Wednesday 23 September 2020

88 Memasuki Ruangan Kosong Seperti Ada Penghuninya




Cerita Budi Pekerti 88

Memasuki Ruangan Kosong Seperti Ada Penghuninya

 

Di masa kini, banyak sekali anak-anak yang suka mengamati sekelilingnya ketika sedang bertamu ke rumah orang lain, padahal mungkin saja si pemilik rumah sedang sibuk di dapur. Apakah hal seperti ini dibenarkan? Tentu saja tidak boleh. Perilaku seperti ini menunjukkan bahwa kita tidak menghormati si pemilik rumah.

 

Terutama kamar tidur pemilik rumah, lebih tidak boleh sembarangan memasukinya. Tata krama bertamu ini harus kita sampaikan kepada anak-anak. Umpamanya ketika sedang bertamu, si anak sedang melihat-lihat dan sudah berjalan melewati banyak ruangan, jika saat itu pemilik rumah menemukan ada barangnya yang hilang, maka dialah orang pertama yang dicurigai.

 

Semasa kecil saya pernah mempunyai seorang teman, waktu itu dia pergi bermain ke rumah teman sekelasnya, kemudian ada sejumlah uang hilang dari kamar ayah teman sekelasnya ini, keesokan harinya teman sekelasnya menunjuk temanku bahwa dialah yang telah mencuri uang ayahnya. Dia dijuluki seorang pencuri oleh seluruh teman sekolah, benar-benar tidak punya alasan untuk berdebat. Oleh karena dia tidak berdaya membuktikan dirinya tidak mengambil uang tersebut, lagipula dia memang ada masuk sebentar ke kamar ayah teman sekelasnya.

 

Maka itu, kita harus selalu bermawas diri dan menghindari kecurigaan, sehingga orang lain tidak salah paham kepada kita. Inilah mengapa kita harus “Memasuki ruangan kosong seperti ada penghuninya”.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Kesusilaan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【习礼篇】

入虚室 如有人

  

现在有很多孩子,到别人家里,可能主人到厨房去忙,小孩就四处参观。这样对不对?不对,这是对主人不尊敬的表现。尤其主人的卧房更不可以乱进入。这些都要给孩子做出提示。比如说很多房间他都走过了,如果主人发现有东西不见了,他就是第一嫌疑。我曾有一个朋友,小时候到同学家去玩,结果同学爸爸的房间里有一笔钱不见了,隔天他的同学就指着他说是他偷的。他在全班同学的心里被贴上了一个小偷的标签,百口莫辩。因为他无法证明自己没拿,而且他确实进去一段时间才出来。所以,我们要时时警惕,要避免嫌疑,不要被人误会。‘入虚室,如有人’,这是避嫌。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

     【讲述  ~  蔡礼旭老师】

 

Tuesday 22 September 2020

87 Janganlah Duduk Saat Senior Berdiri

Cerita Budi Pekerti 87

Janganlah Duduk Saat Senior Berdiri

 

Ada seorang gadis kecil, baru berusia 2-3 tahun. Suatu hari, dia pergi berpiknik bersama Ayahbunda dan Neneknya, di taman, Ayahnya sedang duduk sambil membaca koran, sedangkan anak ini duduk di atas bangku.

 

Tiba-tiba Neneknya berjalan menghampiri mereka, anak ini segera melompat dari tempat duduknya, namun belum sempat berdiri stabil dia sudah terjatuh karena bangkunya yang terlampau tinggi.

 

Nenek dan Ayahnya merasa heran, bergegas membantunya berdiri, lalu bertanya padanya: “Kenapa kamu melompat?” Anak ini bilang: “Janganlah duduk saat senior berdiri.” Oleh karena Neneknya datang, makanya dia segera melompat dari tempat duduknya.

 

Ayahnya merasa malu, karena tidak menghiraukan dan meneruskan membaca surat kabar, sedangkan putrinya yang berusia 2-3 tahun bisa bangkit berdiri memberikan bangku untuk Neneknya. Maka itu, anak melampaui Ayahnya, menghadapi anak-anak yang belajar ajaran insan suci dan bijak, kita juga mesti ikut belajar bersama mereka, baik-baik menerapkan “Di Zi Gui” dalam kehidupan keseharian.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Kesusilaan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【习礼篇】

长者立 幼勿坐

  

有一个小女孩,她才两、三岁。有一天,跟她父母、外婆出外旅游,在公园里,她父亲坐在那里看报纸,小女孩坐在一个板凳上面。突然她的外婆走过来,结果那个小女孩就迅速跳起来,因为那个椅子比较高,她马上跳起来,没有站稳就跌倒了。她的外婆、父亲都觉得很奇怪,赶快把她扶起,问她:‘你为何跳起来?’小女孩说:‘长者立,幼勿坐。’因为外婆来了,她就赶快跳起来。父亲觉得很汗颜,外婆走过来,他无动于衷在那里看报纸,两、三岁的女儿却起身为老人让座。所以,后生可畏,面对这些学圣贤书的孩子,我们也要跟他们一样好好学习,落实《弟子规》。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

     【讲述  ~  蔡礼旭老师】

 

 

 

 


Friday 11 September 2020

86 Belajar Tata Krama

Cerita Budi Pekerti 86

Belajar Tata Krama

 

Sebuah Taman Kanak-Kanak mengajari murid-muridnya bagaimana cara meladeni tamu, satu per satu dari mereka mulai latihan. Maka itu, Buku Klasik tidak hanya mesti dijelaskan, namun harus mengajak anak-anak memperagakan apa yang tertulis di dalam buku, membiarkan anak-anak terus mengulangi latihan, jika sudah terbiasa maka mereka akan menjadi terampil.

 

Suatu hari, sewaktu makan siang, datanglah seorang bibi. Sebelum bibi ini masuk ke kelas, awalnya murid-murid ini sedang makan bersama, begitu melihat si bibi semuanya menjadi berhenti menyantap hidangan, mereka meletakkan mangkok dan sumpit, lalu sibuk menyambut dan meladeni tamu. Sesungguhnya, ketika mereka dapat menerapkan apa yang telah dipelajari, maka mereka akan belajar dengan penuh sukacita.

 

Begitu si bibi tiba di depan pintu, ada enam orang anak berbaris sejajar, serentak membungkuk memberi hormat dan berkata: “Apa kabar, Bibi!” Bibi inipun tidak berani masuk, si bibi bilang: “Saya merasa kaget sekaligus tersanjung! Sebelumnya belum pernah disambut dengan begitu hormat.” Bibi ini berkata lagi: “Apabila anak-anak generasi selanjutnya bisa berbuat sedemikian rupa, maka kita amat bersukacita dan tidak perlu khawatir lagi.”

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Kesusilaan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【习礼篇】

学礼

  

一所幼儿园教导孩子如何接待客人,一个一个来练习。所以,经文不只是要讲解,还要实际带动孩子来操作,让孩子重复练习,熟能生巧。一天,巧妙的安排,中午吃饭时来了一位阿姨。她要走进教室门以前,所有的孩子本来在吃饭,统统停止,放下碗盘和筷子,争先恐后去接待客人。其实当他们能学以致用,就会学得很欢喜。这位阿姨走到门口,六个孩子排成一排,同时鞠躬说:‘客人好!’这个阿姨不敢走进来,她说:‘受宠若惊!从来没有被这么隆重的礼仪接待过。’接着她说:‘假如下一代的孩子都这样,我们就很欣慰了。’

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

     【讲述  ~  蔡礼旭老师】

 

85 Pendidikan Keluarga Harus Dikembangkan Sejak Usia Dini

Cerita Budi Pekerti 85

Pendidikan Keluarga Harus Dikembangkan Sejak Usia Dini

 

Ayahku menamai saya Cai Li-xu, memberiku beban tanggungjawab yang sangat besar. Setiap kali orang memanggil, apabila saya tidak memiliki tata krama, maka amat bersalah terhadap nama ini. Maka itu, nama ini telah berhasil mengajariku supaya setiap saat harus bersikap sopan terhadap orang lain, bahkan tata krama ini harus seperti sembilan butir mentari, memancarkan cahaya kecemerlangan.

 

Nama ini juga telah membawa begitu banyak peristiwa yang mengesankan, menemani setiap perkembangan diriku. Oleh karena sejak kecil saya mempunyai sebuah kebiasaan, tak peduli di manapun saya berada, asalkan mendengar ada suara senior yang datang, saya pasti akan menghampiri, membungkuk memberi hormat dari hati yang paling dalam: “Paman, apa kabar! Bibi, apa kabar!”

 

Maka itu, tata krama anak sangatlah penting! Dalam proses pembelajaran beberapa hari ini, membahas tentang manfaat baik yang saya peroleh dari tata krama membungkuk memberi hormat, maka itu sejak kecil harus menumbuhkan kebiasaan baik ini, pendidikan kesusilaan keluarga adalah sedemikian pentingnya.

 

Suatu hari, ketika saya berada di dalam lift, ada seorang wanita yang masuk, saya segera bertanya padanya: “Permisi, anda ingin ke lantai berapa?” Saya pun menekan tombol lantai yang dituju wanita ini. Kebetulan di lantai yang sama denganku, selama berada di dalam lift, saya juga tidak lupa menyapanya.

 

Pada suatu kali, ada seorang sahabat Dharma yang ingin menaiki lift berpapasan dengan seorang wanita, dia pun bertanya pada wanita ini: “Permisi, anda ingin ke lantai berapa?” Mendengar sapaan dia yang begitu akrab, wanita ini terus saja tersenyum selama berada di dalam lift, bahkan setelah sampai, wanita ini mempersilahkan sahabat Dharma ini jalan duluan. Oleh karena itu, ketika kita mengulurkan tangan tanda persahabatan, pasti akan memenangkan kembali balasan persahabatan dari orang lain.

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Kesusilaan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【习礼篇】

家教从小养成

  

我父亲给我取蔡礼旭这个名字,对我有很大的约束力。每次人家叫我,假如我很无礼,就对不起我的名字。所以,这个名字也成就了我,教我要时时对人有礼貌。不只是要有礼貌,礼貌还要像九颗太阳一样,把光芒照射出去。

 

  

这个名字也带给我很多趣事,以及伴随着我的成长。因为我从小就养成一个习惯,只要听到长辈的声音,无论我人在何处,一定会走向前来,给他深深一鞠躬:‘叔叔好!阿姨好!’

 

  

所以,孩子的礼貌很重要!这几天的课程中,提到我从鞠躬的礼节得到了很多好处,所以从小要养成有礼貌的好习惯,家庭教育至关重要。

 

  

有一天,我坐电梯时,进来了一位女士,我马上问她:‘请问你上几楼?’我给这位女士按了楼层按钮。刚好跟我是同一楼层,在坐电梯的过程中,我还向她问好。有一次,有位同修坐电梯,碰到一位小姐进来,就问她:‘请问你上几楼?’那个小姐听到他这样亲切的问候,坐电梯时一直都保持微笑,而且到了以后,这位小姐还坚持要让他先走。因此,当我们伸出友谊之手,一定会赢得人家友谊的回馈。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

     【讲述  ~  蔡礼旭老师】

 

84 Tata Krama Adalah Media Komunikasi Terindah Antar Manusia

Cerita Budi Pekerti 84

Tata Krama Adalah Media Komunikasi Terindah Antar Manusia

 

Belajar tata krama harus dimulai sejak kecil. Tersenyum adalah bahasa alami yang digunakan seluruh dunia ketika bertatap muka dengan orang lain. Jika anak sejak kecil tidak bisa bersikap baik terhadap orang lain, maka sangat sulit menyuruhnya tersenyum tulus dan lugu. Apalagi menyuruhnya tulus membungkuk memberi hormat kepada orang lain juga bukanlah hal yang mudah.

 

Di dalam kurikulum yang kami susun untuk para murid, hanya untuk belajar membungkuk memberi hormat saja harus memakan waktu sekitar 2-3 bulan lamanya. Ketika anak memberi hormat sambil membungkuk adalah sebuah bentuk rasa hormat yang keluar dari lubuk hatinya. Jika tindakan dan hati bisa saling berinteraksi, maka anak akan bersikap semakin rendah hati dan menghormati, perlahan-lahan dari hati diwujudkan melalui tindakan.

 

Kami mengajari tata krama pada seorang anak yang baru berusia empat tahun, selesai makan ketika akan beranjak pergi, mesti berkata pada orang-orang yang duduk semeja: “Semuanya, silahkan lanjutkan makannya.” Barulah kita boleh beranjak pergi.

 

Apakah tindakan ini penting? Manusia itu hidup berdampingan dengan orang lain, mustahil seseorang bisa hidup mengandalkan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sosial, jika kelakuan kita semakin baik, maka hubungan antar manusia juga tidak akan mudah timbul perselisihan. Umpamanya, hari ini anda sedang makan bersama rekan kerja, anda selesai makan duluan, lalu anda pergi begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun, inilah yang disebut tidak memiliki etika. Orang-orang akan berkata: “Apakah dia sedang bertengkar dengan kekasihnya?”

 

Bagaimanapun kita semua hidup bermasyarakat, dengan saling menyapa, barulah orang lain tidak akan merasa tersinggung. Maka itu, membiarkan anak setiap saat mengembangkan sikap memberi salam dan menyapa sedari kecil, kebiasaan ini akan menjadi sangat penting baginya, dia akan senantiasa menjaga perasaan orang lain.

 

Setiap murid di Taman Kanak-Kanak kami telah mengamalkannya, bahkan guru pun turut mengamalkan, ini akan menjadi budaya yang baik. Setiap kali bangkit dan berdiri, guru akan membungkuk ke semua murid dan berkata: “Semuanya, silahkan lanjutkan makannya.” Anak-anak akan tersenyum gembira. Mengapa demikian? Mereka bersukacita dan merasa salut, bahkan orang dewasa juga melakukan hal yang sama dengannya. Apabila kita hanya bisa menyuruh sedangkan kita sendiri tidak sudi, mereka mungkin juga tidak akan sudi melakukannya. Maka itu, kita harus memberi teladan dengan tindakan nyata, memperlihatkannya pada anak-anak.

 

Suatu hari usai makan bersama, saat semuanya telah beranjak pergi, tersisa seorang anak belum selesai makan, anak ini baru berusia 4-5 tahun. Akhirnya dia berdiri, terhadap meja dan bangku dia berkata: “Semuanya, silahkan lanjutkan makannya”, para guru pun tersenyum melihatnya. Dari sinilah kita bisa melihat keluguan anak-anak. Seseorang bukan belajar bagaimana cara menyesuaikan dirinya, namun harus belajar bersikap tulus terlebih dulu. Anak ini begitu tulus, kelak pasti dapat mengamalkan sesuai dengan yang diajarkan.

 

Suatu kali guru mengajari murid-murid tata krama mengetuk pintu, mesti mengetuk tiga kali dan tidak boleh terlalu terburu-buru. Karena suara ketukan pintu yang terburu-buru akan membuat kepanikan penghuni rumah. Jika saat itu dia tidak bisa membukakan pintu karena sedang sibuk mengerjakan hal lain, hatinya akan menjadi panik. Maka itu, ketuklah tiga kali dengan pelan.

 

Setelah membuka pintu, dalam menyambut tamu terlebih dulu harus membungkuk memberi hormat: “Apa kabar Bibi, apa kabar Paman.” Ketika ajaran dapat diselaraskan dengan kehidupan, anak-anak akan belajar dengan penuh minat. Saat pintu terbuka, enam anak secara bersamaan menyapa: “Apa kabar Bibi.” Alhasil bibi ini tidak berani masuk. Bibi ini bilang: “Saya merasa kaget sekaligus tersanjung, sebelumnya belum pernah disambut baik seperti ini.” Begitu masuk, anak-anak segera mengambilkan sandal (yang khusus dikenakan di dalam rumah) untuknya, agar bibi ini bisa langsung memakainya. Maka itu, maksud yang terkandung di setiap tata krama adalah setiap saat dapat memikirkan kepentingan orang lain.

 

Begitu bibi ini masuk, anak-anak berkata: “Bibi, silahkan duduk.” Setelah si bibi dituntun duduk dengan baik, mereka bergegas menuangkan air, lalu berkata lagi: “Bibi, silahkan minum.” Inilah tata krama menyambut tamu. Ketika anak anda berbuat sedemikian menyambut senior dan tamu, bagaimanakah tanggapan mereka? Mereka akan merasa bahwa anak anda memiliki pendidikan kesusilaan keluarga yang sangat baik.

 

Saat makan bersama, haruslah yang lebih tua dipersilahkan duduk terlebih dulu, barulah yang lebih muda boleh duduk. Saat kami makan bersama murid-murid, mereka akan membantu mengambilkan sayur untuk senior. Ada seorang anak belajar di sini selama dua minggu, setelah pulang ke rumah, dia makan bersama keluarganya, begitu mulai makan, dia langsung mengambilkan sayur untuk Kakek dan Neneknya.

 

Awalnya Kakek dan Nenek tidak begitu berkenan terhadap budaya Tiongkok, namun tindakan anak ini membuat mereka menyadari bahwa pendidikan kesusilaan selama dua minggu ini telah membawa perubahan yang sangat besar. Siapakah yang diingat anak ini terlebih dulu? Seniornya, yakni Kakek dan Neneknya. Maka itu, perlahan-lahan senior akan menerima, menggunakan ajaran warisan leluhur Tiongkok, meningkatkan kemampuan anak dalam menangani persoalan dan bagaimana menjadi manusia yang baik.

 

Pada waktu bersamaan kami juga membimbing anak-anak dan memberitahu mereka, tentang makna dari tiap posisi tempat duduk di meja makan, dengan begini mereka akan tahu kursi mana yang seharusnya diberikan untuk senior. Kursi utama adalah tempat duduk untuk seorang yang berstatus pemimpin (yang paling senior), umumnya tempat duduk ini menghadap ke pintu.

 

Murid-murid kami akan memberikan kursi utama untuk guru, ketika guru memasuki ruangan, mereka akan berdiri dan menunggu sampai sang guru duduk, barulah mereka duduk. Kebetulan hari itu saya pulang dari Hangzhou, begitu saya masuk, mereka juga berdiri, ketika saya duduk di kursi utama, mereka mulai membalikkan meja, saya pun bertanya: “Mengapa membalikkan meja?” Mereka bilang: “Oleh karena meja ini penuh coretan, tidaklah sopan jika coretan-coretan ini dihadapkan ke guru.” Begitu melihat saya duduk, mereka langsung membalikkan meja ke arah di mana tidak ada coretannya. Maka itu, bukan hanya hati hormat yang berhasil diraih oleh anak-anak ini, namun mereka juga berhasil meraih kemampuan dalam hal pengamatan dan kecermatan, dengan demikian kemampuannya akan meningkat sedikit demi sedikit.

 

Dikutip dari: Ebook “Cerita Budi Pekerti”

 ( Seputar “Belajar Kesusilaan” )

Pembicara: Guru Cai Li-xu

Edisi: Tahun 2008

 

教化实例   ~ 【习礼篇】

礼是人与人之间沟通最优美的媒介

  

学礼一定要从小做起。对人见面的微笑,是国际性的语言。假如孩子从小对人就没有善意,你要叫他笑得很真诚天真,还真困难。要给人家鞠躬,要鞠得很真诚,也不是很容易。我们给孩子安排的课程中,光是鞠躬就鞠了两、三个月。鞠躬鞠到他身体弯下去的时候,是出自内心的一种恭敬。因为任何一个动作,对内心都会有一种互动,心就会愈来愈谦卑,愈来愈恭敬,这是从外慢慢内化。

 

有一个孩子才四岁多,我们教他一种礼仪,就是用完餐起来时,一定要跟同桌的人说:‘大家请慢用。’才能离开。这个行为是否重要?人是群居的,绝对不可能一个人独自生活。在群居的生活中,你的礼仪愈周到,与人的相处就愈不容易产生摩擦。比如说,今天你跟同事去吃饭,你先吃完了,一句话也没讲就离开了,那就失礼。坐在你旁边的人就会看看别人说:‘他今天是不是跟女朋友吵架了?’毕竟大家是团体生活,互相打个招呼,人家才不会觉得很唐突。所以,让孩子从小养成时时能跟人打招呼、问好的习惯,对他来讲就很重要,他会时时想到别人的感受。

 

我们幼儿园的每个孩子都这样做,而且连老师也跟着做,就会做得很好,会形成风气。每次老师站起来,向所有的小朋友鞠躬说:‘大家请慢用。’小朋友都笑得很开心。为什么?他们觉得很欢喜,大人跟我们一样都要做,心里很服气。假如只要求小孩做而我们不做,当老师不在的时候,他可能就不做了。所以,我们一定要以身作则,做给小孩看。

 

有一天刚吃完饭,只剩下一个小朋友还没吃完,这个孩子才四、五岁。结果他站起来,对着桌椅板凳说大家请慢用,旁边的老师都笑起来。我们从这里看到孩子的天真。一个人求学问,一开始不是学变通,而是先学老实。他如此老实,以后一定会依教奉行。

 

有一次,老师在教导孩子礼仪,教他们敲门要敲三声,而且不能敲得太急促。太急促,声音传递给屋里的人,他就会紧张。刚好他又在忙其他的事情,一时间不能来开门,他的心就会砰砰跳。所以,敲门也要和缓,敲三声。开门之后,接待客人要先鞠躬:‘阿姨好,叔叔好。’当我们的教学跟生活结合起来时,孩子会学得很有兴趣。所以,门一开,六个孩子同时说:‘阿姨好。’结果这个阿姨连门都不敢进来。她说:‘受宠若惊,从来没有被人这样盛情接待过。’她一进门,孩子争着帮她拿拖鞋,让阿姨一进门直接可以穿上。所以,每一种礼仪都含有为别人着想的意思。

 

阿姨一进门,孩子就说:‘阿姨,您请坐。’就引阿姨到这里坐好。坐好之后,马上去倒水,然后又:‘阿姨请喝水。’这就是待人之礼。当您的孩子这样去接待长者,接待客人,客人与长者的印象如何?他会觉得这个孩子很有家教,很有教养。

 

吃饭的时候,一定是长者先坐,晚辈才坐。我们和小孩一起吃饭的时候,小孩还会帮助长辈夹菜。有一个孩子来此地学习两个星期,回家之后,跟家里人一起吃饭,刚一开动,他就帮爷爷、奶奶夹菜。本来爷爷、奶奶还不是很认同中国文化,但他这样一做,他们就体会到,这两个星期的教育有很大的变化。小孩处处先想到谁?长者,先想到爷爷、奶奶。所以,长者慢慢的就会接受,用中国的传统教诲,来提升小孩处事做人的能力。

 

我们在教导小孩的同时,还会告诉他们,坐有主位,他就知道哪一个位子应该让给长辈。主位都是具有领导身分的人所坐的位置,这个位子大部分都是正对门口。我们那里的孩子都会把主位让出来,当老师进来了,他们会先站起来,等老师坐了,他们才坐下。刚好那一天我从杭州回来,我一进去,他们也站起来,当我坐到主位的时候,他们就开始转那个桌子,我就问:‘为什么转桌子?’他说,‘因为我们那个桌子有条纹,那个条纹一条一条对着主位是不礼貌的。’他们一看我坐下去,就把桌子转到没有条纹的方向。所以,孩子不只是成就了恭敬心,还成就了他的细心、观察力,如此一点一滴的提升。

 

【德育故事 ~ 小故事 真智慧】

     【讲述  ~  蔡礼旭老师】