembangunan sekolah, dan sekarang adalah sebuah lembaga sekolah menengah atas di kota Suzhou, Tiongkok. Selama seribu tahun di tempat ini, telah menghasilkan hampir 400 orang calon sarjana dan lebih dari 80 orang sarjana negara.

Keuntungan besar yang didapat dari pembangunan ini bukan untuk dirinya sendiri, namun Fan Zhong-yan ingin supaya lebih banyak orang dapat hidup dalam feng shui sedemikian rupa, di mana lokasinya berdekatan dengan bukit dan arus air, maka hasil dari belajar akan lebih efektif.

Hati makin lapang berkah pun makin besar, seribu tahun telah berlalu, namun anak cucu Fan Zhong-yan dan pendidikan keluarga masih sangat makmur dan sejahtera.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~     
                 量大福大

范仲淹先生家里,有一块非常好的宝地,就是所说的龙穴。一般人会用来做什么?赶快把祖坟葬在这里,以后子孙会发达。范仲淹先生没有这样做,他把这块地捐出来建造学校,这块地在苏州现在是一座高中的校址。将近一千年来,这里出现了将近四百个进士,八十几个状元。他兴建大利不为自己,让更多的人生活在这样的风水当中,依山傍水,读书的效果就特别好。心量愈大福愈大,所以现在一千年过了,他的子孙、家道还是很兴旺。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师

60 Saat miskin tidak mengubah cita-cita, saat kaya tidak mengubah kedisiplinan


Cerita Budi Pekerti 60
Saat miskin tidak mengubah cita-cita, saat kaya tidak mengubah kedisiplinan

Tempo dulu ketika Fan Zhong-yan sedang belajar di ruang penginapan di sebuah Vihara (zaman dulu sebelum mengikuti ujian negara di ibukota, para pelajar miskin akan memilih menginap di Vihara), secara tidak sengaja dia menemukan setumpuk emas.

Saat itu dia masih sangat miskin, kita selalu mengatakannya sebagai “Mengganjal perut dengan bubur”, memasak satu panci bubur, setelah masak lalu didiamkan sampai dingin dan jadi padat, yakni melekat jadi satu kesatuan, lalu dipotong-potong, setiap tiba waktu makan, hanya boleh menyantap satu potong saja.

Dalam kondisi yang begitu miskin dan susah, Fan Zhong-yan menemukan setumpuk emas, apa yang akan dilakukannya? Hatinya tak tergerak sama sekali, emas itu malah dikuburnya dengan baik. Di kemudian hari, Fan Zhong-yan berhasil lulus ujian negara, mengerahkan segenap kemampuan guna mengabdi pada rakyat.

Suatu hari, pengurus Vihara tempat dia menginap dulu, mengetahui bahwa Fan Zhong-yan berhasil lulus ujian negara dan sekarang sudah jadi pejabat, makanya mengunjunginya untuk minta donasi.

Fan Zhong-yan berkata: “Tidak masalah, saya akan mendonasikan sejumlah sekian.” Pengurus Vihara yang mendengarnya langsung terperanjat: “Tetapi mustahil Anda sekarang bisa mempunyai kekayaan sebanyak itu.”

Fan Zhong-yan berkata lagi: “Cobalah kalian gali di salah satu sudut Vihara, di sana terdapat sekantong emas.” Setelah digali, ternyata benar ada sekantong emas yang terkubur dengan baik.

Ketika seseorang masih belum memiliki ketenaran dan keuntungan, namun dia tetap teguh tak tergoyahkan oleh ketenaran dan keuntungan, inilah keterampilan yang sesungguhnya dari insan terpelajar.

Seperti yang dikatakan sebagai: “Saat miskin takkan mengubah cita-cita, saat kaya takkan mengubah kedisiplinan”. Fan Zhong-yan memiliki keterampilan sedemikian rupa, barulah dalam lingkungan pekerjaannya yang rumit, dia dapat melewatinya sebagai “Meskipun ratusan godaan menghampiri, namun tetap berpendirian teguh dan takkan terpengaruh”.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~     
贫贱不能移 富贵不能淫

范仲淹先生当初在一座寺庙的房间里读书,偶然的机会发现了一堆金子。他当时还很穷,我们常说的饘粥糊口,煮一锅粥,煮完之后让它自然凝固,就黏在一起变成一大团,再用刀切开,一餐吃一块。在如此穷困的状况之下,发现了一堆金子会如何处置?完全不为所动,把它埋好。后来考上功名,为人民服务尽心尽力。

以后遇到一个因缘,这个佛寺知道他已经功成名就,就去找他化缘。范仲淹说:‘好,我捐多少多少钱。’听到的人很惊讶:‘你现在也没有这么多钱。’他说:‘到寺庙里的某一个角落去挖,那里有一袋金子。’真的去挖,就是那一袋金子。一个人还没有名、没有利的时候,他对名利都能够不为所动,这是读书人真正的功夫。所谓‘贫贱不能移,富贵不能淫’。他有这样的功夫,才能在如此复杂的官场中,‘百花丛中过,片叶不沾身’。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师

Sunday, 7 June 2020

59 Kisah Dewa Lü Dong-bin


Cerita Budi Pekerti 59
Kisah Dewa Dong-bin


Dalam Taoisme ada kisah tentang Delapan Dewa, di antaranya ada Zhong Li, guru dari Lü Dong-bin. Zhong Li ingin mengajarkan Lü Dong-bin sebuah ilmu sulap yang diberi nama ‘Mengubah Besi Menjadi Emas’. Zhong Li berkata pada Lü Dong-bin: “Setelah menguasai metode ini, saat melihat ada orang miskin, maka hanya dengan sekali tunjuk, kamu sudah bisa menolongnya.”

Lü Dong-bin pun bertanya, setelah besi ini berubah menjadi emas, apakah emas ini akan berubah lagi menjadi besi? Zhong Li berkata: “500 tahun kemudian emas ini akan berubah jadi besi kembali.” Lü Dong-bin berkata: “Bukankah ini mencelakai orang yang hidup pada 500 tahun mendatang, saya tidak akan melakukan hal semacam ini.”

Zhong Li berkata bahwa untuk menjadi seorang dewa, harus mengumpulkan sebanyak 3.000 pahala, namun 3.000 pahala ini telah sempurna hanya dengan sebutir niat hati Lü Dong-bin. Oleh karena dia bukan hanya berpikir untuk orang yang hidup pada masa kini, dia juga peduli terhadap orang yang hidup pada masa 500 tahun mendatang. Ini membuktikan hati Lü Dong-bin sungguh mulia dan welas asih.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~     
            仙人吕洞宾

道家有八仙,其中吕洞宾的老师是钟离。钟离要教吕洞宾一个法术,叫 点铁成金。钟离就跟吕洞宾说: 这个方法学会之后,你见到贫穷的人,点一下,就可以帮助他。吕洞宾又问,此铁变成金子以后会不会又变成铁?钟离说: 五百年之后会变回来。吕洞宾说: 那岂不是害了五百年以后的人,这种事我不干。他的老师说成仙要积三千功行,他这一念心三千功行都圆满了。因为他不是只想到当下的人,五百年后的人他都能够去爱护,代表他的心非常仁慈。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师



Friday, 5 June 2020

58 Ayah dan Anak Sehati


Cerita Budi Pekerti 58
Ayah dan Anak Sehati

Saat memberi nama seorang anak, Ayahbunda zaman dulu berharap agar sang anak dapat menjadi seperti nama yang mereka berikan. Contohnya Fan Zhong-yan, dia menamai putra sulungnya Fan Chun-ren, berharap agar putranya memiliki sebutir hati yang bersih, berhati mulia dan penuh kasih.

Di suatu hari saat putranya sudah dewasa, Fan Zhong-yan menyuruh putranya mengantarkan gandum sebanyak 500 dou (dou adalah satuan takaran beras zaman dulu, 1 dou setara dengan 10 liter beras) ke kampung halamannya, Jiangsu. Selama proses pengiriman, Fan Chun-ren bertemu dengan sahabat lama ayahnya. Saat mengobrol, Chun-ren memahami bahwa kondisi keluarga sahabat lama ayahnya ini sedang buruk, ayahbundanya sudah meninggal namun belum dikuburkan dengan layak, putrinya juga belum menikah, maka itu butuh uang dalam jumlah besar.

Fan Chun-ren segera menjual 500 dou gandum yang dibawanya, namun hasilnya masih belum mencukupi, lalu dia menjual kapal yang digunakan untuk mengangkut gandum, barulah kesulitan sahabat lama ayahnya dapat teratasi.

Kemudian dia pulang ke ibukota dan melapor pada ayahnya bahwa dia telah menjual semua gandumnya, ketika ayah dan anak ini sedang duduk semeja, Fan Chun-ren berkata pada ayahnya: “Ayah, setelah saya menjual 500 dou gandum, uangnya masih tidak cukup.”

Sang ayah menengadahkan kepala sambil berkata pada putranya: “Kalau begitu kamu jual saja kapal kita.” Fan Chun-ren berkata: “Ayah, kapalnya sudah saya jual.”

Inilah yang disebut sebagai ayah dan anak sehati. Gandum sudah dijual dan kapal juga sudah dijual. Budaya kemuliaan dan kebajikan diwariskan secara turun temurun, lebih dari 800 tahun lamanya Keluarga Fan tidak mengalami kemerosotan, merupakan balasan yang paling nyata.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
                  ( Seputar “Kebajikan” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008

德育故事  ~     
                 父子同心

古代父母给孩子取名字,就是对孩子的期许。像范仲淹就给他的大儿子取了个名字,叫范纯仁,期许孩子纯是一颗仁慈之心。他的孩子长大了,有一天,吩咐儿子押解五百斗麦子回江苏老家。在运送过程中,范纯仁遇到了父亲的一个老朋友。在交谈中,了解到父亲这位故友家庭状况很不好,父母都还没有安葬好,女儿还没有出嫁,所以需要一大笔钱。范纯仁立即就把五百斗麦子卖掉,结果钱还是不够,范纯仁又把押解麦子的船也卖了,这样就解决了他父亲故友的困难。后来他就回京城跟父亲报告,当父子两个坐在同一张桌子旁边,范纯仁说: 父亲,我把五百斗麦子卖掉以后,钱还是不够。他父亲抬起头来对他说: 那你就把船也卖了吧!范纯仁说: 父亲,我已经卖掉了。所谓真正是父子同心。麦子卖掉了,船也卖掉了。仁德之风传了八百多年都没有衰,就是最丰厚的果报。

德育故事 ~ 小故事 真智慧
     讲述  ~  蔡礼旭老师