Cerita Budi Pekerti
100
Sebelum Menggunakan
Barang Orang Lain, Mintalah Izin Terlebih Dahulu
Ada seorang anak perempuan baru berusia enam tahun, hari
itu cuaca di sekolah agak dingin, gurunya mengambil sepasang sepatu katun milik
teman sekelas untuk dipakai olehnya, namun anak ini tidak mau memakainya, dia
bilang bahwa teman sekelasnya ini belum menyetujuinya. “Sebelum menggunakan
barang orang lain, mintalah izin terlebih dahulu, jika tanpa izin, berarti
mencuri”
Sesungguhnya, anak-anak adalah senjata ampuh untuk
belajar tentang kebenaran, mereka masih sangat lugu. Pendidikan etika ini juga
dapat dijadikan bahasa sehari-hari dalam keluarga, guna membangun kesepakatan
bersama. Bagaimanapun hubungan antar anggota keluargalah yang paling dekat dan
erat, namun hubungan yang semakin akrab bukan berarti bersikap sopan sudah
tidak diperlukan, jika tidak maka dengan seiring berjalannya waktu, rasa kesal
yang terakumulasi akan meledak jadi amarah, sehingga mengakibatkan
pertengkaran.
Ada sepasang kakak adik yang masih berusia kecil, suatu
hari si kakak pulang dari sekolah langsung memarahi adiknya, si adik begitu
sedih, sambil menangis pergi mencari mamanya. Mamanya yang sedang berada di
dapur, bertanya pada putrinya: “Kenapa menangis?” Si adik berkata: “Kakak
memarahiku.” Tentu saja begitu mendengarnya mamanya tidak langsung pergi
memarahi si kakak, namun harus memahami kondisinya dengan teliti dan jelas.
Apakah ini penting? Banyak sekali orang tua merasa
seorang abang tidak boleh memarahi adik perempuannya dan tidak boleh memukuli
adik laki-lakinya, tetapi hal ini akan membuat hati si abang dan si kakak tidak
bisa menerimanya, orang tua seharusnya mencari tahu terlebih dulu seluk-beluk
permasalahan.
Maka itu, si mama bertanya lagi pada putrinya: “Mengapa
kakak memarahimu?” Putrinya bilang: “Saya sudah mengambil mainannya kakak.”
Mamanya pun berkata: “Sebelum menggunakan barang orang lain...” Lanjut
putrinya: “mintalah izin terlebih dahulu.” Mamanya berkata lagi: “Jika tanpa
izin...” Putrinya lanjut berkata: “berarti mencuri.”
Alhasil, usai mengucap kalimat tersebut, putrinya
menangis lebih keras lagi, sambil menangis dia berkata: “Mama, saya tidak ingin
menjadi pencuri.” Melalui kesempatan ini, si mama menyampaikan kebenaran ke
dalam hati putrinya, sesungguhnya tiap bait kalimat ‘Di Zi Gui’ merupakan norma
keluarga yang sangat bagus.
Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”
( Seputar
“Berinteraksi dengan orang lain” )
Pembicara: Guru Cai Li-xu
Edisi: Tahun 2008
教化实例 ~ 【待人接物篇】
用人物 须明求
有个小女孩才六岁,那天天气比较冷,老师就拿了其他同学的棉鞋给她穿,她就是不穿,她说因为这个同学没有同意给我穿,‘用人物,须明求,倘不问,即为偷’。确实,小孩是学道的利器,很老实。这条教诲也可以成为家庭中的共同语言,建立共识。毕竟家里的人比较亲密,距离比较近,但是距离愈近,其礼愈不可失,不然久而久之怨就会积累,总有一天可能会爆发,就会吵架。
有一对姊妹,年纪都很小,有一天姊姊回来就骂了妹妹,妹妹很伤心哭着去找妈妈。妈妈在厨房里,看着女儿在哭,就问她:‘为什么哭?’她说:‘姊姊骂我。’当然妈妈并没有听到姊姊骂她就去骂姊姊,而是要仔细的把情况了解清楚。这一点是否重要?很多家长觉得哥哥不能骂妹妹,哥哥不能打弟弟,但这会让哥哥、姊姊心里不服气,还是要把事情的来龙去脉搞清楚。所以,她就继续问女儿:‘姊姊为什么骂你?’女儿就说:‘因为我拿了姊姊的玩具。’妈妈就说:‘用人物。’小女孩就说:‘须明求。’妈妈又说:‘倘不问。’她说:‘即为偷。’结果女儿自己讲完,就哭得更厉害,一边哭一边说:‘妈妈,我不要当小偷。’藉由这个机会点,把道理融入她的心中,其实《弟子规》的每一句话都是很好的家庭规范。
【德育故事 ~ 小故事 真智慧】
~蔡礼旭老师 讲述~