Cerita Budi Pekerti 49
Memikul Duri Meminta Hukuman
Pada era peperangan antar negara, ada dua pejabat dari
negara Zhao, bernama Lin Xiang-ru dan jenderal Lian Po. Oleh karena kontribusi
Lin Xiang-ru yang besar untuk negara Zhao dan telah berhasil mengembalikan batu
giok pusaka, maka Kaisar Zhao menganugerahkan dia sebagai pejabat senior.
Namun Lian Po merasa tidak adil, sebab dia adalah
jenderal besar yang memimpin ratusan ribu prajurit, sedangkan Lin Xiang-ru
hanyalah seorang insan terpelajar, tidak berjasa dan berprestasi di medan
perang tetapi mendadak jabatannya lebih tinggi dari dirinya, sehingga sering
kali mencari masalah dengan Lin Xiang-ru. Lin Xiang-ru tidak ingin berseteru
dengan Lian Po, jika Lian Po datang mencarinya, dia akan menghindar dengan
alasan sakit.
Pernah suatu kali di tengah jalan, Lin Xiang-ru melihat
kereta milik jenderal Lian Po datang mendekat, dengan segera dia meminta kusir
keretanya mengambil jalan memutar. Para kerabatnya sangat tidak senang dengan
sikap Lin Xiang-ru, lalu berkata: “Tuan, mengapa Anda begitu pengecut? Mengapa
mesti takut padanya?” Lin Xiang-ru lalu berkata pada mereka: Bagi saya pribadi,
penghinaan seperti ini bukanlah masalah, namun jika antara saya dan jenderal
Lian Po terjadi perseteruan, maka negara yang akan mengalami petaka besar.
Mengapa negara Qin tidak berani menjajah negara kita?
Oleh karena keberadaan saya dan jenderal Lian Po. Jangan demi masalah pribadi,
sehingga menyebabkan negara jatuh ke dalam bahaya yang semakin besar, bahkan membuat
malu negara, maka ini akan menjadi masalah yang gawat. Lin Xiang-ru tidak
pernah memikirkan kepentingan dirinya sendiri, namun selalu menempatkan
kepentingan orang banyak di atas segalanya, yaitu demi kepentingan negara dan
rakyat.
Kemudian pembicaraan ini sampai ke telinga jenderal besar
Lian Po, bagaimanapun sang jenderal adalah seorang yang pernah mempelajari
ajaran insan suci dan bijak, segera timbul rasa bersalah di hatinya. Maka itu,
sambil membawa semak berduri, beliau pergi ke rumah Lin Xiang-ru, dengan
memikul duri meminta hukuman. Lin Xiang-ru yang mengetahui kedatangan jenderal
Lian Po, juga sangat terharu, bergegas berjalan ke hadapan jenderal berusia
lanjut ini dan membantunya berdiri. Jenderal Lian Po dapat menyadari dan
memperbaiki kesalahannya, dan mengubah keduanya menjadi sahabat baik, serta
telah menyelamatkan negara dari petaka.
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
(
Seputar “Tahu malu” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
德育故事 ~【 耻 】
负荆请罪
在战国时代,赵国有两位大臣,一位是蔺相如,另外一位是廉颇将军。因为蔺相如完璧归赵,对赵国有很大的贡献,赵王把他封为上卿。而廉颇是带领数十万大军的大将军,他就觉得蔺相如是一介书生,也没有立下汗马功劳,居然位子在他之上,心里很不平,常常去找蔺相如的麻烦。蔺相如看到廉颇来找他,不想跟他当面冲突,就以生病为理由避开。有时候走在路上,刚好廉颇将军的马车来了,蔺相如立即交代他的下人绕道而行。他们这些家人心理就很不平衡,说: “大人,您为何这样懦弱?为何会怕他?” 蔺相如就告诉他们:对我个人的这种羞辱没有关系,假如我跟廉颇将军起了冲突,国家将会有很大的灾难。秦国为什么不敢侵犯我们?就是有我跟廉颇将军在。我们不能因为个人的荣辱,而令国家陷于更大的危难,甚至于致使国家蒙受耻辱,那就严重了。蔺相如念念不是想自己,而是以大局为重,为国家、为人民着想。
这段话后来传到了廉颇大将军的耳中,将军毕竟是读过圣贤书的人,立刻生起忏悔之心。所以,老人家背着荆棘,走到蔺相如的家里,负荆请罪。蔺相如知道廉颇将军来,也非常感动,赶快冲向前去把老将军扶起来。廉颇知过能改,使两个人变成了莫逆之交,让赵国免于灾患。
【 德育故事 ~ 小故事 真智慧 】
【 讲述 ~ 蔡礼旭老师 】